Site icon SumutPos

Lolos di Ruang Roda, Tersangkut di Lapas Lubukpakam

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Identitas Iswandi dalam KTP.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Identitas Iswandi dalam KTP.

Teddy Akbari, Deliserdang

Ya, Iswandi yang merupakan senior Mario dalam hal menyelinap ke ruang roda pesawat ini pernah dilakukannya bersama Manto Manurung di Bandara Polonia Medan tahun 1997 silam. Cukup menghebohkan. Pasalnya, aksi menyelinap ke pesawat ini tergolong gila. Saat menyelinap itu, manusia bisa saja tergencet roda yang saat masuk ke ruang penyimpanan.

Selain itu, dengan suhu minus 50 derajat celcius selama pesawat mengudara, Iswandi juga harus mampu bertahan di atas ketinggian 30 ribu kaki. Ditambah lagi, ruang penyimpanan roda pesawat juga tidak luas. Sehingga, tubuh Iswandi juga otomatis akan terlipat.

Iswandi yang menyelinap ke roda pesawat Garuda Airbus A300-B4 itu sontak mengejutkan khalayak ramai. Namun, Iswandi yang ditemui Sumut Pos ingin menguburkan pengalamannya tersebut.

Ditemui di Lapas Lubukpakam Kelas II B, Iswadi ternyata merupakan tersangka narkotika jenis daun ganja kering seberat 1 Kg. Iswandi mengatakan, usai kejadian menyelinap di pesawat tersebut, ia tak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Manto Manurung.

Ditanya kronologisnya bagaimana bisa lolos dari penjagaaan, Iswandi mengaku tidak mengingat seutuhnya. “Kalau enggak salah ada memang temanku, lupa lah aku uda 18 tahun yang lalu. Iya, marga Manurung. Sekarang di Bandung dia informasinya terakhir,” ungkap Iswandi yang sempat sekolah di salah satu SMA swasta di Garut, Jawa Barat, Rabu (8/4) pagi.

Warga Jalan Utama Desa Batangkuis Pekan, Kecamatan Batangkuis itu secara rinci tak dapat mengingat peristiwa yang menghebohkan dunia penerbangan kala itu. Namun, ia memastikan, nekat menyelinap ke bagian roda pesawat tujuan Jakarta itu didorong karena keinginannya mau ke Jakarta. Iswandi menyelinap di roda depan pesawat Garuda Indonesia terjadi, Selasa 23 September 1997 silam. Dia dan Manto berada di udara selama dua jam lebih. Pasalnya, pesawat yang berpenumpang 149 orang itu lepas landas pukul 07.30 WIB dan mendarat di Jakarta pukul 09.47 WIB.

Karena tidak secara rinci Iswandi dapat mengingatnya, Sumut Pos pun berusaha agar ia dapat mengingat kenangannya itu. Cerita dia, Iswandi dan Manto yang merupakan teman sebangku dan masih duduk di bangku SMAN 1 Dolokmasihul kelas 1 SMA kala itu langsung ke Bandara Polonia Medan. Kala itu, pengakuan dia masih mengenakan seragam sekolah.

Iswandi dan Manto juga sempat berkeliling di sekitar Bandara Polonia guna mengamati kondisi sekitar. Sekira tengah malam, Iswandi melompat pagar bersama Manto dari sisi samping Bandara Polonia.

“Kami juga tengok keadaan dululah sebelumnya. Waktu uda kosong, baru melompat kami. Tengah malam itu kalau enggak salah, aku pun uda lupa-lupa juga. Seingat aku ada ngantongi uang, tapi enggak tahu berapa, uda lama kali. Sering lah ke bandara, ngantar bos (orangtua, red) naik haji,” ungkap lajang anak keenam dari tujuh bersaudara ini.

Usai berhasil masuk ke dalam kawasan bandara, selanjutnya mereka berjalan menuju landasan pesawat. Terlihat mereka ada pesawat Garuda Indonesia yang parkir kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam pesawat melalui roda depan. Keduanya bertahan di dalam ruang roda pesawat itu hingga pesawat berangkat.

“Selama di dalam pesawat menunggu terbang kami berpegangan dengan besi. Di dalam ruang roda pesawat ada pipa minyak. Aku tidak ada belajar bagaimana cara menyelinap ke pesawat hanya nekat. Kami enggak seperti Mario (Ambarita) yang mempelajari dari internet. Kalau dibilang yakin, asal-asal sebenarnya, kebetulan. Di dalam pesawat itu enggak sadar, meringkuk lah di dalam. Dari tengah malam uda di pesawat. Tidur pun kami di dalam ruang roda itu. Karena pesawatnya berangkat setelah matahari uda terbit,” jelasnya.

Bagaimana posisinya di dalam pesawat, Iswandi secara rinci tak dapat mengingatnya. Namun, kata dia, yang pasti selama di ruang roda pesawat, Iswandi dan Manto tak dapat leluasa bergerak karena ruangannya sempit. “Enggak bisa bergerak lagi kalau roda pesawat uda masuk,” ungkapnya.

Menurutnya, aksi menyelinap yang dilakukan dia dan rekannya itu dengan bermodalkan nyali serta tergolong nekat. Selain itu, ia mengaku selama pesawat mengudara, ia tak sadarkan diri.

“Selama diperjalanan aku tidak sadar dan hanya meringkuk saja. Aku tidak tahu pesawatnya mau ke Jakarta hanya kebetulan saja. Pas-pasan badan itu (dalam ruang roda pesawat). Modal nekat, enggak ada belajar-belajar, setel yakin. Semacam pipa-pipa minyak itu dijumpai di dalam tempat roda. Angin kencang, dingin. Begitu sampai di Jakarta, di hari itu juga dipulangkan. Pegangan besi ban itulah yang aku pegang. Tapi kalaupun banyak kawan-kawan yang salut, itu mau aku lupakan aja (aksi nyelinap di roda pesawat),” ungkapnya.

Pun demikian, Iswandi saat pesawat itu akan mendarat di Bandara Soetta Cengkareng, ia hampir celaka. Namun beruntung, hidrolik roda pesawat itu menyelamatkannya. “Kejepit hidrolik tangan kanan, itulah yang menyelamatkan juga. Pas sandaran di dalam mau tidur, hampir jatuh. Kami aja dikeluarkan dan dibongkar petugas,” jelasnya.

Saat ditanya dari pengalamannya menyelinap ke pesawat menjadi suatu kebanggaan baginya, Iswandi mengaku teman-temannya banyak yang kagum atas aksinya itu. Namun sayangnya, kedua orangtua Iswandi kecewa lantaran ia tidak melanjutkan bangku sekolahnya itu. “Kedua orangtuaku kecewa apalagi saat aku putus sekolah. Aku langsung dipulangkan dari Jakarta hari itu juga,” sebutnya.

Sementara, Kepala Satuan Pengamanan Lapas Lubukpakam Kelas II B, Pariaman Saragih mengatakan, Iswandi merupakan tahanan dari Polsek Beringin yang dilimpahkan ke Lapas Lubukpakam Kelas II B. Menurutnya, Iswandi merupakan pribadi yang bergaul seperti biasa.”Secara kepribadian, dia baik. Tidak ada masalah. Bergaul seperti biasanya. Belum pernah buat masalah dia. 25 Februari 2015 dia masuk ke Lapas,” sebutnya.

Terpisah, Manajer Humas dan Protokoler PT AP II Cabang Bandara Internasional Kualanamu, Dewandono Prasetyo mengatakan, setiap orang tidak bebas masuk ke sisi udara (air side) Kualanamu International Airport (KNIA). Menurutnya, petugas Aviation Security (Avsec) KNIA kerap melakukan patroli guna menghindari orang yang tidak berkepentingan masuk ke sisi udara.

Selain itu, Dewandono juga menegaskan, pihaknya kerap melakukan pemeriksaan terhadap pesawat sebelum diterbangkan. “Ground Handling melakukan pengawasan bersama security maskapai. Avsec patroli terus bahkan waktu tidak ada penerbangan. Karena ditakutkan orang yang tidak berkepentingan masuk ke pesawat saat lagi parkir di Apron. Perlu ditekankan ditutupnya pintu masuk bandara dan dilarang warga sekitar memotong rumput di kawasan bandara untuk meminimalisir orang yang tidak berkepentingan masuk ke Airside,” tutupnya. (rbb)

 

Exit mobile version