Site icon SumutPos

Banjir Genangi Kota Medan

BMG: 3 Hari ke Depan Masih Hujan Deras

MEDAN- Hujan yang turun Jumat (11/11) malam membuat beberapa daerah di Medan sekitarnya mengalami banjir sehari kemudian, Sabtu (12/11).

Diantaranya Medan Maimun dan Babura yang digenangi luapan Sungai Deli. Banjir di dua daerah tersebut hingga sebatas betis orang dewasa.

Kondisi ini diperkirakan masih akan terus terjadi hingga tiga hari ke depan. “Untuk tiga hari ke depan memang masih hujan dengan potensi hujan sedang dan lebat tapi tidak sampai mengkhawatirkan. Sei Deli memang sering meluap dan Maimun banjir karena memang sudah menjadi langganan karena lingkungan disekitar pun sudah padat penduduknya,” kata Kepala Seksi Data, Analisa & Informasi BMKG Stasiun I Bandara Polonia Medan.

Hartanto diruang kerjanya, Sabtu (12/11) siang Ia meminta warga Medan agar mengantisipasi dengan menjaga parit dan drainase bebas sampah yang menyebabkan banjir. “Hingga akhir bulan ini juga masih turun hujan dan warga Medan agar menjaga lingkungan sekitar tempatnya tinggal,” sebutnya.

Maskapai penerbangan juga diminta agar tetap berhati-hati dan mewaspadai cuaca buruk yang sewaktu-waktu bisa terjadi, terutama sore hingga dini hari. “Sejauh ini jarak pandang masih aman dan normal tapi kepada masing-masing maskapai penerbangan agar perlu waspadai cuaca saat menjelang malam dan dini hari,” pungkasnya.

Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus mengaku, pihaknya yang bekerja sama dengan pihak BMKG Stasiun I Bandara Polonia Medan sudah memberitahukan mengenai laporan dari pihak BMKG agar tetap waspadai. “Sejauh ini penerbangan lancar dan berjalan normal. Penerbangan tidak ada yang terganggu karena cuaca buruk, semua pesawat take off dan landing di Bandara Polonia Medan sesuai jadwal,” ungkapnya.

Dampak hujan deras yang mengguyur Medan dan wilayah di pegunungan, ratusan rumah terendam luapan air Sungai Deli, Sabtu (12/11) sekira pukul 04.00 WIB. Ratusan warga terpaksa mengungsikan harta bendanya ke tempat yang lebih tinggi. “Tadi subuh naiknya Bang, saat orang sedang tidur semua,” sebut Tonny, warga Lingkungan IV Kelurahan Aur, Medan Maimun.

Tamu tak diundang ini datangnya sangat cepat. Diduga limpahan air akibat hujan di hulu sungai tidak terserap akibat hutan mulai gundul dan sungai tidak mampu menampungnya. Sementara pantauan di pintu kanalisasi penanggulangan banjir Titi Kuning Medan, memperlihatkan debit air mencapai 100 cm. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya sampah di sungai.

Meskipun air melimpah ke kanal, luapan air tetap merendam pemukiman penduduk yang berada di hilir sungai. Sedangkan di hulu kanal, pemukiman warga juga ikut merasakan genangan air. Bahkan air tidak kunjung surut karena pintu kanal terbuka sedikit.

“Airnya tidak bergerak-gerak karena disumbat di kanal. Akibat tidak bergeraknya air sungai tersebut sampah-sampah juga tak terbawa arus. Hingga pagi sekitar pukul 07.00 WIB, air sudah mencapai satu meter atau setinggi pinggang orang dewasa. Air kemudian surut beberapa jam kemudian.

Sementara itu di kawasan Sei Mati Medan Maimun juga mengalami bajir, mencapai ketinggian sepinggang orang dewasa.

Hingga siang, warga masih membersihkan rumah mereka dari lumpur yang tertinggal.
“Rumah kamilah yang terakhir surut,” sebut, Nuraini, warga Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati Medan Maimun, saat menguras sisa air yang merendam rumahnya.

Sementara Lurah Kelurahan Aur, Yunasri, ketika dikonfirmasi wartawan, mengatakan, di kelurahannya sebanyak 340 Kepala Keluarga terendam, terbanyak di Lingkungan III dan IV.

“Tidak ada warga yang mengungsi ke jalan-jalan seperti banjir besar tempo hari,” ucap Lurah.
Namun, dengan musibah banjir kali ini pihaknya tidak membuka posko banjir atau pun dapur umum, karena banjirnya tidak terlalu besar. “Banjirnya hanya sebatas pinggang, tapi kalau mencapai diatas kepala baru kita antisipasi dengan membuka posko dan dapur umum,” tegasnya.

Tetapi pihaknya tetap menginstruksikan kepada setiap kepala lingkungan untuk mengawasi warga dan lingkungannya masing-masing. (jon/uma)

Exit mobile version