Site icon SumutPos

Kinara: (Pembunuh) Temannya Papa…

Kinara, bayi yang selamat dari pembunuhan sekeluarga di Mabar, Medan Deli.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebelum polisi tiba di TKP pembantaian sadis sekeluarga di Jalan Kayu Putih depan Gudang 60, Mabar Hilir, Medan Deli, warga sekitar yakin pelaku punya hubungan emosional dengan pemilik rumah.

Setidaknya tersirat dari pengakuan Kinara (3,6), anak bungsu Riyanto alias Anto (40) dan Sri Ariyani (40). Dimana, sebelum Polisi tiba, bocah bijak yang biasa dipanggil Pesek itu sempat menyebut bahwa pelaku adalah teman ayahnya.

“Temannya papa,” jawab singkat Kinara kala beberapa warga mencoba menanyainya perihal pelaku pembantaian tersebut.

Jenazah Riyanto alias Anto (40) dan istrinya, Sri Ariyani (40), serta anak mereka Naya (13) dan Gilang (8), serta mertuanya Imar (60), tiba di rumah duka sekira pukul 11.00 wib diantar mobil jenazah RS Bhayangkara.

Kelima korban dimakamkan sekira pukul 12:00 wib di TPU Muslim Gang Wakaf, Tanjung Mulia (tak jauh dari rumah duka) dalam 4 liang berdampingan. Dimana, kedua anak korban ditempatkan dalam satu liang.

Suasana pemakaman disaksikan oleh ratusan warga. Setibanya jenazah di TPU, petugas pemakaman tampak bergegas menguras air yang menggenangi setiap liang.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Yemi ditemui juga di TKP mengatakan pihaknya telah membentuk Tim khusus gabungan dari Polda Sumut Polres dan Polsek.

Hadir juga kepala lingkungan setempat, Setiawan Budiono. Menurutnya, hasil pengecekan dari tetangga kanan kiri korban, tak ada yang mengetahui siapa tamu korban.

Sementara Kriminolog Fakultas Hukum UISU, Panca Sarjanaputra. SH, M.Hum yang juga ditemui di lokasi menyoroti kinerja polisi. Menurutnya, pola-pola pengawasan pihak kepolisian harus lebih diperbaiki. Tidak hanya patroli namun lebih intens berkomunikasi minimal dengan para kepling.

“Bisa jadi pelaku ini kerabat korban, baik di lingkungan kerja maupun lingkungan tempat tinggal. Saya juga meminta kepada Komnas Perlindungan Anak untuk turun mendampingi Kinara(anak korban yang selamat),” ujarnya.

Foto: Polisi
Jenazah Yani, dan kedua anaknya Naya serta Gilang Raksono, dibunuh di tempat tidur, di Mabar, Medan Deli.

Korban yang bekerja di Gudang 89 sebagai Kepala Gudang Jalan Metal Krakatau, Medan Timur, ini dimata tetangga merupakan orang yang rajin bersosialisasi. “Kalau kunjungan-kunjungan ke tempat tetangga, ligat dia. Undangan lagi, sering kali dia,” ungkap Adek, tetangga korban.

Sementara itu, tetangga lainnya yang akrab disapa Anto Botak menyebutkan, magrib sebelum kejadian, Riyanto dan istrinya terlihat pergi dan baru kembali sekitar jam 10 malam. Saat pulang, pasangan itu sempat berpapasan dengan Anto Botak yang sedang duduk di depan rumahnya.

“Biasanya selalu terdengar suara mendiang ketika menelepon, karena suaranya lumayan keras. Tapi karena sempat tidur, aku tidak dengar apa-apa dan aku terbangun sekitar jam 01.30 wib,” ujarnya.

Lanjut Anto Botak, pun begitu, ada saksi sempat mendengar Riyanto bertelepon dengan seseorang (diduga pelaku) dengan nada kesal. Korban sempat mengatakan “kenapa tidak menelepon dulu, main datang-datang saja”.

Tak lama, terdengar suara kereta melaju keluar dengan kencang. Diduga pengendara tersebut adalah pelaku, karena suara keretanya beda dengan suara kereta korban.

Lanjut sumber, jalan di kawasan itu seperti buntu. Tapi jika ditelusuri sebenarnya bisa tembus ke belakang. Dan jalur itulah yang dilalui pelaku. Becermin dari jalan kabur yang dipilih, besar kemungkinan pelaku memang sudah pernah ke rumah korban. (cr8/cr2/ras)

Exit mobile version