Site icon SumutPos

Sikapi Hasil Survei Pileg 2019, PDIP Enggan Jemawa, Gerindra Optimis Menang

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PDI Perjuangan Sumatera Utara enggan jemawa menyikapi hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang memprediksi partai berlogo banteng moncong putih akan menjadi juara di Pemilihan Legislatif 2019. Sementara Partai Gerindra Sumut, justru meragukan hasil survei tersebut.

Sekretaris PDI Perjuangan Sumut Soetarto mengatakan, pertama sekali pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia terkhusus Sumut, sesuai survei LSI Denny JA, PDI Perjuangan diprediksi menjadi juara I dalam kompetisi Pileg 2019n

“Tentu kita sangat mengapresiasi dan menghormati hasil survei tersebut. Karena bagaimanapun hasil survei itu merupakan gambaran dan deskripsi dari peta di masyarakat. Itu menunjukkan PDI Perjuangan mendapat kepercayaan dari publik,” katanya kepada Sumut Pos, Rabu (9/1).

Namun demikian, pihaknya mengakui apa yang diprediksi itu tidak lantas membuat jemawa dan merasa berbesar hati serta sombong. Melainkan menjadi sebuah motivasi dan semangat partainya di semua tingkatan, bahwa hasil kerja-kerja konsolidasi yang dilakukan selama ini berjalan pada relnya.

“Kemudian juga kepedulian dari partai kepada masyarakat sehingga mendapat hasil seperti itu. Artinya hasil survei itu tetap kita hormati, tetapi kerja-kerja politik dan kader partai kepada masyarakat untuk terus digelorakan. Sekaligus PDI Perjuangan all out memenangkan Jokowi-Ma’aruf Amin dan juga Pileg,” katanya.

Pihaknya juga mengaku optimis memenangkan kompetisi Pemilu 2019 di Sumut. Kata Soetarto, seluruh kader senantiasa diingatkan dan diberi arahan oleh ketua umum, bahwa wajib mengonsolidasi kepentingan rakyat yang menjadi skala prioritas. “Tentu kami optimis. Namun untuk mewujudkan rasa optimisi itu harus dibarengi kerja-kerja kepartaian, kerja-kerja kerakyatan dan kerja nyata melalui petugas-petugas partai dan kader di seluruh struktur baik yang ada di legislatif maupun eksekutif,” katanya.

Pendapat berbeda disampaikan Sekretaris Partai Gerindra Sumut, Robert Lumbantobing menyikapi hasil survei tersebut. Menurutnya hasil survei Denny JA di beberapa daerah waktu perhelatan pemilukada lalu, justru tidak tepat. “Contohnya seperti di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil survei mereka jauh panggang dari api. Dimana pada waktu itu gubernur kita diprediksi urutan paling bawah, tapi hasilnya justru nomor dua. Artinya apa? Hasil survei ini belum mencerminkan realitas, banyak sarat kepentingan dan pesanan,” katanya.

Sebagai perbandingan, ungkap dia, mengenai hasil survei di Sumut sendiri, belum lama ini justru hasilnya diketahui bahwa Partai Gerindra ada diurutan teratas dan PDI Perjuangan peringkat dua. “Hasil survei itu dilakukan oleh lembaga di USU dan sudah dipublikasi ke masyarakat. Hasilnya Gerindra Sumut menjadi pemenang, mendapat persentase 14,2 persen. Dan PDI Perjuangan dibawah kami dengan persentase 12,8 persen. Bahkan untuk pasangan calon presiden, Pak Prabowo itu unggul dari pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin,” katanya.

Berangkat dari hasil survei itu pula, sambung dia, pihaknya optimis akan memenangkan pertarungan Pilpres dan Pileg 2019 di Sumut. “Kami mengkritik hasil survei Denny JA itu, berdasarkan survei mereka waktu pemilukada Jabar dan Jateng lalu yang memiliki populasi penduduk terbesar. Betul gak hasilnya itu jika dikaji dari aspek akademisi. Apakah ini sarat dengan kepentingan atau pesanan, kita gak tahu. Tapi kami berkeyakinan dengan kondisi politik sekarang ini, dan strategi pemenangan Gerindra, optimis menang untuk wilayah Sumut,” pungkasnya.

Parpol Mapan Punya Kans

Pengamat Politik, Arifin Saleh Siregar menilai, meski hasil survey memenangkan PDIP di Pileg 2019, namun semua masih mungkin saja terjadi. “Semua masih terbuka, khususnya untuk Gerindra dan parpol-parpol mapan lainnya,” ucap Arifin kepada Sumut Pos.

Menurutnya, survei hakekatnya adalah sebuah cerminan apa yang akan terjadi ke depan. “Tapi ingat, ada berbagai variabel dan indikator yang ikut mempengaruhi hasil survei tersebut,” kata Dekan FISIP UMSU itu.

Ia menilai, PDIP diuntungkan dengan statusnya sebagai parpol petahanan dan juga memiliki Presiden. Kemudian, mencalonkan Presiden di Pilpers 2019 menjadi representasi parpolnya di Pemilu 2019. “Ini memang memengaruhi hasil pemilu legislatif nantinya. Politik efek ekor itu bisa saja akan terjadi. Tapi, sekali lagi, itu tidak jadi jaminan, selain semua hal masih bisa terjadi, pesaing parpol-parpol lainnya juga trus bergerak melakukan berbagai aktivitas dalam upaya meraih simpati pemilih,” ungkapnya.

Perlu dicatat juga, sebutnya, keberadaan figur caleg juga mempengaruhi hasil Pemilu nanti. Dengan begitu, popularitas caleg yang tinggi bisa membuat elektabilitas parpolnya meningkat. “Jika PDIP tak pandai-pandai menjaga dirinya dan ada sesuatu yang fatal dengan capres yang didukungnya, bisa jadi hasil survei yang mengunggulkan parpol itu sebagai pemenang tak akan sampai terwujud,” pungkasnya.

PBB dan PKPI Optimis Lolos Ambang Batas 4%

Selain di ‘papan atas’, persingan di ‘papan bawah’ juga tak kalah sengitnya. Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Sumut, Awaludin Sibarani mengaku optimis memenuhi ambang batas parlemen 4 persen. Disebutnya, kondisi saat ini Partai Islam menjadi alternatif, menjadi alasan keoptimisan itu.

“Ditambah lagi dengan beberapa tokoh Islam yang juga mendukung PBB, “ ungkap Awaludin kepada Sumut Pos, Rabu (9/1).

Selain itu, saat penjaringan caleg, pihaknya tidak membatasi yang ingin membesarkan partai yang berazaskan Islam ini. Mulai dari organisasi pergerakan, organisasi profesi, Ormas Islam bahkan pejabat publik yang hendak bergabung, pihaknya membuka diri. Begitu juga dengan popularitas Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra dinilainya sangat mempengaruhi elektabilitas partainya.

Dia juga melihat, semangat para calegnya, jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. “ Jadi kalau ada survei semacam itu, kita jadikan motivasi bagi kita. Buat saya itu tidak apa-apa,” sambungnya.

Demikian juga dengan Ketua DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sumut, Juliski Simorangkir mengaku optimis mampu melewati ambang batas 4 persen tersebut. “Dalam survei itu masih banyak yang belum menentukan pilihan. Jadi di basis-basis pendukung Jokowi kita berjuang. Dengan cara seperti itu, diberharap kita juga mendapat dukungan masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, Juliski menyebut ambang batas parlemen 4 persen yang tidak bagi DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota itu, membuat Caleg daerah tetap semangat untuk berjuang. Dengan begitu, apa yang sudah ditekankan kepada Caleg, yakni tidak boleh mempromosikan Caleg dari partai lain, diharakapkan dapat menjadi langkah positif untuk memenuhi ambang batas parlemen 4 persen. (prn/gus/ain)

Exit mobile version