Site icon SumutPos

Mahasiswa USU Sandera Truk Tangki

foto-foto: aminoer rasyid/SUMUT POS MENCEKAM: Suasana di salah satu sisi kampus USU di Jalan Dr Mansyur Medan, tadi malam. Dua pria berpenutup wajah bersenjatakan kayu berjaga di dalam kampus, sementara gerbang dan sebuah sepeda motor rusak pasca aksi kemarin.
foto-foto: aminoer rasyid/SUMUT POS
MENCEKAM: Suasana di salah satu sisi kampus USU di Jalan Dr Mansyur Medan, tadi malam. Dua pria berpenutup wajah bersenjatakan kayu berjaga di dalam kampus, sementara gerbang dan sebuah sepeda motor rusak pasca aksi kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Puluhan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terus menggelar aksi unjukrasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Mereka melakukan aksi di depan kampus di Jalan Dr Mansyur Medan, Kamis (13/11) malam. Sempat terjadi penyanderaan satu unit truk tangki pengangkut BBM jenis premium yang melintas dari arah Jalan Jamin Ginting menuju stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Setia Budi Medan.

“Mau mengisi lah ini dikawasan Setia Budi, aku tidak tahu ada demo di sini,” sebut supir yang enggan namanya disebutkan dikoran.

Tak banyak komentar dari supir tersebut setelah mahasiswa membajak truk tangki dengan nomor polisi BK 8682 SG tersebut. Sejumlah mahasiswa langsung merangsek kebagian atas truk tangki berwarna merah putih itu.

Di atas truk tangki, mahasiswa berorasi menolak kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut mahasiswa, kenaikan harga BBM ini akan menambah beban ekonomi masyarakat.

“Kita harus menyuarahkan untuk menolak naiknya BBM pada rezim pemerintahan Jokowi dan JK. Yang dinilai tidak pro dengan kesusahan masyarakat saat ini,” teriak orator dengan alat pengeras suara.

Massa juga mempertanyakan komitmen Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye presiden lalu. “Kita bukan diberikan kesejahteraan. Tapi, dibuat sengsara dengan kenaikan BBM,” ucap mahasiswa di atas truk tangki tersebut.

Tak cukup menyandera truk dan dijadikan panggung, massa mahasiswa juga menyemprotkan cat piloks di sisi kanan, sisis kiri dan depan truk. Setelah tertahan sekitar 20 menit, petugas kepolisian berpakaian sipil mencoba mengevakuasi truk tangki. Upaya ini mendapat perlawanan mahasiswa.

“Jangan kau lepas, apa urusan kau. Kami menolak kenaikan BBM untuk kalian juga, masyarakat,” teriak mahsiswa.

Saling dorong antara mahasiswa dan petugas kembali terjadi. Namun, dengan sigap petugas kepolisian membawa truk tangki melaju meninggalkan lokasi.

Suasana terasa makin tidak kondusif. Sejumlah wartawan yang melakukan peliputan nyaris menjadi korban tindakan anarkis mahasiswa. Namun, awak media menahan diri agar kericuhan tidak berkembang.

“Sudah tidak usah dilawani. Tahan sabar, ingat dengan profesi kita sebagai jurnalis,” sebut seorang jurnalis untuk menenangkan situasi yang sempat memanas.

Dibubarkan Polisi dan Warga

Melihat aksi mahasiswa yang tak terkontrol, masyarakat di sekitar lokasi terpancing emosinya. Akibatnya, Polisi dari Polsekta Medan Baru menggunakan baju preman bersama masyarakat menyerang mahasiswa menggunakan batu dan kayu. Spontan massa berhamburan ke kampus untuk menyelamatkan diri.

Masyarakat dan polisi berhasil mengamankan seorang mahasiswa bertubuh tambun menggenakan T-shirt warna putih. Pemuda tersebut menjadi bulan-bulanan warga yang marah karena merasa terganggu dengan aksi mahasiswa.

“Demonya mengganggu keteriban dan kenyamanan masyarakat,” ujar seorang pria yang mengaku masyarakat setempat.

Kepala lingkungan (Kepling) VI, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Medan Baru, Ardi Barus turut menyayangkan aksi anarkis mahasiswa.

“Kita mendukung mereka demo. Tapi, janganlah menggangu kenyamanan dan ketertiban masyarakat di sekitar kampus. Lihat mereka menyandra truk tangki ditengah jalan. Akibatnya, jalan macet dan masyarakat tidak bisa lewat,” sebut Ardi barus kepada wartawan.

Ardi menilai wajar jika masyarakat emosi. “Mau unjukrasa lakukan dengan tertib dan damai, jangan sampai malam hari. Lihat masyarakat ingin istirahat jadi terganggu. Kita harapkan adik-adik mahasiswa melakukan aksi dengan tertib dan tidak menggangu kenyamanan masyarakat sekitar kampus,” imbaunya.

Sementara itu, Waka Polsekta Medan Baru, AKP B Sihombing mengangap aksi mahasiswa sudah keterlaluan. Dia berharap mahasiswa melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi secara intelek, layaknya kaum terpelajar dan tidak menggangu ketertiban
“Mahasiswa demo menyampaikan kepentingan rakyat. Cuma warga sekitar keberatan dengan penyandraan truk tangki dan tindakan anarkis,” ungkap Mantan Waka Polsekta Medan Kota ini.

Hingga tadi malam, suasana di sekitar Jalan Dr Masyur masih mencekam. Polisi dibantu masyarakat menjaga lokasi, mencegah aksi unjukrasa susulan.(gus/tom)

Exit mobile version