Site icon SumutPos

Damri, KA, Taksi Perang Servis

MEDAN-Ada berbagai pilihan yang disediakan untuk mencapai Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA). Mulai dari kereta api, taksi, hingga bus Damri. Semakin dekatnya waktu pengoperasian bandara tersebut, tiga moda transportasi itu mulai pasang strategi jitu untuk menarik minat pelanggan. Berbagai fasilitas hingga servis ditawarkan, termasuk tarif yang ‘terjangkau’.

Ilustrasi bus Damri//sumut pos

Manajer Operasional Blue Bird Medan, Sarwanto menyatakan tarif taksi yang digunakan oleh taksi mereka akan menggunakan tarif batas atas. Atau Rp3.500 per kilometer, dengan biaya flag fall (buka pintu) sebesar Rp6 ribu. Kalau estimasi jarak dari Lapangan Merdeka hingga Kualanamu sepanjang 30 km, maka biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp111 ribu (bila tidak terkena macet), dengan waktu tempuh sekitar 45 hingga 60 menit.

“Biaya tersebut bisa dikatakan murah karena taksi mampu menampung maksimal 5 orang (bila 1 orang adalah anak kecil). Jadi, per orangnya tidak sampai Rp30 ribu orang,” ujarnya, kemarin.

Dijelaskannya, taksi bisa menjadi pilihan dalam moda transportasi ini. Karena, selain kenyamanan, jarak antara Medan ke Kualanamu termasuk jauh sehingga angkutan umum dengan privasi akan lebih diminati. Selain itu, taksi juga dapat menampung berbagai bawaan penumpang yang cukup banyak. Dan tentunya, mampu mengantar dan menjemput pelanggan hingga depan rumah. “Dari survei di Polonia, 2 dari 10 penumpang memilih untuk menggunakan taksi. Nah, kalau prediksi saya, di Kualanamu 5 dari 10 orang. Alasannya, karena jarak tempuh yang cukup jauh,” jelasnya.

Harga Tiket KA Promo

Selain taksi, moda transportasi untuk ke Kualanamu yaitu kereta api. Nantinya, harga tiket ini berkisar Rp80 ribu. Tetapi, untuk uji coba dan menunggu kereta dari Korea tiba di Medan, harga tiket yang diberikan adalah harga promo berkisar Rp50 ribu per orang.

Hal ini diungkapkan Humas PT Railink selaku pengelola kereta api menuju Kualanamu, Mey Hasibuan. “Saat inikan kita masih menggunakan kereta api yang dipinjam dari PT Inka. Nah, kalau yang dari Korea sudah tiba, dan pasar juga menerima, harga tiket akan kembali ke rencana awal,” ujarnya saat dihubungi via telepon.

Dijelaskannya, operasional KA bandara nantinya akan dimulai sejak pukul 04.30 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Atau saat 1 jam sebelum pesawat pertama berangkat, dan saat pesawat terakhir mendarat. Dengan estimasi waktu tempuh selama 30 hingga 45 menit. “Dan kereta api akan berangkat sekitar 1 jam sekali, baik dari Medan maupun dari Kualanamu,” ungkapnya.

Kereta api sendiri hanya mampu menampung 172 penumpang. Karena, bangku yang disediakan hanya sebanyak itu. “Kita memiliki 4 kereta, dengan jumlah bangku 172. Kalau untuk yang berdiri belum kita ketahui. Tapi kemungkinan sangat besar, tidak boleh berdiri,” lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Damri dari koridor Plaza Medan Fair menuju Kualanamu akan dikenakan biaya sebesar Rp15 ribu per orang. Dengan masa tenggang waktu keberangkatan sekitar 15-20 menit. Damri akan menggunakan bus 3 sukuk yang mampu menampung 27 penumpang setiap keberangkatan.

“Jalur mana yang kita tempuh, itu adalah masalah teknis. Dan diurus oleh Dinas Perhubungan Sumut. Nah, kalau macatnya, saya rasa tidak terlalu. Karena kita tidak boleh berhenti untuk mengambil penumpang. Yang pasti, posisi bus kita aman, nyaman, dan bersih,” ungkap Kepala Unit Perum Damri UABK (Unit Angkutan Bis Kota) Medan, Sumut, Drs M Basri Mubin.Selain itu, perusahaan daerah ini juga sudah menyediakan 10 bus untuk tahap awal.

Pemenangnya yang Tepat Waktu

Terkait dengan itu, pengamat transportasi yang juga dosen di Fakultas Teknik Sipil USU, Filiyanti Bangun menyatakan tiga moda transportasi ini akan bersaing dengan ketat. Terutama dalam ketepatan waktu. “Kalau angkutan udara itu kan selalu tepat waktu. Apalagi, mereka mewajibkan para penumpang untuk check in terlebih dahulu sebelum pesawat berangkat. Jelas nanti yang dipilih yang memberikan pelayanan tepat waktu, dan itu nanti yang jadi pemenangnya,” ujarnya.

Prediksinya, yang menang dalam persaingan untuk transportasi ke bandara ini adalah mereka yang memiliki jalur khusus. Atau dengan kata lain, kereta api. Walau harganya termasuk mahal. “Sekarang tidak pandang mahal, cepat, tepat waktu, bersih, dan ber-AC itu akan diminati,” lanjutnya.
Dijelaskannya, kereta api memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan moda trasnportasi lain. Misalnya, jalur khusus, sehingga akan bebas dari macet. “KA tidak akan mengalami kemacetan. Karena ada UU yang mengatur, bahwa KA wajib di utamakan,” lanjutnya.Sementara itu, untuk saat ini, satu kereta api yang lewat, maka akan berakibat kemacetan. Dan minimal waktu yang dibutuhkan untuk mengurangin padatnya lalu lintas tersebut selama 20 menit. “Jadi, bus dan taksi jelas akan terkena dampak dari macetnya,” lanjutnya.

Karena itu, dirinya mengimbau agar pemerintah kota segera melakukan berbagai persiapan. Salah satunya menyediakan jalur khusus untuk Damri agar dapat jalan tanpa hambatan. “Damri juga harus memikirkan, bagaimana mereka akan mengatasi atau menghadapi macet tersebut. Setidaknya, mereka harus buat jalur khusus juga,” imbaunya. (ram)

[table caption=”Perbandingan Moda Transportasi” th=”1″ delimiter=”|” terminator=”/”]

Jenis|Jumlah Unit|Jumlah Penumpang| Tarif|Fasilitas|Waktu Operasi|Durasi Keberangkatan|Jarak Tempuh/

Taksi (Blue Bird)|
95 unit|
4-5 orang|
Per Kilometer:Rp3.500
Buka Pintu: Rp6.000|
AC, privasi, dll|
bebas|
bebas|
45 hingga 60 menit (dari Lapangan Merdeka)/

Kereta Api|
4|
172 orang|
AC, eksekutif, dll|
Promosi:Rp50.000
Normal: Rp80.000|
04.30 WIB-22.00 WIB|
1 Jam sekali|
30 hingga 45 menit (dari Lapangan Merdeka)/

Damri|
10|
27 orang|
Rp15.000 (dari Plaza Medan Fair)|
Supereksekutif|
04.30 WIB-22.00 WIB|
5 atau 30 menit sekali|
sekitar 60 menit (dari Plaza Medan Fair/[/table]

Sumber: data olahan sumut pos

Exit mobile version