Site icon SumutPos

Dikendalikan Belga dari Jakarta

Foto: Well/PM Rudi Hartono dan Sandy Maulana pengusaha prostitusi homo. Keduanya mengaku usaha prostitusi itu dikendalikan warga Jakarta.
Foto: Well/PM
Rudi Hartono dan Sandy Maulana pengusaha prostitusi homo. Keduanya mengaku usaha prostitusi itu dikendalikan warga Jakarta.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bisnis prostitusi khusus pria homo di Jl. Garpu No 27 yang digrebek oleh Polsek Medan Baru pada Jumat (12/9) sore, menambah daftar panjang kian tingginya peminat sesama jenis ini. Parahnya lagi, para penjaja jasa seks khusus sesama pria ini terbilang tampan dan masih berusia muda.

Usaha penyedia jasa sodomi yang dipimpin oleh Rudi Hartono ini ternyata dimodali dan dikendalikan oleh Belga (35), warga Jakarta. Soal sosok Belga yang menjadi pemasok modal usaha Rudi CS ini disebut-sebut sebagai pria homo yang pernah menjadi pasangan sejenis Rudi. Dari keakraban dan hubungan dekat itu pula lah, Belga mempercayakan Rudi untuk membuka usaha ‘terlarang’ itu.

Apa saja yang diberikan Belga hingga Rudi berani membuka usaha terselubung itu? Rudi menjelaskan jika Belga memberikan modal berupa uang untuk menyewa lokasi usaha serta peralatan-peralatan lulur, kusuk dan totok wajah. Modal yang dikatakan tak banyak dan masih dalam hitungan jutaan itu dimanfaatkan Rudi untuk melakoni bisnis spa khusus pria pecinta sesama jenis.

“Yang punya usaha Belga, dia di Jakarta sana. Kalau aku menjalankan saja di sini. Tak banyak sih, tapi cukup buat sewa tempat dan beli perlengkapan lulur dan sebagainya,” jelas Rudi.

Menurut Rudi, atas permintaan Belga pula lah makanya ia bersama Sandy membuka usaha spa khusus pria pecinta sesama jenis itu. “Dia yang suruh, kalau kami jalanin aja kok,” katanya.

Ditanyai seperti apa ia bisa merekrut 4 anggota yang menjadi pekerjanya, Rudi menjelaskan bahwa ia sebelumnya sudah mengenal ke 4 pekerjanya itu. Lantaran sudah paham soal sosok ke 4 pria muda itu yang merupakan pecinta sesama jenis, dengan mudah pula lah ia mengajak untuk menjadi pekerjanya.

Bak gayung bersambut, Muhammad Syapii, Joni, Ahmad Dadang Priwinata dan Gunawan langsung mengamini tawaran itu. “Mereka kan emang sudah dari situ bang, jadi mudah aja ngajaknya. Mereka pun mau aja, ya biar ada kerjaan kan,” katanya.

Soal upah pekerja, Rudi mengaku belum mematok soal bayaran lantaran usahanya terbilang masih merintis. Namun dikatakan Rudi, jika melayani tamu ia memberikan Rp 50 ribu kepada pekerjanya.

“Masih baru bang, jadi lancar apa tidaknya kan belum tahu. Jadi belum ada mematok masalah upah. Cuma dapat Rp 50 ribu untuk melayani tamu, gitu aja,” kata Rudi. (wel/bd)

Exit mobile version