Site icon SumutPos

Masyarakat Diimbau Jangan Takut Divaksin, Usai Divaksin, Gubsu: Rasanya Makin Sehat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Sumatera Utara (Sumut) diminta untuk tidak khawatir, apalagi takut disuntik vaksin Covid-19. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaskan, vaksin Covid-19 aman sehingga tidak etis jika masyarakat menolak. Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan aman. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan halal.

DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.

Masyarakat Sumatera Utara (Sumut) diminta untuk tidak khawatir, apalagi takut disuntik vaksin Covid-19. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaskan, vaksin Covid-19 aman sehingga tidak etis jika masyarakat menolak. Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan aman. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan halal.

Gubsu Edy Rahmayadi menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di Sumut. Pencanangan vaksinasi Covid-19 di Sumut digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1)n

Setelah Gubsu, penerima vaksin berikutnya adalah Kapolda Sumut Martuani Sormin, Kajati Sumut Ida Bagus Nyoman, Ketua Pengadilan Tinggi Medan Setyawan Hartono, Kasdam I/BB Didied Pramudito, Kabinda Sumut Ruruh A Setyawibawa, Pangkosek Hanudnas III Erson S B Sinaga, Danlantamal I Belawan I Made Wahyu Santoso, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani dan lainnya.

Tahapan vaksinasi dimulai dengan pendaftaran dan cek kesehatan terlebih dahulu. Selanjutnya, Gubsu menuju tempat vaksinasi. Setelah membuka kemeja dan hanya mengenakan kaos lengan pendek bertulis Indonesia, Gubernur dengan tenang duduk di kursi yang telah disiapkan di atas panggung dan menggulung lengan bajunya sebelah kiri, bersiap menerima suntikan vaksin dari dr Handoyo.

Wajah Edy pun tampak tegang. Sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Lantaran terlihat tegang, dr Handoyo yang akan menyuntikkan vaksin meminta Gubsu untuk menggerak-gerak kedua kakinya. Kemudian, barulah vaksin disuntikkan.

Usai disuntik, wajah Edy tampak mengerut dan sempat menoleh ke bawah beberapa detik. Kemudian, melirik ke arah bahu kirinya. Namun tak lama pandangannya dialihkan lurus ke depan sembari menunggu proses pascapenyuntikan vaksin. Setelah dinyatakan selesai, Edy lalu berdiri dan turun dari panggung untuk kembali ke barisan tempat duduknya.

Usai divaksin, Edy mengaku tidak merasakan apa-apa usai divaksin. Bahkan, merasa badannya tambah sehat. “Rasa-rasanya semakin sehat saya. Aminlah, aminlah, karena kalau saya semakin sehat tentu semakin segar,” ujarnya ketika ditanya wartawan.

Dia menyarankan agar menanyakan dampak positifnya setelah divaksin kepada Kapoldasu. “Nanti tanyakan dampak positifnya sama Kapolda, Kapolda lebih tahu,” kata Edy yang disambut senyum sumringah oleh Kapoldasu.

Menurut Edy, tidak etis jika masyarakat menolak divaksin. Dikatakannya, vaksinasi adalah solusi yang sudah direncanakan negara untuk kepentingan rakyatnya. Vaksin dilakukan dalam rangka memutus dan menghambat memperkecil berkembangnya Covid-19 di Indonesia khususnya Sumut.

“Kalau darurat kita tidak punya pilihan, kita harus ikuti vaksin ini. Saya tak berharap memberi sanksi. Namun inilah panggilan bangsa dan negara bersama-sama kita mengikuti untuk menyejahterakan rakyat kita semua,” ujarnya.

Edy berharap, masyarakat Sumut sama-sama menyukseskan program vaksinasi ini demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona di Indonesia terkhusus Sumut, tanpa melupakan protokol kesehatan. Sebab pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir setahun ini, membuat vaksinasi merupakan salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Corona. Sehingga ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar bersedia secara sukarela untuk mendapat suntikan Vaksin Sinovac, terlebih vaksin yang diberikan tersebut gratis.

“Saya dan Forkopimda sudah lakukan. Jangan gentar, BPOM sudah nyatakan aman. MUI sudah nyatakan halal. Berarti sah adanya, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,” katanya.

Vaksinasi ini terang Edy lagi, merupakan perintah negara melalui Presiden Joko Widodo. Sehingga diawali oleh pimpinan negara serta seluruh kepala daerah di provinsi dan kabupaten/kota. “Saudara-saudara saya, pelaksanaan vaksin untuk virus Covid-19 tidak ada pilihan. Vaksin ini adalah perintah dari negara melalui presiden, dalam rangka memutus, menghambat, memperkecil berkembangnya Covid-19 di Indonesia, khususnya Sumut. Bila kemarin diawali presiden, maka hari ini gubernur dan forkopimda,” jelasnya.

Edy juga mengatakan, vaksinasi di Sumut sudah siap dilaksanakan, termasuk sudah menyiapkan cold storage yang bisa menyimpan vaksin di suhu hingga 2-8 derajat celcius. Untuk kabupaten/kota, vaksinasi akan dilakukan terlebih dahulu di Medan, Binjai dan Deliserdang.

Menurutnya, penunjukan tiga daerah itu sebagai awal dilakukannya vaksinasi di Sumut, lantaran tingginya angka pasien Covid-19 di wilayah-wilayah tersebut. “Di kabupaten/kota tersebut karena jumlah yang terpapar itu didominasi besar, sehingga kita lakukan vaksinasi terkhusus kepada tenaga kesehatan dan tenaga pelayanan masyarakat,” katanya.

Kapolda: Biasa-biasa Saja

Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, sebagai penerima vaksin kedua di Sumut juga merasakan biasa-biasa saja usai divaksin. Menurutnya, vaksin berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh. “Jadi dengan vaksin ini tubuh kita akan memproduksi imun,” kata Sormin, sebari menyatakan, sampai saat ini, Sumut tidak menerapkan sanksi apapun kepada masyarakat yang menolak vaksin.

Selain itu Martuani menyampaikan, penularan Covid-19 di Sumut cukup terkendali. Sebelumnya Sumut berada di posisi 9 nasional, namun kini Sumut sudah berada di posisi 10. Meski begitu, protokol kesehatan harus selalu dijalankan. “Kita harus menjadi agen untuk memutus rantai persebaran Covid-19, mudah-mudahan Sumut bisa terkendali persebarannya,” ujarnya.

Terpisah, dr Handoyo yang memberikan suntikan kepada Gubsu mengatakan, kalau saat disuntik tegang itu ototnya keras, sehingga masuknya jarum ke tubuh terasa perih dan sakit. Makanya, menggerakkan kaki, merilekskan tangan, itu sebagai salah satu pengalihan supaya tidak tegang. “Menyuntikkan orang nomor satu di Sumut ini, kalau gugup itu manusiawi. Tidak ada persiapan khusus karena saya seorang dokter spesialis anastesi, dan sudah terbiasa dengan suntik-menyuntik,” ujar dia ketika diwawancarai.

Ia juga mengatakan, usai divaksin harus menunggu kejadian pascaimunisasi selama 30 menit. Ia mengharapkan tidak terjadi hal apapun usai vaksinasi. “Vaksinasi adalah salah satu jalan keluar dari wabah pandemi, vaksinasi dapat membentuk kekebalan. Tapi, meski ada vaksin, tetap protokol kesehatan kita jalankan,” tandas dokter yang bertugas di RS TNI AL Dr Komang Makes, Belawan.

Medan Terbanyak Vaksin

Koordinator Medis dan Paramedis Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Hidayani menyampaikan, setelah vaksinasi perdana di Aula Tengku Rizal Nurdin, vaksinasi akan dilakukan di wialyah Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang). Adapun total penerima vaksin di wilayah tersebut antara lain untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berjumlah 26.093, dan pejabat publik sebanyak 30 orang. Medan adalah kota terbanyak yang menerima vaksin.

Pada termin kedua, vaksinasi akan dilakukan di luar wilayah Mebidang. Beberapa persiapan yang telah dilaksnakan, antara lain pemantauan kesiapan cold storage di kabupaten/kota, pelatihan tenaga vaksinator bagi 1.500 orang, hingga koordinasi lintas sektor.

Dikatakannya, ada beberapa reaksi yang akan terjadi setelah mendapat vaksin, namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Antara lain, nyeri, kemerahan, demam, dan lain sebagainya. Restuti menegaskan bahwa vaksin aman. “Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.

Total Kasus Positif Tembus 19.397

Seiring dengan program vaksinasi Covid-19, jumlah kasus positif di Sumut masih terus bertambah. Namun, penambahan kasus baru terkonfirmasi masih lebih sedikit dibandingkan jumlah pasien sembuh.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Kamis (14/1), kasus baru pasien sembuh bertambah 93 orang. Sedangkan positif hanya 89 orang. “Total kasus positif di Sumut sudah mencapai 19.397 orang dan pasien sembuh 16.634 orang,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah.

Aris mengatakan, jumlah terbanyak kasus baru positif didapatkan dari Medan 51 orang, disusul Deliserdang 21 orang, Tebingtinggi 5 orang, Tapanuli Utara 3 orang, Pematangsiantar, Binjai, Langkat, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Serdang Bedagai masing-masing 1 orang.

Sedangkan angka kesembuhan terbanyak dari Medan 51 orang, disusul Deliserdang 15 orang, Binjai dan Serdang Bedagai masing-masing 4 orang, Tebingtinggi 3 orang, Langkat, Dairi, Humbang Hasundutan dan luar Sumut masing-masing 2 orang. Selanjutnya Tanjungbalai, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Tapanuli Utara, Batubara dan Nias Utara masing-masing menyumbangkan 1 orang.

“Untuk angka kematian, bertambah 2 kasus baru yang diperoleh dari Medan dan Simalungun. Jumlah korban meninggal karena Covid-19 sementara ini sudah mencapai 707 orang,” tukasnya. (prn/ris/mag-1)

Exit mobile version