Site icon SumutPos

Kapal Selam Keempat Indonesia Segera Merapat

Salah satu kapal selam Indonesia. Kapal selam hasil kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) bakal segera merapat ke tanah air.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –Menyusul kedatangan KRI Nagapasa 403 tahun lalu, kapal selam kedua hasil kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) bakal segera merapat ke tanah air. Apabila sesuai rencana, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dibangun bersama produsen kapal perang asal Korsel, Daewoo Shipbuilding and Marine Engginering (DSME) sudah bergabung dengan satuan kapal selam (satkalsel) di bawah komando TNI AL April mendatang.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menyampaikan bahwa sampai saat ini kapal selam tersebut masih dalam proses pembuatan. Meski belum menerima laporan secara terperinci dari satuan tugas (satgas) yang mengurus pembuatan kapal selam generasi terbaru itu, matra laut tanah air masih berpatokan pada rencana awal.

”Kalau schedule bulan-bulan April lah,” ungkap dia kemarin (14/3).

Namun demikian, peluncuran kapal selam tersebut tetap bergantung pada banyak hal. Diantaranya penyempuranaan sistem. Ade mencontohkan konfigurasi sistem yang pengujiannya dilakukan secara menyeluruh.

”Dia (produsen) tes fungsi, baru nanti disatukan,” ujarnya.

Perwira tinggi TNI AL dengan empat bintang di pundak itu berharap besar seluruhnya berjalan lancar. Sehingga penyelesaiannya tidak melampaui rencana awal.

”Kami mengharapkan mereka sesuai schedule,” tambah dia.

Ade memastikan, kualitas kapal selam yang dibuat bersama perusahaan asal Korsel menjadi perhatian utama. Sebab, kapal selam merupakan alutsista yang dibuat khusus untuk bisa muncul ke permukaan dan berada di dalam air.

”Bangunan kapal selam harus mampu menahan tekanan di kedalam 300 meter. Kalau kita anggap sama (dengan kapal) di permukaan, di bawah (air) bisa jadi kayak kerupuk,” terang dia.

Apalagi jika teknologi yang digunakan untuk membangun kapal tersebut tidak cocok. Karena itu, Indonesia bekerja sama dengan Korsel yang sudah punya pengalaman membangun kapal selam lewat DSME.

Dalam kerja sama itu turut disertakan perjanjian transfer of technology (ToT). Adalah PT PAL Indonesia yang ditunjuk untuk belajar dari DSME.

”PT PAL Indonesia belajar buat kapal selam,” ucap Ade.

Dari tiga kapal yang dibangun bersama DSME, PT PAL membangun satu kapal di markas mereka di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Kapal selam yang dibangun oleh PT PAL Indonesia paling cepat selesai akhir tahun ini. Tapi, Ade menyampaikan bahwa ada kemungkinan penyelesaiannya tahun depan.

”Karena baru pertengahan tahu lalu proses segala macam modularnya baru masuk,” terang dia.

Sesuai kebutuhan, seluruh kapal selam tersebut bakal digunakan oleh TNI AL untuk menambah daya gedor tiga kapal selam yang sudah ada. KRI Cakra 401, KRI Nanggala 402, dan KRI Nagapasa 403.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyampaikan bahwa dirinya sudah diundang untuk meninjau proses pembuatan kapal selam di Korsel. Tidak hanya itu, dia juga bakal turut hadir dalam peluncuran alutsista tersebut.

”Saya akan datang bersama menteri pertahanan,” ujarnya.

Namun demikian, dia belum bisa memastikan kapan dia bertolak ke sana.(syn/jpg/ala)

Exit mobile version