Site icon SumutPos

Program PMTCT Cegah Penularan HIV

MEDAN- Program pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak di masa kehamilan atau PMTCT (Prevention mother to child transmission) diyakini mampu mengurangi resiko penularan hingga 100 persen.

Hanya saja resiko penularan bisa berjalan efektif jika mengikuti program pencegahan penularan atau disebut Profilaksis. Yakni merencanakan kehamilan sejak awal, mengkonsumsi ARV secara rutin, proses melahirkan dengan operasi dan tidak memberikan ASI pada bayi.

Hal ini disampaikan Wakil Direktur Bidang Pelayanan RS Haji, dr Muslich, saat melakukan sosialisasi.

“Berdasarkan sebuah penelitian, dengan mengikuti program profilaksis penularan HIV/AIDS belum ditemukan atau 0 persen. Pmtct ini juga intinya bukan hanya untuk melahirkan saja,akan tetapi program sejak masa kehamilan. Intinya yakni bagaimana mencegah agar anak tidak tertular HIV yang diderita ibunya,”terang Muslich, saar melakukan Sosialisasi VCT RS Haji Sumatera Utara, dihadapan sejumlah  ODHA dan OHIDHA, Jumat (10/8).

Dalam kesempatan yang sama, dr Nurcahaya SpA, mengatakan , selama VCT  RS Haji berdiri pada 2005 dan Program PMCTC mulai diperkenalkan pada 2007, setidaknya RS Haji telah melakukan program PMTCT terhadap 20 bayi yang lahir dari ibu penderita HIV/AIDS.

Dari seluruh bayi tersebut, 10 bayi diantaranya telah melakukan pemeriksaan dan hasilnya negatif.      Sedangkan 10 bayi lainnya belom cukup umur untuk menjalani pemeriksaan atau tepatnya setelah berusia 18 bulan.

“Pemeriksaan antigen dan anti bodinya baru bisa dilakukan setelah usia bayi 18 bulan, karena kalau dibawah usia tersebut, sang bayi masih menggunakan anti bodi dari ibunya, dan pemeriksaan ini juga dilakukan secara gratis,”ucapnya.

Dia juga mengatakan, keterlambatan dalam penanganan selalu terjadi, karena  suami cenderung pasif. Meskipun suami mengetahui ada program PMTCT, namun kebanayakan suami tidak mau ambil pusing.

Sehingga alasan itu, menjadi kendala untuk menetukan besar kecilnya ibu untuk mau melahirkan apakah dengan ikut program PMTCT atau tidak. “Makanya,kalau mau melahirkan untuk proses kehamilannya lebih baik direncanakan. Jangan, diam2 sudah hiv tapi tiba-tiba melahirkan,”ucapnya.
Sementara itu, dr Supriyono SpP menjelaskan, dari 50 ODHA yang mengkonsumsi ARV, 5 diantaranya mengikuti program Kolaborasi TB/HIV (DOTS).
“Karena baru berjalan enam bulan sehingga baru lima yang mengikuti program, kita harapkan kedepannya bisa lebih banyak lagi,”sebutnya.

Untuk ketersediaan obat di RS Haji Sumut, dr Rahmawati dari bagian pengadaan obat menegaskan jika persediaan obat ARV bagi penderita HIV/AIDS masih aman hingga tiga bulan kedepan.

“Selain stok obat yang tersedia, sejauh ini pelayanan di RS Haji cukup bagus, baik diruang medis, untuk obat, dan untuk perawatan tidak ada keluhan. Harapan kedepan lebih baik lagi,” ucapnya mengakhiri. (uma)

Exit mobile version