Site icon SumutPos

AU Sudah Mau Relokasi Lanud Soewondo

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Pesawat tim aerobatic, The Jupiter saat  di Lanud Soewondo, Kamis (12/3) lalu. Tampak menjulang gedung pencakar langit di sisi belakang pesawat yang akan take off. Keberadaan Lanud Soewondo kembali disoal karena posisinya yang berada di tengah kota.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Pesawat tim aerobatic, The Jupiter saat di Lanud Soewondo, Kamis (12/3) lalu. Tampak menjulang gedung pencakar langit di sisi belakang pesawat yang akan take off. Keberadaan Lanud Soewondo kembali disoal karena posisinya yang berada di tengah kota.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengaku mekanisme pemindahan atau relokasi Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo tidak bisa buru-buru. Perlu adanya pembahasan mendalam dan komprehensif. Namun pada prinsipnya, Pemprovsu mendorong wacana baik ini, dengan melihat aspek keselamatan masyarakat dan pertumbuhan Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumut.

Sekdaprovsu Hasban Ritonga mengatakan, bahwa wacana ini tampaknya sudah disetujui banyak pihak terkait. Namun sejauh ini memang belum ada program secara rinci diantaranya soal lahan untuk relokasi. “Yang saya tahu berbagai pihak sudah memberi atensi akan wacana (relokasi) ini. Tetapi pembahasan ini juga tidak bisa buru-buru, di mana perlu kajian dan pembahasan lebih dalam,” ujar Hasban, tadi malam.

Hasban mengakui, dari bincang-bincang nonformal dengan pelbagai pihak termasuk TNI AU, relokasi Lanud Soewondo memang menjadi topik hangat yang didiskusikan. Apalagi AURI sebagai user (pengguna), meminta kiranya lokasi baru untuk pangkalan militer mereka harus lebih representatif. Namun khusus lokasi, Hasban mengaku belum mengetahuinya.

“Ini yang tadi saya katakan, artinya ini masih wacana dan dibutuhkan pembicaraan mendalam. Meski pada prinsipnya TNI AU ingin Lanud Soewondo dipindah, tetapi lokasi yang mereka inginkan juga harus representatif dan nyaman bagi penerbangan serta bagi pangkalan militer nanti. Jadi ini yang belum matang,” ungkap mantan Inspektur Inspektorat Provsu ini.

Kendati begitu, Hasban menyatakan Pemprovsu mendorong upaya pemindahan Lanud Soewondo ke tempat lain yang lebih representatif, mengingat aspek keselamatan penerbangan dan masyarakat, serta perkembangan Kota Medan pada umumnya.

“Atensi semua pihak bahwa lalu lintas penerbangan harus memikirkan aspek keselamatan warga. Apalagi peristiwa jatuhnya Hercules kemarin, sudah kali kedua terjadi di Medan. Tentu ini menjadi pemicu para stakeholder termasuk TNI AU agar relokasi Lanud bisa terealisasi. Aspek lain tentu pertumbuhan dan perkembangan Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumut. Pun begitu Pak Gubsu amat respek soal ini,” ucapnya.

Di sisi lain, pascajatuhnya pesawat Hercules C 310 pada pekan lalu, Pemprovsu berjanji akan memberi santunan kepada korban yang notabene adalah warga sipil di luar manifes pesawat. Hasban mengemukakan, pihaknya sejauh ini tengah mempelajari sumber dana untuk pengalokasian santunan tersebut. Menurutnya akan ada agenda khusus pada konteks ini, Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang akan menyampaikan langsung hal tersebut.

“Data-data korban sudah hampir rampung. Ada beberapa kekurangan yang masih diselesaikan. Namun yang jelas, soal santunan dari Pemprovsu, Gubsu juga respek akan memberikannya. Apalagi yang kita ketahui, Pemerintah Pusat juga akan mengucurkan santunan yang dibantu oleh TNI AU. Jadi rencananya nanti ada agenda khusus. Ada ptotap khusus juga sembari kita memelajari sumber yang akan dipakai, termasuk apakah itu dari CSR (Corporate Social Responsibility) dari pihak swasta,” jelasnya.

Posko Ante Mortem Sepi
Sementara itu, sejak dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jalan Wahid Hasyim Kecamatan Medan Baru, posko ante mortem terlihat sepi. Bahkan, hingga kini belum ada orang yang datang melapor kehilangan anggota keluarga, terkait jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting KM 10 Kecamatan Medan Tuntungan pada Selasa (30/6) lalu. Hal itu, diakui Kasubbid DVI Bidang Dokkes Polda Sumut,  AKBP Johari ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (7/7) siang.

“Memang benar sampai sekarang belum ada lagi yang melapor,” ungkap Johari.

Disinggung soal nama-nama yang sudah dilaporkan ke ante mortem, Johari mengaku tidak dapat menyampaikannya. Disebutnya, saat ini data ante mortem itu, sedang tidak berada pada pihaknya, karena hendak dicocokkan dengan data Post Mortem 10 kantong jenazah relatif utuh dan 22 kantong jenazah potongan tubuh. Oleh karena itu, Johari mengaku belum dapat berkomentar banyak. Terlebih, disebutnya kalau pihaknya masih terus bekerja.

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Rumah Sakit Bhayangkara Medan terlihat posko tersebut sangat sepi. Bahkan, petugas posko tidak ada terlihat. Begitu juga dengan pagar untuk dapat masuk ke posko ante mortem itu. Untuk lokasi kejadian, juga terlihat sudah sepi. Tidak ada lagi aktivitas pembersihan di lokasi tersebut. “Kalau bau, sudah tidak terasa lagi. Karena kemarin katanya sudah ditaburi bubuk kopi di lokasi itu. Kalau pengerjaan lanjutan proyek perumahan itu, saya lihat belum dilanjutkan, “ ungkap seorang warga mengaku bernama Roy saat ditemui di lokasi kejadian. (prn/ain/rbb)

Exit mobile version