Site icon SumutPos

Bursa Wagubsu: Hasban Bertarung dengan Darwin

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sekda Provsu, Hasban Ritonga di aula Martabe Gubernuran.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sekda Provsu, Hasban Ritonga di aula Martabe Gubernuran.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut Hasban Ritonga disebut akan mengisi posisi wakil gubernur untuk mendampingi Gubernur Sumut, Erry Nuradi di sisa masa jabatannya pada periode 2013-2018.

Di luan pihak, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selaku partai pengusung bakal menunjuk Direktur Utama PT Perkebunan Sumut, Darwin Nasution sebagai cawagubsu.

Seperti diutarakan Erry Nuradi saat menggelar apel perdana seusai libur lebaran di halaman kantor Gubsu, Senin (11/7). Di hadapan para PNS, Erry berkelakar jika partai politik mengusung Hasban Ritonga menjadi Wakil Gubernur Sumut, dirinya bersedia menerimanya.

Usai mendapatkan dukungan untuk menjadi Wagubsu, Hasban belum mau menanggapinya terlalu serius. “Saya seperti air mengalir sajalah. Karena suasananya acara halal bihalal dan saat itu suasananya dalam keadaan gembira, jadi sepertinya saya anggap pernyataan Pak Gubsu itu, sebahagian dari humor. Dan itu menyenangkanlah, kira-kira,” katanya kepada wartawan sembari tersenyum, Selasa (12/7).

Disinggung kemungkinan tersebut jika nantinya ada partai pengusung yang serius mendukungnya untuk menjadi pendamping Tengku Erry Nuradi untuk sisa jabatan 2013-2018, Hasban mengatakan, kalau dirinya secara pribadi belum berfikir hal itu.

“Tapi kan, perjalanan karier kita ini, kita tidak tahu ya. Kalau saya, jalani aja apa yang ada sekarang,” ucapnya, seraya menuturkan bahwa jabatannya sebagai Sekdaprov Sumut saat ini sudah sangat luar biasa baginya.

Dirinya juga mengatakan bahwa akan memasuki masa pensiun sebagai PNS/ASN pada tahun depan. Sehingga menurutnya, wacana pencalonan namanya sebagai pendamping Gubernur hingga dua tahun mendatang, tidak begitu ditanggapi. Apalagi, waktu yang ada akan dimanfaatkan untuk bekerja semaksimal mungkin.

“Sekarang usia saya memasuki 59 tahun. Makanya karier saya ini akan saya jalani saja,” ujarnya

Begitu juga terkait apakah ada partai pengusung pasang ‘Ganteng’ yang melakukan pendekatan kepada dirinya saat ini, Hasban menjawab bahwa hal itu dianggap hanya sebagai humor saja.

“Kalaupun itu ketemu dengan para petinggi parpol pengusung “Ganteng” di jalan atau di tempat-tempat lain, dan itupun dicetuskan dengan canda-canda saja. Itu kita tanggapi enjoy saja, dan kita anggap sebagai humor sajalah, walaupun itu dicetuskan di lingkungan kita saja,” katanya lagi.

Soal responnya saat Gubernur menawarkan sinyal permintaan kepada partai pengusung agar meminang dirinya sebgai calon Wagub Sumut untuk sisa masa jabatan hingga 2018 mendatang, Hasban justru menyampaikan bahwa pernyataan ‘Sumut Satu’ tersebut tidak perlu terlalu diseriusi dan ia lebih memilih ‘enjoy’.

“Kalau tadinya pernyataan Gubernur itu bukan saat halal bihalal, tentu saya akan lebih kaget. Tapi karena suasananya dalam acara halal bi halal, itu kita bawa enjoy sajalah,” katanya mengakhiri dengan senyum.

Di saat Erry menyebut nama Hasban, dan Partai Hanura selaku pengusung GanTeng sudah menyebut nama Nur Azizah Marpaung, PKS tak mau kalah dengan mengusulkan Dirut PT Perkebunan Darwin Nasution jadi Cawagubsu.

Darwin Nasution muncul dari hasil penjaringan internal yang dilakukan oleh PKS. Bahkan, PKS sudah mulai mengkomunikasikannya kepada partai pengusung lain seperti Patriot dan PKNU.

“Hasil komunikasi terakhir, PKS mengusulkan nama Dirut PT Perkebunan, Darwin Nasution menjadi cawagubsu,” ujar Ketua PKNU Sumut, Ikhyar Velyati Harahap, Selasa (12/7).

Pada pertemuan itu, kata Ikhyar, PKS mengaku menjaring tiga nama di sntaranya Ivan Batubara (Ketua Kadin Sumut), Darwin Nasution (Dirut PT Perkebunan Sumut), Fahrul Harahap (Mantan Kadispenda Sumut). “Dari tiga nama itu yang dipilih PKS Darwin Nasution,” ucapnya.

Setiap partai pengusung berhak mengusulkan cawagubsu. Karena usulan Hanura, PKS dan Patriot berasal dari kalangan eksternal atau profesional. Maka pihaknya akan mengusulkan satu nama yang berasal dari internal partai politik. Seluruh nama yang muncul, diakuinya harus tetap melalui mekanisme penjaringan di internal parpol pengusung yang sudah disepakati para pertemuan sebelumnya.

“Ketika dua nama yang diusulkan berasal dari kalangan eksternal, maka ada kesan partai mudah dibeli oleh orang yang punya uang. Jadi akan muncul stigma bahwa tidak penting masuk partai politik ketika ingin menjadi penguasa, itu sudah keliru. Karena parpol memang disiapkan untuk menjaring para calon penguasa,” paparnya.

Berdasarkan UU No 8/2015, hanya dua nama yang bisa dikirimkan oleh partai pengusung ke DPRD Sumut untuk dipilih. “Di dewan sudah ada pansus, mungkin dua nama yang diusulkan partai pengusung akan diverifikasi administrasi lebih dahulu oleh pansus. Misalkan soal persyaratan pendidikan terakhir, soal dukungan partai pengusung, bisa saja pansus bekerja sama dengan KPU nantinya,” jelasnya.

Secara pribadi, Ikhyar berharap agar proses pemilihan cawagubsu melalui mekanisme voting secara terbuka. “Ketika prosesnya terbuka maka akan lebih transparan, sehingga tidak ada oknum anggota dewan yang bermain,”urainya.

Menurutnya, pimpinan partai politik juga tidak bisa melakukan intervensi kepada anggota dewan dalam proses pemilihan cawagubsu. “Ini sudah menjadi hak masing-masing anggota dewan,” terangnya.

Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Zulfikar tidak membantah bahwa pihaknya disebut telah memilih Darwin Nasution menjadi salah satu kandidat cawagubsu. “Aduh, saya tidak diberikan amanah untuk menyampaikan hasil keputusan partai,” kata Zulfikar ketika dihubungi terpisah.

Zulfikar mengaku pada waktunya nama cawagubsu asal PKS akan diumumkan kepada publik. “Yang berhak menyampaikan itu ketua partai,” tukasnya.

Terpisah, Pengamat Hukum dan Pemerintahan dari UMSU Rio Affandi Siregar mengatakan bahwa wacana Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga sebgai calon Wagub Sumut cukup baik. Menurutnya faktor birokrat berpengalaman dan menguasai seluk-beluk birokrasi di Pemprov Sumut harus diperhitungkan. Apalagi, sebagai seorang yang non partai, sangat tepat dijadikan alternatif calon independen disaat banyaknya rumor tidak sedap yang menimpa politisi di Sumut.

Dengan sejumlah faktor tersebut, lanjut Rio, sudah bisa menjadi modal pertimbangan bagi parpol maupun Erry sendiri untuk bisa memilih calon pendamping Gubernur Sumut agar di sisa masa jabatan hingga 2018 mendatang, pemerintahan provinsi bisa berjalan efektif. (bal/dik/ril)

Exit mobile version