Site icon SumutPos

11.485 Penumpang Padati KNIA

Foto: Batara/Sumut Pos
Penumpang memadati Bandara KNIA.

SUMUTPOS.CO – MEMASUKI H-3 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, pemudik terus memadati bandara, pelabuhan, stasiun bus, dan stasiun kereta api, Selasa (12/6). Berdasarkan data yang diperoleh dari Operasi Ketupat Toba 2018, tercatat sedikitnya 272.648 orang melakukan mudik. Jumlah tersebut meliputi, keberangkatan 133.389 orang dan kedatangan 139.259 orang.

Ribuan penumpang terus berdatangan dan memadati terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang, Selasa (12/6). Dari data sementara yang tercatat di Posko Pantau Lebaran Bandara, sebanyak 11.485 penumpang datang dan berangkat. Bahkan pada pukul 13.00 WIB, ada lima penerbangan ekstra yang dilakukan maskapai untuk mengangkut penumpang ke sejumlah tujuan .

“Penumpang ramai sejak pagi. Diperkirakan sampai malam nanti juga masih ramai, bahkan lebih ramai dari hari sebelumnya. Keberangkatan dan kedatangan hampir sama padatnya,” kata Duty Maneger Bandara Kualanamu Hendry L Tobing di KNIA.

Terpisah, Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengakui, terjadi peningkatan jumlah penumpang di bandara jika dibandingkan pada mudik lebaran tahun 2017 lalu. Diprediksinya, peningkatannya sekitar 3 persen. Namun begitu, secara keseluruhan, jumlah pemudik tahun 2018 ini, baik dari terminal bus, terminal kereta api, pelabuhan, dan bandara, terjadi penurunan sekitar 15 persen. “Kenaikan justru terjadi pada penumpang pesawat, baik keberangkatan dan kedatangan sebesar 3 persen,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (12/6).

Sementara, lanjut Nainggolan, jumlah kedatangan hingga hari kelima Operasi Ketupat Toba 2018, masih lebih tinggi dibanding keberangkatan. “Jumlah kedatangan hingga hari kelima 139.259 orang, sedangkan keberangkatan 133.389,” sebutnya.

Nainggolan menambahkan, guna memberikan kenyamanan masyarakat dalam melaksanakan mudik Idul Fitri 2018, personel lalulintas di Operasi Ketupat Toba telah melaksanakan sejumlah kegiatan. Hal itu, tutur dia, berupa imbauan, penyuluhan dan juga tindakan preventif. “Kegiatan ini dilakukan dengan pemasangan spanduk, banner, brosur, gerakan pengatur lalulintas, patroli, penjagaan serta pengawalan,” tandasnya.

Sementara, berdasarkan pantauan pada beberapa ruas jalan seperti di Jalan Sisingamangaraja hingga mengarah ke persimpangan Terminal Terpadu Amplas, mulai terjadi kepadatan kendaraan. Misalnya, seperti di Jalan Sisingamaraja menuju Kota Medan, kendaraan terlihat mulai padat hingga menuju persimpangan Jalan Tritura, Medan. Hal itu dipicu, lantaran di seputaran jalan tersebut, terdapat loket-loket pool bus di kiri dan kanan Jalan Sisingamangaraja.

Lain halnya seperti di Terminal Amplas, justru belum terjadi kepadatan kendaraan dan jumlah penumpang yang memadati terminal. Diperkirakan lonjakan penumpang terjadi pada H-2 lebaran.

Penumpang KM Kelud Membludak

Sementara, penumpang membeludak di Terminal Bandar Deli Pelabuhan Belawan, Selasa (12/6). Sebanyak 3.155 penumpang KM Kelud berasal dari Batam tujuan Belawan tiba di Belawan. Jumlah ini hampir memenuhi batas dispensasi penumpang dengan jumlah 3.164 orang. Kedatangan ribuan pemudik ini bersamaan dengan 37 tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal berasal dari Malaysia dengan menggunakan jasa angkutan laut.

Seluruh penumpang yang tiba, tampak berdesakan turun dari dua tangga garbarata yang disediakan. Petugas keamanan terus melakukan pengamanan untuk mengawasi ribuan penumpang yang tiba. Seluruh penumpang yang akan mudik ke kampung halaman masing – masing, mengaku puas dengan keberangkatan menggunakan jasa KM Kelud.

“Syukurlah, kita bisa sampai dengan selamat. Waktunya pun pas tiba di Belawan, biasanya kalau hari besar selalu molor. Ini tepat waktu, jadi kita tidak kecewa,” sebut Irwan pemudik yang akan pulang ke Lubukpakam ini.

Di sela – sela keramaian para penumpang yang akan turun dari kapal, tampak 37 TKI ilegal berseragam merah ikut berangkat dari Batam untuk pulang ke kampung halaman mereka. Para TKI ilegal merupakan hasil deportasi dari Pemerintahan Malaysia. Para pemudik sebelumnya dipulangkan dari Malaysia dengan transit ke Batam.

Salah satu TKI, Romaidar mengaku sudah berada di Malaysia selama 20 tahun, dirinya sudah berumah tangga dengan warga Malaysia dan memiliki anak. Hanya saja, dirinya sudah berpisah dengan suaminya. Karena status negaranya tidak jelas, maka wanita memilik tiga anak ini dideprotasi ke Indonesia.

“Saya akan pulang ke Padang. Saya ini kena deportasi, karena status saya ilegal. Saya masih mengurus anak-anak saya agar bisa hidup bersama dengan saya,” kata Rormaidar.

Setelah lebih dari 2 jam proses penumpang turun dari kapal, penumpang yang akan bertolak ke Batam berjumlah 1.084 orang diberangkatkan sekitar pukul 16.00 WIB. Kepala Pelni Cabang Medan, Firdaus mengatakan, pihaknya telah menjalankan tugas dalam pelayanan angkutan mudik tanpa ada kendala, seluruh penumpang dapat difasilitasi dari Batam – Belawan sebaliknya.

Untuk puncak akhir mudik, pihaknya juga membawa sebanyak 37 TKI yang dideportasi melalui Pelabuhan Batam tujuan Belawan. “Untuk saat ini tidak ada kendala, kapal ini akan kembali pada 14 Juni 2018 kemungkinan penumpang tidak lagi membludak,” terang Firdaus. (mag-1/btr/fac)

Exit mobile version