Site icon SumutPos

Tolak Kenaikkan BBM Mahasiswa-Polisi Duel

MEDAN-Puluhan massa dari Formadas Medan melakukan unjuk rasa menolak rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jalan Sisingamangaraja simpang HM Jhoni. Demo persis di Taman Makam Pahlawan, Medan Rabu (11/6) petang, pukul 18.20 WIB itu berakhir ricuh. Mahasiswa dan polisi terlibat duel, akibatnya sekitar 8 orang mahasiswa diamankan Polisi dari Polsekta Medan Kotan
Kericuhan, saat massa bergerak menuju persimpangan Jalan Stadion dan tetap melakukan aksi bakar ban. Saat itu melintas sebuah mobil pikap Mazda dengan Plat merah BK 8878 M. Melihat itu, massa aksi langsung menghadang dan menyandera mobil tersebut. Polisi pun berusaha melepaskan mobil tersebut dari sanderaan mahasiswa.

Tak pelak, kericuhan langsung pecah. Merasa tak puas, mahasiswa kembali ke Kampus yang berada di jalan Arca dan memanggil rekan-rekannya. Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa langsung ‘menyerbu’ Mapolsekta Medan Kota.
Menjelang magrib, Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta tiba di lokasi. “Akan kita evaluasi, kalau anggota kita yang bersalah,” sebutnya di hadapan ratusan mahasiswa yang masih panas.

Namun, ketika diajak berdialog, mahasiswa cenderung menolak. Akibatnya kekisruhan pecah. Polisi berhasil memukul mundur mahasiswa. Beberapa kali gas air mata pun dilepaskan. Mahasiswa kemabli ke kampus.

Suasana sempat reda beberapa menit, tapi mahasiswa kembali menyerang Mapolsekta Medan Kota. Mereka menghujani kantor polisi itu dengan batu. Kembali terjadi dual antara polisi dan mahasiswa. Seperti sebelumnya, polisi kembali unggul. Tidak itu saja, pasukan Patra Sat Sabhara Polresta Medan pun diturunkan. Bersepeda motor trail pasukan ini menyisir hingga ke depan kampus.  Delapan mahasiswa kemudian diamankan polisi.

“Ada delapan mahasiswa yang kita amankan untuk kita proses. Lalu ada permintaan ketua Bem, Purek (pembantu rektor) III dan aparatur ITM sendiri untuk meminta supaya adik ini bisa di epaskan,” terang AKBP Nico.

Sambungnya, dengan permintaan untuk melepaskan kedelapan mahasiswa tersebut pihak kepolisian akan mempertimbangkan dan berharap mahasiswa tersebut menyadari apa yang mereka lakukan seperti ini. “Kita akan mempertimbangkan permintaan mereka dan saat ini proses hukum masih berlangsung. Apabila tidak bersalah kita keluarkan,” ucapnya.
Sebelumnya, massa yang melakukan aksi damai menolak kenaikkan BBM melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan masyarakat disiksa oleh kaum kapitalis dengan membawa lambang bendera Amerika Serikat. Tak hanya itu, mereka juga membentangkan poster bernada kecaman.

“Jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM, maka akan semakin banyak pengangguran dan mengakibatkan kemiskinan. Dengan demikian, maka kejahatan terus berkembang akibat kebutuhan hidup masyarakat,” ujar Koordinator Lapangan, Lukman, di lokasi aksi.
(gus/mag-7)

Exit mobile version