Site icon SumutPos

Vettel Paling Cool

Taklukkan Tantangan Grand Prix Boros Ban

SEPANG-Hujan tidak sempat mengguyur, hanya sempat mengancam, berlangsungnya Grand Prix Malaysia kemarin (10/4). Tapi bagi para pembalap, balapan mungkin berlangsung lebih simple kalau hujan benar-benar turun.
Di atas lintasan kering, para pembalap justru harus bekerja keras ngebut sambil menghemat ban, menyelesaikan lomba 56 putaran tanpa kesalahan.

Pada akhirnya, pembalap paling “dingin” meraih kemenangan. Sebastian Vettel, andalan Red Bull-Renault, berhasil merebut victory keduanya dari dua lomba pertama 2011.

Mengawali lomba dari pole position, Vettel tampil nyaris tanpa kesalahan. Dia melakukan tiga pit stopn
tanpa banyak drama, dan mampu tenang meski mobilnya mengalami masalah KERS (kinetic energy recovery system). Sistem “turbo boost elektrik” pada mobil RB7-nya itu sempat nyala-mati di tengah lomba.

Untung, para pembalap di belakangnya pada tampil belepotan. Sehingga Vettel tidak perlu khawatir berjuang keras membendung serangan lawan.

“Saya kira dia (Vettel, Red) adalah pembalap paling cool (dingin, tenang, Red) hari ini (kemarin, Red). Dia begitu tenang di dalam mobil, dia mampu mengontrol lomba dengan baik, merawat ban, dan melakukan segala hal yang harus dia lakukan,” puji Christian Horner, manajer Red Bull.

Horner menambahkan, Vettel tidak seperti pembalap yang baru berusia 23 tahun. “Dia seperti begitu berpengalaman,” tambahnya.

Tentu saja Vettel senang mengakhiri GP Malaysia di puncak podium. Namun dia tidak ingin merayakan terlalu lama. Sebab, lomba berikutnya, di Tiongkok, langsung diselenggarakan dalam hitungan hari (15-17 April ini).
“Dua kemenangan dari dua lomba. Perfect. Tidak bisa lebih baik dari ini. Tapi jalan masih panjang. Masih banyak poin yang harus diamankan. Jadi kami harus tetap membumi,” ucapnya usai lomba kemarin.

Vettel juga mengaku beruntung sistem KERS-nya tidak mati saat start, seperti yang dialami rekannya, Mark Webber. “Kalau start tanpa KERS, posisi saya pasti akan berbeda,” ungkapnya.

Kemarin, pembalap yang semestinya merepotkan Vettel, Lewis Hamilton, tampil cukup mengecewakan. Saat start dia kehilangan satu posisi, lalu sebagai tim McLaren-Mercedes kurang jitu dalam hal strategi, memaksa Hamilton masuk terlalu dini.

Akibatnya, sepanjang lomba, setiap kali melakukan stop untuk ganti ban, Hamilton selalu terlalu dini. Buntutnya, ban Hamilton selalu “habis” duluan bila dibandingkan dengan pesaing.

Di akhir lomba, setelah pit stop ketiga yang seharusnya jadi servis terakhir, Hamilton harus melahap putaran sisa terlalu banyak. Karena ban yang sudah tak sanggup dipaksa, dia pun kerepotan menjaga posisi. Dia bahkan sempat bersenggolan dengan Fernando Alonso (Ferrari), dan terpaksa melakukan pit stop keempat ketika bannya benar-benar sudah tak sanggup mencapai garis finis.

Sudah jatuh tertimpa tangga, Hamilton kena penalti 20 detik (bersama Alonso) setelah lomba dan melorot dari urutan tujuh ke delapan.

Rekannya di McLaren, Jenson Button, akhirnya finis kedua. Pembalap yang dikenal “halus” dalam mengemudi ini tidak butuh stop tambahan.

Di belakang mereka, Nick Heidfeld tampil memukau. Start di posisi keenam, bintang Lotus Renault GP itu langsung melonjak ke urutan dua di putaran pertama. Setelah itu konsisten bertahan dan sukses naik podium.
Di awal lomba itu, Heidfeld mengaku sempat khawatir. Sebab, tetesan hujan sempat turun. “Saya juga bilang ke tim kalau ban mulai habis. Tapi mereka meminta saya untuk terus bertahan di lintasan. Mereka tak ingin saya melakukan pit stop ekstra,” ungkapnya.

Bagi Renault, ini hasil memuaskan. Di Australia bulan lalu, mereka juga merasakan podium. Vitaly Petrov finis di urutan ketiga.

Meski gagal mencuri kemenangan dari Red Bull, pihak McLaren tetap optimistis. Kecepatan mereka tidaklah terpaut jauh dengan Red Bull. Kalau tidak membuat kesalahan, mereka seharusnya mampu “mengganggu” lagi di GP Tiongkok.

“Saya tak sabar ke Tiongkok. Kami sangat bersemangat dan semoga kami bisa menantang Red Bull lagi,” tandas Jenson Button. (*)

Exit mobile version