Site icon SumutPos

Korban Tewas 131 Orang, Turis Dievakuasi 6.000 Orang

AP Photo/Niniek Karmini/newstalk
Tursi asing berbaring di lantai Bandara Internasional Lombok, pascagempa di Praya, Pulau Lombok, Indonesia, Senin (6/8). Gempa menewaskan 131 orang, melukai ratusan orang, dan merubuhkan ratusan bangunan, Minggu (5/8).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses evakuasi wisatawan dan penduduk lokal di 3 Gili yang terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah selesai dilakukan pada Selasa (7/8/2018) pukul 15.00 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) menyebutkan terdapat 8.381 orang yang dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho belum dapat memberikan jumlah antara warga negara Indonesia (WNI) dengan warga negara asing (WNA).  Ia hanya dapat memastikan bahwa yang dievakuasi tidak hanya wisatawan saja, melainkan juga penduduk lokal. “Nah, semuanya 8.381 (orang tersebut dievakuasi) atas keinginan mereka, bukan keinginan dari pemerintah,” ujar Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

Sutopo menyebutkan bahwa sebenarnya kawasan 3 Gili tersebut aman untuk ditempati pascagempa. Hanya saja, ada beberapa alasan yang membuat mereka ingin cepat-cepat keluar dari pulau tersebut. “Mereka ingin keluar karena satu, trauma dengan kejadian gempa 7 skala richter, mereka merasakan guncangan yang sangat keras,” ujarnya.

“Kedua, mereka terpancing oleh hoaks (gempa susulan dan prediksi tsunami). Mereka tinggal di pulau kecil, apalagi kalau terjadi tsunami, bayangannya adalah tsunami yang besar,” tambahnya lagi. Meski begitu, Sutopo mengatakan proses evakuasi yang dibantu oleh Kementerian Luar Negeri berjalan dengan lancar.

Setelah dievakuasi, mereka diantar ke tiga pilihan tujuan, yaitu Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara. Total terdapat 13 kapal yang dikerahkan, dengan rincian: tiga kapal menuju Pelabuhan Benoa, tiga kapal menuju Pelabuhan Lembar, dan tujuh kapal menuju Pelabuhan Bangsal. Sudah ada mobil dan bus yang akan mengangkut mereka menuju bandara di masing-masing daerah tujuan tersebut.

Hingga kini, Sutopo menyebutkan masih ada sebagian penduduk lokal yang tinggal di 3 Gili, rata-rata merupakan penjaga atau pemilik hotel, resort, serta restoran. Tim gabungan dikatakan juga masih melakukan penyisiran di pulau tersebut. “Hari ini Basarnas telah melakukan penyisiran dengan menggunakan helikopter dan tim SAR melakukan penyisiran di darat untuk mencari kemungkinan-kemungkinan korban yang tertimbun bangunan,” jelas Sutopo.

Terpisah, Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan, sebanyak 6.000 wisatawan asing dievakuasi dari lokasi gempa di Lombok, Nusa Tengga Barat (NTB), yang terjadi pada Minggu (5/8/2018) sore lalu. Dijelaskan Arif, awalnya dari data yang masuk di Kemenpar, jumlah para wisatawan asing yang berada di Lombok sebanyak 1.000 orang. Namun setelah didata secara menyeluruh, jumlah itu kembali bertambah hingga mencapai 6.000 wisatawan asing.

“Awalnya data yang masuk itu hanya di Pulau Gili Terawangan. Ternyata ada tiga pulau yang sedang dikunjungi para wisatawan asing. Totalnya mencapai 6.000 dan semuanya sudah dievakuasi di tempat aman,” kata Yahya di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (8/8/2018).

Arif menjelaskan, proses evakuasi dilakukan dengan dua tahap, pada hari pertama pasca-gempa, 3.000 wisatawan asing langsung dibawa. “Kemudian, dilanjutkan pada Selasa sebanyak 3.000 wisatawan asing. Yang berhasil dievakuasi ini dialihkan banyak ke Bali, kemudian ke Jakarta dan ke Surabaya,” ujarnya.

Tertimbun Reruntuhan

Kembali ke Sutopo, ia mengatakan, hari ketiga pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan masa kritis bagi para korban yang belum ditemukan. Sutopo menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi korban yang jika tidak segera dievakuasi akan berakibat fatal, misalnya korban yang tertimbun reruntuhan.

“Ini adalah titik kritis, hari ketiga, karena diduga ada juga korban yang tertimbun dalam kondisi masih hidup, mungkin sakit,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

“Jadi ada laporan-laporan dari masyarakat yang menyampaikan bahwa ada warga yang masih tertimbun, kemudian sudah mulai tercium bau jenazah,” tambahnya.

Proses evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan masih terkendala medan di lapangan. Beton serta tembok bangunan yang tebal menyulitkan akses petugas untuk menemukan para korban. Oleh sebab itu, diperlukan bantuan alat berat. Namun, penggunaan alat berat juga tidak dapat dilakukan sembarangan.

Data per Rabu (8/8/2018), total korban meninggal dunia menjadi 131 orang di beberapa daerah. Sutopo Purwo Nugroho mengatakan semua korban meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia (WNI).

“Jumlah korban meninggal sebarannya di Kabupaten Lombok utara 78 orang, Lombok Barat 24 orang, Lombok Timur 19 orang, Kota Mataram 6 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Denpasar 2 orang,” jela Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).

Namun, Sutopo mengatakan informasi tersebut masih perlu diverifikasi dan diidentifikasi lebih lanjut. Selain itu, terdapat 1.477 orang yang mengalami luka berat dan sedang dirawat inap. Sementara itu, BNPB masih belum memiliki data jumlah korban yang mengalami luka ringan.

“Untuk korban yang mengalami luka ringan atau hanya berobat jalan, masih belum dapat didata karena jumlahnya yang sangat banyak,” kata Sutopo.

Kemudian, jumlah sementara orang mengungsi saat ini sebanyak 156.003 orang. Terkait dampak gempa terhadap fasilitas di Lombok, BNPB mencatat sejumlah 42.239 rumah dan 458 unit sekolah yang mengalami kerusakan.

Data tersebut masih bersifat sementara. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa adalah Lombok Utara. Data terakhir dari BNPB per Rabu (8/8/2018) pukul 12.00, terdapat 131 korban meninggal dunia, 1.477 orang mengalami luka berat, dan 156.003 pengungsi. Data tersebut masih bersifat sementara.

Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan proses evakuasi. (kps/net/bbs)

Exit mobile version