Site icon SumutPos

Syiarkan Dakwah dengan Ikhlas

MEDAN- Dakwah merupakan tausyiah yang selalu disampaikan orang-orang  yang mempunyai pengalaman ilmu pengetahuan agama yang sudah didapatnya sejak kecil yakni melalui TK dan di Pondok Pesantren. Dimana, dakwah yang dilakukan ada dua macam sifatnya yakni dakwah secara lisan dan tulisan.

Pada, umumnya orang yang berdawah di tulisan akan sulitnya juga menuangkan ke dakwah lisan. Sebaliknya, orang yang selalu berdakwah secara lisan sangat sukur untuk melakukan dakwah tulisan.

MEDAN – Dakwah saat ini kerap kali menjadi ajang profesi untuk mencari keuntungan kehidupan duniawi. Dengan melakukan dakwah saja, orang tersebut bisa memliki segala yang diinginkan. Salah satunya, kita lihat di Jakarta, banyak para ustad berdakwah dengan melakukan tarif misalnya sekali show tarif berdakwah dihargai jutaan rupiah.

Menanggapi hal itu, Ketua MUI Medan, Prof.H.Mohammad Hatta, MA kepada wartawan Sumut Pos, Kamis (7/6) mengatakan setelah dakwah dianggap sebahagian ahli sebagai pekerjaan professional, maka mereka menatanya dengan prinsip profesional pula. Seperti membentuk organisasi (even organizer), penentuan tarif dan lain sebagainya.

“ E0 itulah yang menentukan tarif. Bukan, langsung si ustad. Kalau di Medan kan tidak ada ustad yang membentuk organisasi. Sehingga, ketika kita butuh ustad kita bisa langsung mendatanginya ke rumah atau memangilnya lewat telpon,”ujar Hatta.

Dilanjutkan Hatta, pada dasarnya dakwah adalah amal ibadah yang mengharapkan ganjaran dari Allah semata bukan berharap mendapatkan imbalan. “Saya rasa bila Ustad benar-benar melakukan dakwahnya secara tulus hati     dan ikhlas. Maka, Allah juga akan memberikan kelapangan rezeki yang baik baginya juga. Karena itu, Ikhlaskanlah. Dengan kita ikhlas melakukan dakwah. Maka, Allah akan melancarkan rezeki kita dengan jalan yang baik juga,”ucapnya. (omi)

Exit mobile version