Site icon SumutPos

Kadisbudpar pun Kecewa

AMINOER RASYID/SUMUT POS Festival Durian di lapangan Benteng Medan
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Festival Durian di lapangan Benteng Medan

SUMUTPOS.CO- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Sumatera Utara (Provsu), Elisa Marbun mengaku kaget dengan kacau balaunya pelaksanaan Festival Durian di Lapangan Benteng Medan.

Elisa yang ditemui wartawan usai acara pada Sabtu malam (6/12) mengatakan, even tersebut baru pertama sekali diselenggarakan dan diserahkan ke swasta sebagai pelaksana.

“Tahun depan kita akan ambil alih saja. Nggak usah ke swasta lagi. Ini catatan buat kita juga karena baru pertama kali,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, even tersebut akan tetap menjadi agenda tahunan Disbudpar Sumut, tetapi akan diselenggarakan sesuai dengan musim durian. “Iya, sekarang lagi nggak musim durian,” jawabnya saat ditanya, mengapa Festival Durian tidak menggambarkan adanya buah durian dan produk turunannya.

Elisa juga menyesalkan promo yang digaungkan tidak sesuai dengan kenyataan, di mana setiap pembelian tiket Rp50.000 bisa mendapatkan satu buah durian ditambah produk turunan seperti pancake durian. Kenyataannya, satu buah durian dijual dengan harga Rp30.000 sampai Rp50.000 per buah tanpa produk turunan yang dijanjikan.

Selain itu, Elisa juga menyesalkan, dari 39 stand yang ikut serta dalam even itu, hanya tiga stand durian yang ikut serta dengan alasan tidak lagi musim buah.

Acara yang diselenggarakan 6 dan 7 Desember 2014 di Lapangan Benteng itu bersumber dari anggaran dana dekosentrasi Kementerian Pariwisata sebesar Rp193 juta, refleksi akhir tahun Rp185 juta, dan museum Rp100 juta.

Seperti dikatakan Elisa sebelumnya, festival tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kearifan lokal, budaya Sumut, serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumut. Event selama dua hari itu hanya menampilkan kesenian seperti pagelaran musik etnik, pagelaran kolosal seperti Hikayat Danau Toba dan Hang Tua, tarian medley, hiburan lawak, serta pameran ekonomi kreatif.

Seorang penjaga stand durian, yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, dalam festival itu pihaknya hanya mampu menyediakan sekitar 1.200 buah durian. Itu juga menurutnya stok durian yang sudah lama. Untuk mengikuti festival itu, dia dikenakan biaya Rp5 juta untuk biaya tenda.

Pria paruh baya itu juga mengaku menjual durian-durian itu dengan harga Rp30.000 dalam ukuran kecil dengan alasan keterbatasan pasokan. “Kita saja harus bayar tenda Rp5 juta,” ujarnya yang mengatakan tidak ada makan durian gratis dalam acara tersebut sembari menunjuk Elisa Marbun (Kepala Disbudpar) yang membayar.(prn/adz)

Exit mobile version