Site icon SumutPos

AKBP Tetra Sangkal Terima Uang Rp820 Juta

Foto: Gibson/PM Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo, didampingi Kabid Humas Kombes Helfi Assegaf, memeriksa persiapan ujian calon siswa bintara Polri, di Gedung Serbaguna Pemrovpsu jalan William Iskandar, Medan.
Foto: Gibson/PM
Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo, didampingi Kabid Humas Kombes Helfi Assegaf, memeriksa persiapan ujian calon siswa bintara Polri, di Gedung Serbaguna Pemrovpsu jalan William Iskandar, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah beberapa hari pasca namanya dikaitkan dengan penipuan casis Bintara dan Tamtama Polri 2015, AKBP Tetra angkat bicara. Dia membantah tuduhan tersebut.

“Tuduhan itu saya bantah. Tetapi saya akui mengenal orangtua dari Andre dan Rizky, casis Bintara dan Tamtama Polri yang gagal lulus seleksi tersebut. Tidak lebih dari itu, apalagi dikait-kaitkan dengan ketidaklulusan keduanya,” ucapnya, Minggu (7/6) sore.

Dijelaskannya, “Memang saya sedang ada urusan di luar kota. Saya memang beberapa hari tidak masuk kantor setelah minta ijin ke luar kota. Makanya, saya tidak tahu kalau saya sudah masuk media. Saya juga bingung kenapa saya disebut-sebut menerima uang dari casis. Kalau saya dibilang menghilang dan menghindar, tidak sama sekali. Saya masih tetap berhubungan baik dengan orangtua Andre dan Rizky,” pungkasnya.

“Sampai saat ini hubungan saya masih bagus. Silahkan cek, dan tanya langsung kepada yang bersangkutan. Apakah benar saya menerima uang mereka dan melakukan penipuan. Saya kenal dengan keluarga mereka sudah lama, sejak dinas di Kisaran, Asahan. Sudah kenal baik. Makanya, saya memberikan keterangan, karena saya bingung selama ini. Saya kan boleh memberikan keterangan,” pungkasnya.

Ketika disinggung pria bernama Putra Daeng, yang dalam pemberitaan mengaku sebagai keluarga kedua casis, dan membeberkan adanya dugaan penipuan, AKBP Tetra mengatakan tidak mengenalnya. “Saya tidak kenal nama itu, dan tidak pernah berurusan dengannya,” tegasnya.

Sementara itu, Srimada br Ginting, orangtua dua casis Bintara dan Tamtama Polri, juga tidak mengenal Putra Daeng. “Saya tidak kenal nama itu. Kalau mengaku sebagai adik saya, tentu aneh karena saya bermarga Ginting bukan Daeng,” ujarnya.

Dia juga bingung nama anaknya dibawa-bawa dalam persoalan tersebut. “Jangan kami yang dikambinghitamkan dalam persoalan ini. Kalau mereka ada persoalan, jangan melibat-melibatkan kami. Soal lulus atau tidak lulus anaknya menjadi Bintara dan Tamtama Polri, itu persoalan keluarganya, bukan orang lain. Anak saya kan mencoba masuk polisi, kalau ternyata tidak lulus mau diapakan, berarti belum rezeki. Intinya saya tidak punya persoalan dengan AKBP Tetra, jadi tidak mau mengomentarinya,” ungkap warga Batubara itu.

Sebelumnya, Kapolda Sumut, Irjen Eko Hadi Sutedjo menegaskan pihaknya masih mendalami dan mengembangkan soal penipuan yang dilakukannya AKBP Tetra kepada casis. “Dia sudah saya perintahkan untuk dicari dengan menerbitkan surat edaran bahwa dia telah masuk DPO,” ucapnya.

Penegasan itu disampaikan karena AKBP Tetra bersama panitia seleksi penerimaan Calon Siswa (Casis) Bintara dan Tamtama Polri formasi Tahun 2015, dituding menerima uang pelicin senilai Rp820 juta, Selasa (2/6)lalu.

Salah seorang keluarga korban, Putra Daeng (47) mengaku, telah menyetorkan uang kepada Oknum Pamen Polda Sumut itu senilai Rp820 juta untuk dua orang calon yang dijanjikan. Yakni Andre (19) casis Tamtama dan Rizki (19) casis Bintara.

Namun, kedua Casis tersebut dinyatakan gagal karena nilainya tidak mencukupi. Sebab, nilai kelulusan pada ujian tersebut 6,1. Sementara, nilai kedua Casis yang menyerahkan uang itu hanya 5,1. Sehingga keduanya dinyatakan tidak lulus. (gib/trg)

Exit mobile version