Site icon SumutPos

Terjaring Razia Halinar 136 Ponsel Disita Dari Rutan Labuhandeli

12-6-Fakhrul Rozi-136 ponsel dirazia dari rutan labuhanBELAWAN-Suasana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Labuhandeli, mendadak ramai. Seluruh ruang tahanan penghuni dan narapidana digeledah petugas sipir saat menggelar razia handpone, pungli dan narkoba (Halimar). Sebanyak 136 unit telepon selular (ponsel), charger dan handset terjaring razia.

Tak cuma itu, seorangn oknum petugas rutan juga diperiksa terkait indikasi pungutan liar (pungli), Rabu (12/6) kemarin.
Pagi itu, razia halimar yang merupakan program Dirjen Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara tersebut, digelar oleh puluhan petugas sipir pengaman rutan. Melihat kemunculan petugas, sekitar 892 orang warga binaan penghuni rutan mendadak heboh, sejumlah napi berupaya menyembunyikan telepon selular miliknya.

Petugas berseragam biru muda inipun langsung bergerak cepat, setiap sudut ruangan dan peralatan yang berada di blok kamar tahanan tak luput dari penggeledahan. Hasilnya ratusan unit ponsel berikut charger dan handset diamankan untuk kemudian dimusnahkan. Dalam razia, seorang oknum petugas juga ikut diboyong karena terindikasi melakukan pungli terhadap pengunjung di rutan tersebut.

Kepala Rutan Klas II B Labuhan Deli Alexander Lisman Putra Amd IP SH MH  saat dikonfirmasi melalui Kepala Pengaman Rutan (KPR) Abdul Aziz mengatakan, razia itu digelar sebagai upaya penyatuan tekad dan komitmen dalam meningkatkan semangat serta intergritas moral dan profesionalisme petugas rutan khususnya dalam upaya menekan keberadaan
telepon selular, pungutan liar dan peredaran narkotika di lingkungan rumah tahanan.

“Dari razia handpone, pungli dan narkoba kita menemukan 136 ponsel. Selain telepon selular dua napi sebelumnya kita amankan atas kepemilikan narkoba jenis sabu. Untuk keduanya sudah kita serahkan ke aparat kepolisian,” kata Aziz.
Disamping menyita ponsel serta narkoba, petugas sipir rutan juga mengamankan dan memeriksa seorang oknum petugas di rutan tersebut atas inidikasi melakukan pengutipan liar kepada pengunjung yang akan membesuk sanak keluarganya di rutan itu. “Kita terus berupaya melakukan pembenahan. Jadi tak hanya merazia dalam upaya mengantisipasi agar tidak kembali terulang kita juga memberikan sentuhan moril baik kepada warga binaan maupun para pegawai rutan,” pungkasnya.(rul)

Exit mobile version