Site icon SumutPos

Medan Banjir Lagi, BWSS II Diminta Normalisasi Sungai

Warga membersihkan lumpur kotoran sisa banjir di Medan. Ist/Sumut Pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan pada Kamis (10/3) dini hari kembali banjir akibat meluapnya Sungai Deli dan sejumlah sungai lainnya di Kota Medan, membuat Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II kembali menjadi sorotan.

Pasalnya hingga saat ini, kondisi normalisasi sungai-sungai di Kota Medan masih cukup jauh dari harapan. Akibatnya, sungai di Kota Medan, khususnya Sungai Deli kerap kali tak mampu lagi menampung debit air hujan yang tinggi sehingga membuat sungai meluap.

Anggota Komisi IV DPRD Medan Dedy Aksyari Nasution, meminta BWS Sumatera II untuk segera bergerak cepat dalam menormalisasi sungai-sungai yang ada di Kota Medan. Apalagi, normalisasi sungai telah disepakati oleh BWSS dalam beberapa kali pertemuan dan rapat khusus mereka dengan Pemko Medan.

Dikatakan Dedy, banjir pada Kamis dini hari kemarin merupakan banjir yang kesekian kalinya akibat sungai yang meluap. Tak dapat dipungkiri, kondisi sungai-sungai di Kota Medan memang sudah sangat memprihatinkan karena kondisinya yang semakin hari semakin dangkal dan menyempit.

“Dan kondisi ini diketahui jelas oleh BWSS, Pemko Medan juga sudah berkali-kali berkoordinasi soal kondisi ini dengan mereka (BWSS), tapi sampai saat ini kita tidak melihat adanya gerak cepat BWSS dalam mengatasi masalah ini. Akibatnya yang kita lihat, sungai-sungai terus meluap setiap kali hujan. Terakhir hari Kamis dini hari kemarin, Sungai Deli dan sungai-sungai yang lain kembali meluap,” ucap Dedy kepada Sumut Pos, Jumat (11/3).

Dikatakan Dedy, saat ini Pemko Medan sedang terus melakukan normalisasi drainase, mulai dari pengorekan hingga pembangunan drainase. Namun pada akhirnya air dari drainase akan mengalir ke sungai, sedangkan kondisi sungai masib belum siap menampung debit air yang besar dari drainase ketika hujan turun.

“Pemko Medan tidak bisa sendirian menyelesaikan masalah banjir ini, semua pihak harus ikut mendukung, salah satunya BWSS. Kalau begini terus, jangan harap program Medan Tajir (Tanpa Banjir) bisa terealisasi,” ujarnya.

Setidaknya, lanjut Dedy, BWSS harus mulai dari pengorekan sungai yang mengalami pendangkalan ataupun sedimentasi. “Selanjutnya, BWSS bisa bergerak lebih jauh dengan menertibkan bantaran sungai untuk kembali melebarkan sungai dan sempadannya,” katanya.

Selain itu, lanjut Dedy, Dinas PU Kota Medan juga harus terus memperhatikan kondisi pembangunan drainase di Kota Medan yang saat ini dilakukan dengan menggunakan U-Ditch.

“U-Ditch ini punya kelebihan lebih cepat dalam proses pengerjaannya. Akan tetapi bila tidak dikerjakan oleh kontraktor yang mumpuni, ini akan kacau balau dan kita khawatirkan U-Ditch tidak bekerja dengan maksimal dalam mengalirkan air,” lanjutnya.

Dedy pun meminta setiap pihak untuk sama-sama bertanggungjawab dalam menyelesaikan masalah banjir di Kota Medan. Tak cuma Pemko Medan dan BWSS, para pekerja kontraktor juga punya kewajiban dalam mengerjakan pekerjaannya sesuatu SOP dengan hasil terbaik.

“Ini sebenarnya lebih kepada rasa tanggungjawab. BWSS juga kita minta untuk terpanggil rasa tanggungjawabnya dalam menormalisasi sungai-sungai yang ada di Kota Medan,” pungkasnya. (map/ila)

Exit mobile version