Site icon SumutPos

Permohonan Drainase Tak Digubris Pemko, Klambir V Langganan Banjir

Pran Hasibuan/sumut pos
GOTONG ROYONG: Warga Gang Pribadi 1 & 2,Gang Sentosa lagi gotong royong membuat parit secara manual.
Selama lima tahun permohonan warga ke Pemko Medan untuk membuat parit belum digubris sehingga jalan selalu banjir hingga masuk ke dalam rumah warga. IST

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Jalan Puskesmas Lingkungan III, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, mengeluhkan permohonan pembuatan parit atau drainase yang sudah mereka ajukan sekitar lima tahun, belum juga digubris Pemerintah Kota Medan, Sehingga, sekitar 40 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut dan berdampak pada warga Kelambir V Gg. Pribadi 1, Pribadi 2 dan Gg. Sentosa Lingkungan 1 Tanjung Gusta, selalu mendapat musibah banjir walaupun bukan musim penghujan.

“Tidak musim hujan saja jalan di gang ini banjir. Apalagi kalau sudah hujan, air akan masuk ke rumah. Karena kawasan ini lebih rendah tanahnya dari pada jalan. Maka, air mengalirnya ke gang rumah kami. Sedangkan di sini tidak ada parit, jadi air itu tergenang di sepanjang jalan dan sampai masuk ke rumah warga,” ujar Ance, seorang warga yang tinggal di Gang Sentosa kepada wartawan, kemarin (11/11).

Diceritakannya, awal selalu terjadi banjir dari pembetonan di sepanjang Jalan Puskesmas, lantaran jalan lebih tinggi dan tidak ada paritnya. Sehingga, air mengalir dan tergenang di gang-gang sekitar Jalan Puskesmas, Gg. Pribadi 1, Gg. Pribadi 2 dan Gg. Sentosa.

“Karena kondisi ini kami sudah buat permohonan ke Dinas Pekerjaan Umum Medan untuk pembuatan parit. Tapi sampai sekarang tidak ada jawaban. Jadi 30 Oktober 2018 kemarin, kami kirim lagi permohonan itu dan sampai sekarang belum ada kepastian,” kata ibu rumah tangga ini.

Warga setempat lainnya, Hanifah menambahkan, oleh Kepala Lingkungan 1 dan Lurah Tanjung Gusta sudah mengambil kebijakan untuk melakukan gotong royong membuat parit secara manual dengan alat seadanya. Tapi hasilnya tidak optimal karena keterbatasan alat dan dana untuk kembali membuat titi rumah warga yang harus dibongkar untuk membuat parit.

“Sudah kami coba buat parit, tapi titi-titi rumah warga harus ikut dibongkar. Nah untuk memasangkannya kembali kami tidak ada dana, untuk alat pembuat drainase aja dengan pinjam sana sini. Karena buat paritnya dengan manual, ya hasilnya tidak maksimal,” ungkapnya.

Kepling 1 Kelurahan Tanjung Gusta, Ridho Hartati Naibaho saat dikonfirmasi menjelaskan, keluhan warga tersebut sudah lama. “Ada lagi cerita warga karena banjir, masuk ular ke dalam rumahnya. Kami pun sudah berupaya gotong royong membuat parit agar air dari Jalan Puskesmas dapat mengalir ke jalan besar dan tidak tergenang disepanjang gang-gang,” katanya.

Bahkan ia mengaku agar permohonan pembuatan drainase mendapat jawaban dari Pemko Medan, sudah meminta tolong kepada anggota DPRD Medan untuk membantu percepatan permohonan tersebut. “Anggota DPRD-nya sudah datang kemari melihat kondisi langsung di lapangan. Tapi sampai sekarang belum tahu kami bagaimana kelanjutannya. Sedangkan warga sudah terus mengeluh karena rumahnya selalu kebanjiran,” pungkasnya. (prn/ila)

Exit mobile version