Site icon SumutPos

Disiplinkan Masyarakat Laksanakan Protokol Kesehatan, GTPP Covid-19 Siapkan Sanksi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, belum juga mengalami penurunan. Jumlah masyarakat yang terpapar dan dinyatakan positif Covid-19 malah terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari hari ke hari. Sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19, Gugus Tugas Covid-19 Sumut sedang menyusun rencana penerapan sanksi bagi masyarakat dalam penerapan protocol kesehatan.

BERDASARKAN data yang diperoleh dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jumat (12/6), kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan tertinggi, mencapai 88 orang. “Penambahan angka positif Covid-19 hari ini (kemarin) melonjak tajam, dari sebelumnya 680 menjadi 768 orang,” kata Jubir GTPP Covid-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan dalam keterangan persnya, Jumat (12/6).

Menurutnya, hal ini lantaran tidak disiplinnya masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini. Oleh sebab itu, pihaknya tengah menyusun rencana sanksi. “Rencananya akan ada sanksi untuk new normal dan saat ini sedang disusun,” aku Whiko.

Untuk pasien yang meninggal, lanjut dia, juga bertambah dari 57 menjadi 58 orang. Sedangkan pasien yang sembuh tidak terjadi perubahan, masih di angka 204 orang.

Whiko menambahkan, lonjakan juga terjadi pada angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari sebelumnya 142 menjadi 163 orang. Kemudian, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) angkanya juga meningkat dari 413 menjadi 420 orang. “Pasien baru positif Covid-19 paling banyak tercatat terjadi di Kota Medan yaitu hingga sebanyak 58 orang. Kemudian, Binjai 6 orang, Deliserdang 4 orang, dan kabupaten/kota lainnya,” pungkas Whiko.

Menyikapi terus meningkatnya jumlah kasus positif di Kota Medan, Pemko Medan melalui GTPP Covid-19 Kota Medan terus melakukan upaya pencegahan. Diantaranya, melakukan rapid test massal yang sudah dilakukan sejak sepekan terakhir.

“Saat ini kita fokus melakukan rapid test massal, sudah kita lakukan sejak beberapa waktu yang lalu. Kita sudah mulai dari setiap OPD yang ada di Pemko Medan, semua OPD pasti akan kena giliran untuk rapid test ini,” ucap Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Muslim Harahap kepada Sumut Pos, Jumat (12/6).

Tak hanya di setiap OPD, kata Muslim, rapid test massal tersebut juga dilakukan kepada setiap ASN atau seluruh pekerja yang ada di seluruh Kecamatan yang ada di Kota Medan hingga BUMD di Kota Medan.

“Kecamatan-kecamatan juga semua kita rapid test, semua dapat giliran. BUMD juga, PD Pasar dan PD yang lain juga di rapid test. Untuk lokasi rapid test nya kita laksanakan di posko gugus tugas Kota Medan,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Muslim, pokoknya sudah bekerjasama dengan RS USU untuk melakukan rapid test massal gratis kepada seluruh masyarakat Kota Medan yang berkenan untuk melakukannya. “Pak Plt Wali Kota juga sudah melakukannya dan meninjau langsung saat ke sana. Laporannya dari RS USU juga selalu disampaikan ke kita dan diumumkan di setiap kecamatan,” katanya.

Intinya, terang Muslim, kegiatan rapid test massal itu bertujuan untuk mengamankan masyarakat yang sudah terindikasi terkena paparan Covid-19 dengan meminta yang bersangkutan untuk segera melakukan isolasi mandiri agar penyebaran dapat diputus dengan cepat. Tak hanya itu, rapid test yang bukan sebagai penentu positif atau tidaknya seseorang terpapar Covid-19 membuat seorang yang dinyatakan reaktif pada hasil rapid test harus segera dilakukan test swab. “Kalau hasil swabnya positif, maka yang bersangkutan akan dikarantina di RS guna mendapatkan pengobatan yang tepat hingga dinyatakan sembuh,” terangnya.

Namun begitu, lanjut Muslim, selain fokus kepada pelaksanaan rapid test massal, pihaknya juga tetap fokus kepada aturan wajib menggunakan masker, social distancing hingga melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, terkhusus di kawasan-kawasan yang dibilang berpotensi menyebarkan virus.

Terpisah, Kabag Humas Pemko Medan, Arrahman Pane membenarkan adanya rapid test massal yang dilakukan oleh Pemko Medan kepada setiap ASN dan seluruh pekerja yang ada disetiap kecamatan yang ada di Kota Medan. “Sudah hampir rampung, setiap harinya ada 3 kecamatan yang di rapid test di Posko gugus tugas Kota Medan. Hari ini 3 kecamatan yang melakukan rapid test ada Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Timur dan Medan Tembung. Paling hanya tinggal beberapa kecamatan lagi yang belum, paling dalam satu atau dua hari ini selesai,” jelasnya.

Sedangkan untuk di RS USU, lanjut Arrahman, kemarin merupakan hari terakhir dilaksanakannya rapid test massal. “Kita belum tahu apakah nanti akan ada rapid test massal lainnya di USU atau tidak. Tapi yang jelas, kegiatan rapid test massal ini masih akan tetap dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19,” tutupnya.

1.600 Warga Medan Jalani Rapid Test

Kemarin (12/6), merupakan hari terakhir rapid test massal Covid-19 yang digelar di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) bagi warga Kota Medan. Pada hari terakhir tersebut, terjadi lonjakan jumlah orang yang ikut menjalani pemeriksaan tes cepat Covid-19.

Humas RS USU M Zeinizen mengakui, warga Medan yang mengikuti rapid test mengalami peningkatan signifikan meskipun kondisi cuaca sempat hujan. Sebelumnya hanya berjumlah 800 orang, pada hari terakhir totalnya mencapai sekitar 1.600 orang. “Antusiasme warga Medan meningkatkan tajam, hari terakhir saja sekitar 800 orang. Jadi, totalnya mencapai 1.600 orang,” ungkap Zein.

Dikatakan dia, terkait rapid test massal ini mencuat isu berkembang di lapangan adanya pengutipan liar untuk mengikuti tes cepat tersebut hal itu tidak benar. “Kita (RS USU) banyak mendapat laporan bahwa masyarakat dikutip uang. Saya tegaskan, sebagaimana disampaikan rektor USU, kegiatan rapid test ini gratis dan merupakan program pengabdian masyarakat,” terang Zein

Oleh karena itu, sambungnya, pihak RS USU meminta kepada warga yang dikutip oknum-oknum tertentu agar melaporkan ke RS USU untuk ditindaklanjuti. “Silahkan masyarakat laporkan kepada kita jika dikutip uang,” tegasnya.

Disinggung rencana digelar kembali rapid test massal tersebut, Zein belum bisa memastikan. “Tergantung dari hasil evaluasi nantinya,” tandasnya.

7 Perawat RSUP H Adam Malik Positif Covid-19

Tujuh orang perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji (RSUP H) Adam Malik terpapar Covid-19. Kini, ketujuh perawat itu sedang menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut.

Kasubbag Humas RSUP H Adam M, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) yang dikonfirmasi tak menampik kabar ini. “Benar ada perawat RS Adam Malik yang dirawat di ruang isolasi saat ini karena positif Covid-19,” ungkapnya, Jumat (12/6).

Kata Rosa, para perawat itu terinfeksi virus corona bukan karena melayani pasien Covid-19. Melainkan, karena adanya riwayat kontak erat dengan Orang Tanpa Gejala (OTG). “Terpapar dari OTG yang ada di rumah sakit,” ucapnya.

Rosa menyebutkan, dari ketujuh perawat tersebut lima diantaranya dirawat sejak Sabtu (6/6). Sedangkan dua lainnya, mulai Selasa (9/6). “Kondisi kesehatannya rata-rata saat ini sakit (kategori) sedang,” tandasnya. (ris/map)

Exit mobile version