Site icon SumutPos

Update Covid-19 di Medan, Sembuh 1.000, Dirawat 1.671

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus terkonfimasi positif Covid-19 di Kota Medan hingga Sabtu (8/8) malam menembus angka 2.800, persisnya 2.828 kasus. Dari jumlah itu, 1.009 orang dinyatakan sembuh, dan 148 orang meninggal dunia.

“Yang dirawat sebanyak 1.671 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 305 orang terkonfirmasi sebagai suspect. Sampai saat ini memang masih terjadi kenaikan positif Covid yang terkonfirmasi,” kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, kemarin.

Ditanya, apakah kenaikan kasus positif Covid-19 itu dikarenakan Perwal tentang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 tidak memberikan dampak signifikann

Arjuna membantah. “Nggak bisa juga kita bilang Perwal ini tidak efektif. Kalau dipatuhi dan diterapkan secara disiplin, tentu akan sangat berdampak,” ujarnya.

Masalah di lapangan, kata Arjuna, masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk saling menjaga satu sama lain dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, setiap kali melakukan kontak dan menyentuh benda-benda di kawasan umum.

“Tapi banyak juga masyarakat yang sudah menerapkan protokol kesehatan secara baik. Akhirnya orang tersebut terlindungi dari wabah Covid-19, karena mereka menyadari bahwa yang paling bertanggung jawab memproteksi dirinya adalah diri orang itu sendiri,” katanya.

Pun begitu, menurut Arjuna, pihaknya masih terus melakukan upaya-upaya maksimal dalam menyosialisasikan Perwal AKB di tengah-tengah masyarakat. “Sosialisasi dan edukasi terus kita lakukan kepada masyarakat. Selain itu kita juga masih melakukan penyemprotan-penyemprotan (disinfektan) di beberapa titik yang menjadi klaster,” tandasnya.

GTPP Dinilai Mengendur

Terpisah, anggota Pansus Covid-19 DPRD Medan, Afif Abdillah, mengaku heran dengan kinerja GTPP Covid-19 Kota Medan yang dinilainya tidak mengalami peningkatan kinerja, tapi malam mengendur. Akibatnya, masyarakat Kota Medan semakin banyak yang terpapar Covid.

“Kinerja GTPP Covid 19 Medan belum maksimal kita. Tidak terlihat upaya serius membatasi tingkat penularan. Berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya yang nampak lebih serius. Kalau di daerah lain, semakin banyak kasus positifnya, semakin ketat tindakannya. Tapi di Medan, semakin naik angka positif, semakin dianggap normal,” kata Afif kepada Sumut Pos, Minggu (9/8)

Dijelaskan Afif, angka kesembuhan yang baru mencapai 35 persen dari total kasus positif yang terkonfirmasi, terbilang masih cukup rendah. Untuk itu, ia meminta agar Dinkes Kota Medan terus memonitor tingkat kesembuhan agar meningkat secara signifikan lebih, baik dari sisi penanganan maupun pengobatannya.

“Kan sudah ada panduan pengobatan dari nasional. Nah, tugas Dinkes untuk memonitor apakah pelayanannya sudah memenuhi semua prosedur atau tidak. Tapi di lapangan, ada masyarakat mengadu bahwa pengambilan sampel untuk PCR di salahsatu RS Swasta di Medan tidak menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Katanya, yang mengambil sample tidak menggunakan APD lengkap,” jelasnya.

Laporan itu, kata Afif, menjadi sebuah hal yang luar biasa sekaligus bukti bahwa Dinkes Kota Medan tidak melakukan pengawasan ketat terhadap RS-RS yang melakukan pengambilan sampel test PCR. Padahal, standarisasi di setiap RS harus benar-benar dilakukan dengan serius. Bukan hanya meningkatkan daya tampung ruang isolasi saja.

“Kalau tidak ada standar yang tinggi, maka tingkat kesembuhan pasien juga tidak akan tinggi. Kita takut, RS justru menjadi klaster penyebaran virus karena tidak adanya standarisasi,” terangnya.

Untuk itu, Afif meminta Pemko Medan melalui Dinkes Kota Medan secara bertahap mencoba memenuhi standar WHO, sehingga para pasien maupun tenaga medis dapat terhindar dari penyebaran virus Covid-19. “GTPP harus bisa menjelaskan kajian dan strategi yang jelas tentang cara mengendalikan penyebaran Covid-19. Juga melakukan evaluasi per minggu berdasarkan angka yang ada. Hal ini akan kita minta kembali saat rapat Pansus (Covid-19) berikutnya,” tutupnya.

GTPP Diminta Berbenah

Anggota Pansus Covid-19 lainnya, Sudari ST, mengatakan jika GTPP Kota Medan tidak mau berbenah atas kinerjanya yang tidak berdampak besar bagi penanggulangan jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Medan, maka zona merah Kota Medan tidak akan berubah.

“Dari hari ke hari ya akan begitu-begitu saja, malah bertambah terus menerus. Kalau langkah yang diambil tidak berubah, bagaimana hasilnya bisa berubah? Kita selalu minta gugus tugas untuk berbenah, tapi tidak ada yang berubah sampai saat ini,” jawab Sudari kepada Sumut Pos, Minggu (9/8).

Dijelaskan Sudari, gugus tugas, khususnya Dinas Kesehatan Kota Medan masih belum siap dalam memberikan pelayanan yang memenuhi standar bagi masyarakat Kota Medan yang telah terpapar Covid-19. “Sampai saat ini, ruang isolasi, prosedur pelayanan, pengambilan sampel uji laboratorium sampai kepada pengawasan terhadap masyarakat yang telah atau terindikasi Covid-19 masih tidak memenuhi standar. Wajar saja kalau sampai saat ini, kondisi kasus Positif Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan,” kritiknya. (map)

Exit mobile version