Site icon SumutPos

Salah Transfusi Darah Bisa Berakibat Kematian

Foto: Manahan/PM Hariani, korban salah transfusi darah.
Foto: Manahan/PM
Hariani, korban salah transfusi darah.

SUMUTPOS.CO – Ketika mendapat transfusi darah, maka berarti ada benda asing yang masuk, yaitu darah dari orang lain. Beberapa reaksi tubuh bisa terjadi misalnya demam, menggigil, atau gatal-gatal. Paling fatal, bisa juga gagal ginjal, bahkan kematian.

Hal itu disampaikan Dr. dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI yang dihubungi. “Kematian itu disebabkan tubuh menolak benda asing yang masuk ke tubuh. Itu kan benda asing namanya, karena tidak sesuai,” ujarnya.

Umar Zein pun menambahkan bahwa dalam teori golongan darah AB dan O dapat menerima transfusi golongan darah apa pun. Namun pada prakteknya hal tersebut tidak dibenarkan dalam dunia kedokteran. “Yang pasti kesalahan itu jarang. Kalau kita ke PMI pun darah kita kan diperiksa lagi,” ujarnya.

Direktur Unit Donor Darah Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) Dr.dr. Yuyun Soedarmono, MSc, juga menyatakan hal serupa. Kesalahan transfusi darah diterangkannya seringkali disebabkan ketidakcermatan petugas medis.

“Itu pernah terjadi. Misalnya golongan A dikasih B karena katakan suster salah melihat catatannya. Akibatnya, bisa lisis (pecah) ya, sel darah merahnya jadi pecah, terus ginjalnya kerja berat, bisa gagal ginjal dan untuk mengatasinya ya harus cuci darah,” papar dr Yuyun saat ditemui dalam sebuah seminar di Jakarta Selatan.

“Makanya kita harus mencocokkan dengan cermat. Sampai di rumah sakit juga harus dicocokkan darahnya untuk pasien siapa,” katanya. (cr-2/bd)

Exit mobile version