Site icon SumutPos

Sebulan di RS Pirngadi, Bayi 11 Bulan jadi Buta

Foto: Sormin/PM
Hardiwan dan Damiria serta bayinya yang mengalami kebutaan dan kakinya membusuk.

MEDAN, SUMUTPOS.CORumah Sakit Umum Pringadi Medan (RSUPM) diduga melakukan malpraktik terhadap bocah berusia 11 bulan. Di mana, mata kiri bayi itu mengalami kebutaan dan kaki kirinya membusuk.

Kini Hardiwan Harianja (30) dan istrinya, Demiria Boru Sigalingging (20) hanya bisa mengelus dada melihat kondisi anak pertamanya Ardi Kristopan yang kian memburuk. Sementara pihak rumah sakit terkesan buang badan.

Dengan berlinang air mata, Demiria dan Hardiwan tak kuasa menahan sedih ketika mengisahkan mula penderitaan putranya di RSUPM. Disebutkan, pada bulan Ramadhan lalu, Ardi menderita sakit kulit dan dibawa berobat.

“Kami sempat membawa Ardi ke RSU Estomihi Jalan SM.Raja, Medan. Oleh pihak Estomihi, Ardi dirujuk ke RSU Pringadi. Kami pun membawanya ke sana,” ujar pasutri ini, Jumat (14/7) yang tampak kebingungan.

Ardi pun dirawat pada Rabu (14/6) lalu. Oleh dokter RSU Pringadi, kaki Ardi diinfus. Tak cuma itu, dokter memeriksa mata kiri bocah yang tinggal di Jalan Garu III, Gang Cendana, Kel. Harjosari I, Medan Amplas ini dengan kain kasa.

“Dokter itu menggosok-gosok mata kiri Ardi dengan kain kasa hingga menyebabkan kebutaan. Kami sempat tak terima melihat kondisi anak kami seperti itu. Namun dokter lepas tanggungjawab,” bilang Hardiwan.

Karena keterbatasan dana, Hardiwan yang bekerja sebagai pengemudi becak bermotor (betor) ini membawa Ardi pulang. Setelah berada di rumah, kaki kiri Ardi mulai membusuk. Bahkan mata kakinya nyaris lepas.

“Satu hari anak kami dirawat sebagai pasien umum. Lalu kami membawanya pulang. Untuk sementara waktu, kaki Ardi hanya diperban. Kamis (13/7) malam, kami bawa Ardi ke RSU Prringadi,” ucap Hardiwan diamini istrinya.

Setelah mereka berada di rumah sakit plat merah, perawat mengatakan dokter yang bersangkutan tidak ada. Jumat (14/7) pagi, Ardi dibawa kembali ke rumah sakit. Lagi-lagi tidak mendapatkan pelayanan.

“Kami macam dipermainkan pihak rumah sakit. Mereka beralasan dokter tidak masuk atau jarang berada di tempat. Kejam kali mereka membuat anak kami cacat. Mau mengadu, tapi kami orang tak punya,” tutur Demiria terisak.

Tekait ini, Humas RSUPM, Edison Peranginangin ketika dikonfirmasi mengatakan pihak rumah sakit tidak ada melakukan malpraktik terhadap bayi tersebut. “Kalau  bocah itu buta dan kakinya membusuk kita tidak tahu,” tandasnya. (sor/ras)

Exit mobile version