Site icon SumutPos

Penertiban Reklame Belum Maksimal, Kasatpol PP Akui Kekurangan Personel

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penertiban reklame bermasalah saat ini belum maksimal, meski sudah 2 ribu lebih reklame bermasalah yang ditumbangkan. Bahkan, Satpol PP diniilai tebang pilih dalam menertiban papan reklame. “Masih banyak memang yang tersisa, dan itu bukan hanya milik satu orang (pengusaha) saja. Kita akan terus melanjutkan penertiban,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Medan Sofyan yang ditemui sesuai menghadiri Musrenbang RKPD Kota Medan 2020 di Hotel Emerald Garden, kemarin.

Disinggung mengenai kendala di lapangan kenapa hingga kini belum ditumbangkan seluruhnya reklame bermasalah, Sofyan mengaku tidak ada kendala berarti. Hanya keterbatasan personil, sehingga penertiban dilakukan secara bertahap atau menunggu waktu. “Terus kita lakukan penertiban, dan kita tidak berhenti. Akan tetapi, personil butuh istirahat makanya dilakukan bertahap,” akunya.

Sofyan mengatakan, dalam menertibkan reklame bermasalah harus tebang dan pilih. Sebab, jika ditebang semua tanpa pilih-pilih yang berizin tentu bermasalah. “Kita tidak tebang pilih, tetapi tebang dan pilih. Artinya, yang ilegal atau bermasalah kita tebang,” katanya.

Ia berdalih, penertiban reklame yang dilakukan pihaknya tidak ada pilih kasih. Jika itu terjadi, tentu menimbulkan kesenjangan. “Penertiban reklame ini ibarat kasih sayang dalam sebuah keluarga. Tidak boleh pilih kasih terhadap anak, karena pasti marah anak,” pungkasnya.

Kata dia, selain penegakan peraturan, penertiban reklame bermasalah juga dilakukan dalam upaya mendukung penataan kota lebih baik lagi. “Keberadaan reklame bermasalah selama ini sangat mengganggu estetika kota,” pungkasnya.

Sekretaris Daerah Kota Medan Wiriya Alrahman membantah disebut pihaknya melakukan tebang pilih dalam penertiban reklame liar. Kata Wiriya, pihaknya tak pandang bulu terhadap reklame yang bermasalah. “Penertiban reklame bermasalah akan terus dilakukan sampai tuntas. Memang tidak bisa sekaligus, melainkan secara bertahap. Kalau kami yang bongkar materialnya akan disita. Makanya, ada beberapa pengusaha minta dispensasi untuk membongkar sendiri,” ujarnya.

Diutarakan Wiriya, meski diberi dispensasi namun kenyataannya pengusaha yang membongkar sendiri reklamenya tidak menurunkan seluruh material. Artinya, masih ada yang disisakan seperti tiang masih berdiri tegak. “Jadi, kalau masih ada material reklame yang tersisa setelah dibongkar sendiri, maka kami akan bongkar,” tegas dia. (ris/ila)

Exit mobile version