Site icon SumutPos

Gatot Jangan Diam

Izin Lahan PLTA Asahan III Terkatung-katung

JAKARTA-Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho diingatkan agar tidak hanya diam jika memang ada persoalan di balik masalah izin lahan kepada pihak yang akan menggarap proyek PLTA Asahan III.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Parlindungan Purba mengatakan, tidak cukup urusan ini hanya dinyatakan dalam bentuk komitmen lisan, tapi tak ada langkah konkrit tatkala ada persoalan. “Sebagai anggota DPD, saya selalu menyarankan agar PLTA Asahan III segera diselesaikan. Nah, itu yang harus segera dibicarakan,” ujar Parlindungan Purba kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin.

Parlindungan menyarankan agar Gatot segera menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait, baik itu PLN dan PT Bajradaya Swarna Utama. Bukankah sesuai Perpres No 4 tahun 2010 dan Permen ESDM No 2 Tahun 2010, pemerintah menugaskan PLN untuk membangun PLTA Asahan III, buat apa masih melibatkan PT Bajradaya?

Menurut Parlin, dia tidak mau terlibat urusan siapa yang akan menggerjakan proyek setrum sebesar 2×87 MW ini. “Yang penting, saya minta gubernur untuk cepat mengambil keputusann
Soal kepada siapa, itulah yang perlu dibicarakan,” kata Parlin.

Ditegaskan Parlin, jika imbauan ini tidak segera ditindaklanjuti oleh Gatot, maka dirinya sebagai anggota DPD asal Sumut, akan mengambil inisiatif mempertemukan pihak-pihak terkait itu. “Saya akan pertemukan mereka. Ini demi rakyat Sumut, langkah harus cepat,” kata Parlin.

Seperti diketahui, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho belum juga memberikan izin lahan kepada pihak PT PLN, yang sesuai Perpres No 4 tahun 2010 dan Permen ESDM No 2 Tahun 2010 mendapat tugas membangun PLTA Asahan III.

Selain itu, kendala lainnya karena adanya status lahan sesuai SK Menhut 44/2005 tentang penunjukkan kawasan hutan. Hingga kini, P2T Kabupaten Tobasa hanya mampu membebaskan lahan 16 hektare saja, padahal proyek itu membutuhkan 210 hektar lahan. Akibatnya, pengerjaan acces road terkendala.

Sebelumnya, anggota Fraksi PAN Sumut Noerya T Karim, meminta Gatot berani buka-bukaan dan berterus terang soal rekomendasi izin pengerjaan proyek PLTA Asahan III. “Gatot harus jujur, rekomendasi izinnya di tangan siapa sekarang? Ayolah, buka-bukaan saja. Ini untuk kepentingan masyarakat karena PLN serius menyelesaikan proyek Asahan III,” ujarnya.

Manajer Proyek Asahan III Robert Aprianto Purba menyayangkan sikap Plt Gubsu yang hingga saat ini belum memberikan izin. Padahal, PLN siap untuk dievaluasi Pemprovsu sebagai dasar untuk menerbitkan izin lokasi bila diperlukan.

“Pemberian izin lokasi kepada PT Bajradaya Swarna Utama yang keluar tahun 2008 sudah berakhir pada Maret 2011 lalu. Nah, sesuai Perpres No 4 tahun 2010 dan Permen ESDM No 2 Tahun 2010, pemerintah menunjuk PLN langsung untuk membangun PLTA Asahan III. Tapi sampai saat ini, Plt Gubsu Gatot belum juga memberikan izin. Kami tidak tahu apa alasannya. Padahal, PLN telah memberikan surat permohonan izin lokasi PLTA Asahan III kepada Gubsu sebanyak 17 kali, sejak tahun 2004 hingga terakhir pada 28 Maret 2011,” tegas Robert.

Bahkan, Robert menambahkan, ketika Dirut masih Dahlan Iskan, pertemuan sudah dilakukan sebanyak lima kali. “Pembahasan terakhir pada 12 September 2011. Nanti akan ada pertemuan lagi bersama Pak Wapres Budiono dan Tim UKP4 pimpinan Pak Kuntoro Mangkusubroto. Pak Nur Pamudji Direktur PLN yang baru nanti akan diundang juga, bersama Plt Gubsu. Kita harapkan nantinya Pemprovsu memberikan izin yang dibutuhkan,” imbuh Robert.

Proyek ini sendiri, jika sudah selesai akan menghasilkan enegri listrik sebesar 174 MW yang berasal dari dua turbin. Turbin pertama diprediksi akan selesai pada Oktober 2015 yang akan menghasilkan 87 MW, kemudian diikuti turbin ke dua sebesar 87 MW pada November 2015.

Energi ini akan dikirimkan ke GITET Simangkuk, yang selanjutnya dialirkan ke wilayah Sumut. Namun, dari 174 MW, 10 MW akan disisakan untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar lokasi proyek PLTA Asahan III dengan ketentuan tarif yang berlaku.

PLN Lelang Paket Asahan III
Sebelumnya, Robert sempat mengatakan PT PLN telah melakukan langkah-langkah pelelangan guna membangun PLTA Asahan III. Pekerjaan utama terdiri dari lima paket. Paket pertama adalah pekerjaan teknik utama untuk pembangunan terowongan, bendungan, power house, dan beberapa pekerjaan sipil lain.
“Saat ini sedang memasuki tahapan persetujuan hasil evaluasi proposas teknis dari JICA Jepang,” tutur Robert.

Kontraktor yang masuk tahapan ini adalah gabungan (join operation) antara Taisei (Jepang) dengan PT Wijaya Karya, Kajima (Jepang)-PT Waskita Karya, Shimizu (Jepang)-PT Adhi Karya, dan Hyundai (Korea)-PT Pembangunan Perumahan.

Kontak diharapkan ditandatangai pada Februari 2012 dan efektif bekerja di lapangan pada Juni 2012. Paket kedua adalah pekerjaan besi (metal work) untuk membangun pintu air bendungan dan penstock tengah memasuki tahap evaluasi proposal teknis oleh panitia lelang.
Calon kontraktor adalah Noell GmbH (Jerman) dan Andritz (Austria). Diharapkan kontrak ditantangani pada Mei 2012.

Sedangkan pekerjaan yang masih dalam tahap lelang dan persetujuan dokumen dari JICA adalah paket ketiga yakni  electromechanical works untuk pekerjaan turbin dan generator, paket keempat yakni transmission line untuk pekerjaan jaringan transmisi, dan paket kelima telemetering dan flood warning system atau pekerjaan pengkuran tanda bahaya kebakaran.
“Sayangnya, hingga kini kami belum dapat izin gubernur,” kata Robert. (sam/ila)

Exit mobile version