Site icon SumutPos

Geger ‘Kakek Sarung’, Muncul Isu Nenek Sarung

Ilustrasi-Kakek Sarung.
Ilustrasi-Kakek Sarung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gara-gara isu ‘Kakek Sarung’ pula kawasan Jalan Young Panah Hijau Lingkungan V Medan Marelan, kembali heboh. Muncul lagi isu ‘Nenek Sarung’. Pasalnya seorang nenek tua yang mengenakan pakaian berwarna merah kerudung putih dengan membawa bungkusan plastik hitam melintas di kawasan tersebut.

Zubaidah (30), warga sekitar, mengaku nenek yang lewat itu adalah nenek penjual kain sarung. “Itu nenek penjual kain sarung itu bang, dari tadi kami duduk di sini tidak ada warga yang melihat ada wanita uzur yang melintas. Kenapa menjelang datangnya maghrib, tiba-tiba nenek itu melintas,” ucapnya.

Bukan itu saja, Zubaidah juga mengatakan kalau dirinya tadi pagi juga didatangi oleh seorang kakek yang meminta sedekah. “Tadi pagi sekitar jam 09. wib, saya di datangi seorang kakek tua yang meminta sedekah. Sewaktu saya ke kamar untuk mengambil duit kakek tersebut sudah menghilang. Saya jadi takut untuk tinggal sendirian di rumah,” tambahnya.

“Waspada Kakek Sarung. Diharapkan habis magrib tutup pintu. Barang siapa yang membeli sarungnya bisa meninggal. Dia sudah menyebar dimana-mana, seperti di Binjai, Diski, dan barusan aja di Marelan ada yang meninggal gara-gara beli sarungnya. Ini nyata, jadi tolong jangan dibeli walaupun harganya murah tolong jangan beli karena bisa membuat kita meninggal dunia. Tolong sebar luaskan, terima kasih,” demikian salah satu pesan berantai yang diterima seorang warga.

Begitu juga di Delitua dan Biru-biru. Masyarakat hangat membicarakan misteri dua sosok orang tua, nenek dan kakek berusia sekira 53 an tahun, penjual kain mencari tumbal. Cerita misteri nenek dan kakek penjual kain tersebut, membuat sebagian masyarakat takut keluar dari rumah, bahkan anak-anak juga turut dilarang lama-lama bermain di luar rumah.

Beberapa masyarakat, menduga kedua tokoh misteri itu sedang berkeliaran ke sana kemari. Nenek sama kakek penjual kain itu pasti menuntut ilmu hitam, sekarang mereka berdua pasti sedang cari tumbal.

“Kita harus hati-hatilah sama penjual kain itu, jangan sampai tergiur dengan modus harga kain murah ditawarkan sama kedua orang tua yang masih misteri itu. Memang belum banyak masyarakat melihat kepastian sepasang kakek dan nenek pencari tumbal itu, tapi kata-kata orang ciri-ciri nenek mengenakan jilbab motif bunga-bunga sedangkan si kakek memakai kopiah, itu baru kata orang,” ujar Lilis, warga Delitua.

“Kami takut juga kabar misteri kakek dan nenek penjual kain mencari tumbal itu, ngeri kalau denger ceritanya. Masa kain biasa bisa berubah jadi kain kafan, habis itu yang beli meninggal, katanya jadi tumbal ilmu hitam. Ihhh seramlah bang pokonya,” sambung Lilis.

“Cemanalah itu bang, kok adanya orang kayak gitu? Aku memang belum pernah nengok tapi kata orang yang nenek pakai jilbab bunga-bunga, kalau yang kakek pakai kopiah,” kata wanita berambut panjang sebahu itu. Lanjut, gadis berusia 26 tahun itu, sekarang, “Cerita ini heboh bang, semua orang pada bercerita tentang ilmu hitam ini, intinya kami was-was sama cerita tersebut. Nenek dan kakek penjual kain mencari tumbal hingga ke Patumbak, Biru-biru dan Delitua,” tambahnya.

Terpisah, di Tebingtinggi dan Deliserdang, belum marak isu ini. Menurut R Manurung, salah seorang PNS di Lubuk Pakam, isu penjual sarung itu baru di dengarnya di kawasan Medan.

“Pernah ada cerita jika pernah seseorang membeli sarung dari pedagang yang sudah tua, sarungnya sangat cantik. Namun sebelum jadi dibeli, seorang warga sekitar yang kemungkinan memiliki indera keenam melihat jika sarung yang dijual pedagang itu ternyata kain kafan sehingga tidak jadi dibeli,” sebutnya

Buya Alamsyah selaku paranormal, mengatakan isu ‘Kakek Sarung’ tersebut hanya dibentuk untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari gangguan ekonomi. Selain itu, ada oknum-oknum yang sengaja untuk membelah fikiran masyarakat yang sedang susah akibat harga-harga naik. “Menurutku itu isu saja,” terangnya, Jumat (13/3).

Majelis Al-Husna tersebut juga menambahkan isu tersebut sudah berkembang dan membuat masyarakat Medan dan sekitarnya cemas. “Memang tidak salah untuk mengetahuinya, namun, di zaman sekarang kita harus berpikir lebih maju lagi. Kalaupun ada kakek bersarung itu, pastinya warga yang sudah dijumpainnya akan cerita kepada warga lainnya. Inikan belum ada. Nggak ada itu mas,” ujarnya.

Dijelaskannya, dengan isu-isu seperti ini, pastinya menjadi daya pikat kepada masyarakat, rasa panik dan was-was pasti akan timbul, apalagi daerahnya di sekitar perkampungan. “Memang kalau membaca broadcastnya seram juga, tapi bagi masyarakat maju, itu akan diperbincangkan. Atau mungkin itu hanya cerita pengantar tidur saja. Cerita-cerita saja itu Mas,” tutupnya.(cr6/cr3/man/gib)

Exit mobile version