Site icon SumutPos

Napi Teroris di Sumut Tinggal 6 Orang

Foto: Agusmam/Sumut Pos
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpouw saat sidak di Mapolres Deliserdang, Rabu (9/5) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seluruh Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di Sumatera Utara siaga. Selain itu, seluruh Kepala Lapas dan Kepala Rutan di jajaran Kanwil Kemenkumham Sumut, diminta berkoordinasi dan bekerjasma dengan Polres setempat untuk memperketat pengawasan.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Sumatera Utara Kemenkumham, Hermawan Yunianto mengungkapkan, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, terulang di Sumut. “Jadi, setiap Lapas dan Rutan yang ada Narapidana terorisnya, mereka sudah membangun koordinasi secara intensif dengan Polres setempat. Hal itu sudah kita laksanakan,” ungkap Hermawan Yunianto kepada Sumut Pos, Kamis (10/5) siang.

Lebih lanjut diakui Hermawan, kejadian di Mako Brimob itu, gaungnya sampai ke daerah-daerah. Oleh karena itu, pihaknya langsung merespon, meskipun untuk di Sumatera Utara, tinggal sekitar lima atau enam narapidana teroris lagi yang ditahan di Lapas dan Rutan. Disebutnya, narapidana teroris yang ditahan saat ini ada di Labuhan Ruku, Panyabungan, dan Rutan Perempuan.

“Semuanya itu kiriman dari Pulau Jawa. Walau tidak banyak, satu orang narapidana teroris biasanya ikhwannya banyak di seputar itu. Biasanya 1 orang dibesuk 15 sampai 20 orang,” tandas Hermawan.

Sementara Kepala Subbagian Penyusunan Pelaporan, Humas dan Teknologi Informasi Kanwil Kemenkumham Sumut, Josua Ginting mengatakan, pihaknya tetap mewaspasai kejadian di Mako Brimob, Depok. Oleh karena itu, diakui Josua pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian. “Kita tetap siaga. Kita tetap antisipasi khusus untuk itu,” ujarnya.

Disinggung apa akan ada penambahan personel ke tahanan narapidana teroris, Josua mengaku tidak ada. Dikatakannya, hal itu karena kekurangan personel. Oleh karena itu, pihaknya meningkatkan pembinaan Narapidana. Hingga kini, ditegaskan Josua, untuk di Sumut masih aman dan kondusif.

Kapoldasu Sidak ke Polres dan Polsek

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Polres dan Polsek di seputaran Mapolda Sumut. “Kemarin, kita seluruh Kapolda se-Indonesia, vidcon dengan Kapolri untuk melakukan antisipasi kerusuhan untuk melakukan sidak dan pengecekan di tahanan dan penjagaan,” ungkap Irjen Paulus Waterpauw kepada Sumut Pos, Kamis (10/5) siang.

Hasil vidcon itu, kata Waterpauw, ditindaklanjuti dengan melakukan sidak di seputaran Polres dan Polsek. Lokasi yang ditinjau antara lain, Polres Deliserdang, Polsek Tanjungmorawa. “Rabu (9/5) malam, kita dengan PJU Polda, melakukan sidak Polres Deliserdang, Polsek Tanjungmorawa. Di situ kita melakukan pengecekan tahanan dan memberikan motivasi kepada personel, agar lebih bersemangat dalam melakukan penjagaan,” terangnya.

Kemudian lanjutnya, usai memberikan pengarahan di Polres Deliserdang dan Polsek Tanjungmorawa, Kapolda dan rombongan menuju Mako Brimob Polda Sumut, di Jalan KH Wahid Hasyim Medan. “Malam itu juga, kita lalu ke markas Brimob untuk melakukan pengecekan dan memberikan pengarahan dan motivasi juga,” kata Waterpauw.

Waterpauw menyebutkan, sidak tersebut sebagai antisipasi agar kasus serupa tidak terjadi di Sumut. Pesannya kepada personel, selalu siap siaga dan tidak lalai dalam menjalankan tugas sehari-hari dan dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan.

Menurutnya, keadaan di setiap wilayah berbeda konseptualnya, adanya kelompok yang tidak puas dengan aturan negara, pemimpin dan institusi yang membuat terjadinya tidak kesepahaman dan melakukan tindakan pemberontakan. “Saya tekankan kepada personel dalam pengarahan, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan dengan cara memperketat penjangaan. Kemudian, tambah personil untuk diperbantukan menjaga pos-pos yang dianggap rawan, kepada fungsi Intel, Krimsus, Krimum, Narkoba dan Provos untuk membuat jadwal piket kepada personel yang akan melakukan penjagaan,” urainya.

Sementara, untuk Polres sejajaran Polda Sumut, Waterpauw juga telah melakukan vidcon dengan seluruh Kapolres/tabes. “Saya sudah vidcon dengan para Kapolres dan telah memberikan pengarahan sesuai arahan Kapolri,” pungkasnya.

Terpisah, mantan napi teroris, Mustapha alias Abu Annisa meyakini kalau kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, tidak akan terjadi di Sumut. Menurut dia, napi teroris yang ada di Sumut saat ini, merupakan kelompok lama dan tidak mengenal napi teroris yang membuat kerusuhan di Mako Brimob kemarin.

“Untuk di Sumut ini, tidak akan terjadi. Karena BNPT (Badan Nasional Penanggulan Teroris) melakukan pembinaan terhadap napi teroris di sini. Ya, bisa dihitung jari jumlahnya di dalam (Lapas). Kalau di luar, ada jumlahnya sekitar 50 orang. Namun, itu sudah dilakukan pembinaan oleh BNPT,” ucap Mustapha kepada Sumut Pos, Kamis (10/5) siang.

Mustapha sendiri, adalah mantan terpidana terorisme yang bebas pada 2003 silam. Ia saat itu bertugas sebagai pencari dana untuk melakukan aksi teror di sejumlah lokasi di Indonesia, termasuk Sumut. Mustapha menjelaskan, aksi kerusuhan di Mako Brimob itu sudah terjadi kedua kalinya. Namun, ini puncuknya. Diduga sudah ada perseteruan antara napi teroris dengan Polisi di Rutan tersebut. Mustapha yang kini menjadi pengamat terorisme mengungkapkan, terlalu lama ratusan terpidana terorisme itu, dipindahkan ke sejumlah lapas di Indonesia, termasuk di Lapas Nusa Kambangan. Seharusnya, ketika sudah ada putusan tetap (inkrah) dari pengadilan langsung dieksekusi untuk dipindahkan ke luar Rutan Mako Brimob. “Saya saja dua tahun disitu, sudah dipindahkan. Ini sudah komplek permasalahannya. Mungkin dari segi makanan tidak layak atau ada keluarga napi memberikan nasi ke dalam dipersulit. Jadinya, sudah akumulasi, makanya menjadi kerusuhan ini,” tutur Musthapa.

PW Ansor Sumut Usulkan Gelar Mujahid
Sementara, Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk memberikan gelar mujahid pada semua personel Polisi yang gugur dalam kerusuhan di markas Brimob, beberapa hari lalu. “Selain memberikan perhatian dan biaya pendidikan pada keluarga personel Polisi yang tewas pada kerusuhan tersebut, kita juga mengusulkan pada pemerintahan, kiranya memberikan gelar mujahid pada kelima personel Polisi yang gugur dalam membela negara,” kata Ketua PW GP Ansor Provinsi Sumatera Utara, Labuhan Hasibuan di Kantor PW Ansor Sumut, Jalan Sei Batanghari Medan, Kamis (10/5).

Labuhan yang didampingi dua wakil sekretarisnya, Thamrin Harahap dan Muhammad Uliyansyah Nasution menegaskan, apa yang sudah dilakukan personel Polisi itu, layak ditiru generasi negeri ini. Dimana kata Labuhan yang juga menjabat ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Serdangbedagai itu, kesiapan hingga pengorbanannya dalam membela NKRI.”Tidak bisa dipungkiri, saat ini gelar mujahid itu sangat enteng diucapkan orang atau kelompok tertentu. Misalnya yang pernah melakukan aksi demonstrasi beberapa waktu lalu berani memproklamirkan diri sebagai mujahid. Padahal, gelar kehormatan ini hanya pantas disematkan bagi mereka yang sudah berjuang untuk agama dan bangsa. Dan kelima personil polisi yang tewas dalam kerusuhan di Lapas Markas Brimob, diyakini membela bangsa. Jadi bukan untuk orang yang mengaku mujahid itu,” tegasnya.

Untuk provinsi ini sendiri, lanjut Labuhan, aparat harus tetap meningkatkan pengawasan terhadap gerakan yang ingin menciptakan kerusuhan, dengan dalih apapun.”Dan kader GP Ansor yang kini jumlahnya sudah mencapai ribuan orang tersebar di 33 Kabupaten kota di Provinsi ini, siap untuk digandeng dan bergandengan tangan dengan aparat keamanan, atau siapapun, selama perjuangannya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena bagi GP Ansor seluruh negeri ini, NKRI itu harga mati,” tandasnya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
LILIN_Puluhan warga menyalakan lilin dan berdoa di depan Mako Brimob Jalan Wahid Hasyim Medan, Kamis (10/5) Aksi tersebut sebagai bentuk belasungkawa kepada anggota kepolisian yang gugur saat bertugas di Mako Brimob rutan salemba.

Nyalakan Lilin, Kecam Radikalisme

Sementara Kamis (10/5) malam, puluhan warga menggelar aksi belasungkawa di depan Mako Brimob Polda Sumut Jalan KH Wahid Hasyim. Dalam aksi tersebut, puluhan warga yang terdiri dari lintas profesi dan agama ini mengecam tindakan radikalisme yang terjadi. Selain itu, mereka juga mendukung, upaya Kepolisian memberantas gerakan radikalisme yang ada di Indonesia. “Kita di sini ikut belasungkawa, atas tragedi gugurnya lima orang saudara kita,” ungkap Kariana, seorang peserta aksi.

Sementara itu, Ketua Baitul Muslimin Indonesia Kota Medan, Ade Darmawan yang juga ikut dalam aksi ini mengatakan, Islam sangat tidak mengajarkan pembunuhan. Karenanya, kata dia, Islam radikalisme tidak boleh dibiarkan hidup di bumi Nusantara. “Islam itu rahmatan lilalamin. Sehingga, jangankan membunuh, membenci saudaranya saja sudah dilarang,” ungkapnya.

Untuk itu, ia mengaku sangat mendukung sepenuhnya upaya Polisi untuk mengantisipasi gerakan Islam radikal. Ia juga menegaskan, pihaknya akan dengan sedia ikut membantu kepolisian dalam memberantasnya. “Karena itu kami warga Sumut sangat berduka dan berbelasungkawa. Saya yakin sepenuhnya 5 putra Bhayangkara yang gugur tidak akan mati dengan sia-sia, dan Allah SWT akan menempatinya kedalam surga,” pungkasnya.

Selain menggelar aksi, puluhan warga ini juga menyalakan lilin sebagai wujud duka citanya. Mereka juga  melakukan hening cipta dan berdoa, serta memberikan bunga ke depan Mako Brimob Polda Sumut. (ain/mag-1/gus/adz)

Exit mobile version