Site icon SumutPos

Sutias: ASI Ciptaan Tuhan tak Tergantikan

Sosialisasi Pemberian ASI Ekslusif

Pemberian ASI adalah pemenuhan hak ibu dan anak karena terbukti meningkatkan kesehatann dan kualitas keduanya. ASI sebagai makanan terbaik ciptaan Tuhan, tidak tergantikan oleh makanan dan minuman yang lain.

Hal itu dikatakan Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho saat membuka Acara Sosialisasi Peraturan Pemerintah No 33 tentang Pemberian ASI Eksklusif di hadapan ratusan mahasiswa Akademi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan Sekolah Keperawatan Yayasan Deli Husada di Jalan Besar Deli Tua No.77, Jumat (5/10). Sosialisasi serupa pada hari yang sama juga dilakukan di Akademi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan Sekolah Keperawatan Yayasan Medistra Lubukpakam.

Sutias menghimbau masyarakat untuk mendukung pemberian ASI pada bayi sedini mungkin dan secara eksklusif sampai bayi berusia enam bulan. “Saya sebagai ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung strategi pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) yang dimulai dengan penerapan Insisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu memberi ASI segera saat bayi lahir selama 1-2 jam, serta ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI sampai anak berusia dua tahun atau lebih, “ imbuh Sutias.

Untuk mendukung ibu menyusui, pemerintah telah mengeluarkan PP no 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif yang bertujuan memenuhi hak bayi dan memberikan perlindungan kepada ibu menyusui. Disamping itu, PP juga bertujuan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif.

Keberhasilan upaya mendukung setiap ibu agar sukses menyusui menurut Sutias akan memberi kontribusi pada peningkatan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu Sutias menilai sosialisasi pemberian ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan sangat penting. Tenaga kesehatan merupakan lini terdepan yang langsung dapat membantu ibu-ibu di masyarakat untuk pemberian ASI ekslusif bagi bayi mereka, sehingga bisa mencetak generasi sehat dan pintar di Sumut.

“Sosialisasi penting bagi tenaga kesehatan dalam mengembangkan keilmuan menuju profesionalisme dan standarisasi yang tinggi dalam pelayanan kesehatan serta untuk meningkakan derajat kesehatan masyarakat. terutama untuk kualitas generasi baru yang lebih sehat, sesuai dengan salah satu prinsip dasar dalam pencapaian visi dan misi Gubsu yaitu rakyat tidak sakit,” jelas Sutias.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan pemutaran film mengenai penelitian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dimana dalam film jelas tergambar bahwa bayi yang ketika lahir langsung menyusui tanpa tindakan medis, secara alami dengan sendirinya mampu mencari puting ibu dan menyusui. Karena itu Kepala Dinas Kesehatan dr Suhartini yang menjadi narasumber mengatakan bahwa keberhasilan bayi menyusui sangat tergantung dari pendekatan yang dilakukan tenaga medis kepada pasien yang baru melahirkan. “Demi keberhasilan menyusui, obat dan tidakan medis pada ibu sebaiknya dibatasi, biarkan bayi yang baru lahir dengan ibunya sampai menyusu sendiri,” ujar Suhartini.

Untui mensukseskan kampanye menyusui ini, pada Minggu pertama bulan Agustus dijadikan sebagai pekan ASI untuk melaksanakan kegiatan meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI bagi bayi. Menurut Suhartini tema peringatan ASI sedunia tahun 2012 yaitu “maknai masa lampau demi kemajuan masa depan” sangat relevan dengan upaya mengambil hikmah dari pengalaman program pemberian ASI serta merencanakan tindak lanjut program pemberian ASI di masa akan datang.

Dalam kunjungannya Sutias juga menyempatkan meninjau fasilitas rumah sakit Sembiring yang berdiri sejak tahun 1954 tersebut. Sutias didamping Kadis Kesehatan Provsu dan Jajaran Pengurus Yayasan Deli Husada mengunjungi pasien-pasien yang berasal dari keluarga miskin dan berdialog langsung dengan mereka. (rel/mea)

Exit mobile version