Site icon SumutPos

Olala… Calhaj Asal Sidimpuan Kabur Manjat Tembok

Foto: Perlindungan Harahap/Sumut Pos SRL dicegah petugas saat hendak memanjat tembok Asrama Haji Medan, Minggu (14/8).
Foto: Perlindungan Harahap/Sumut Pos
SRL dicegah petugas saat hendak memanjat tembok Asrama Haji Medan, Minggu (14/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang calon haji kembali mengalami disorientasi di Asrama Haji Medan, Minggu (14/8). Adalah RSL, yang terpaksa diamankan lalu dirujuk ke Rumah Sakit Haji Medan. Bahkan, karena terus meronta dan mencoba pergi, calon haji asal Padang Sidimpuan berusia 83 tahun itu disuntik bius sebelum dirujuk dengan ambulans.

Pantauan Sumut Pos, calon haji bernomor manifes 104 itu, diamankan petugas di depan Asrama Haji Medan karena terlihat linglung. Setelah berhasil dibawa masuk, RSL malah kembali mencoba keluar. Oleh karena itu, petugas membawa RSL ke gedung revitalisasi.

“Mau pulang saja kakek ini. Panggillah ketua kloternya,” ungkap petugas kepada beberapa calon haji yang berada di lobi gedung revitalisasi Asrama Haji.

Tidak lama, seorang pria muda yang juga calon haji datang. Pemuda yang diketahui bernama Feriansyah Sarmadan Hasibuan itu, mengaku jika RSL sekamar dengan dirinya. Disebut Feryansyah kalau RSL, sempat mencoba keluar dari jendela kamar, namun berhasil dihalaunya.

“Saya kira dia mau ke kamar mandi. Makanya saya buka pintu kamar mandi, namun dia malah pergi keluar kamar,” ujar Feriyansyah.

Lebih lanjut, dijelaskan pemuda berusia 19 tahun itu kalau dirinya mengejar dan mengikuti RSL. Namun karena RSL tidak mau kembali, Feryansyah hanya mengikuti hingga akhirnya RSL diamankan petugas keamanan dan dikembalikan ke gedung revitalisasi.

“Memang gelagatnya aneh. Semua orang yang dijumpainya,disalaminya. Dia minta pulang saja,” ungkap mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu mengakhiri.

Sementara itu, saat Sumut Pos mencoba berbincang dengan RSL, calon haji tersebut terlihat sangat sulit berbicara dan tidak jelas suaranya. Selanjutnya, tiba-tiba RSL berdiri dan beranjak pergi melalui pintu belakang gedung revitalisasi. Oleh karena itu Feryansyah kembali mengejar. Namun pemuda yang diketahui anak kedua dari Kepala Dinas Pendapatan Provsu, Sarmadan Hasibuan itu, meminta bantuan petugas Asrama Haji.

Karena dihalau oleh beberapa orang, laju RSL terhenti. Bahkan, RSL dapat ditahan beberapa menit, dengan didudukkan di atas kursi. Melihat keadaan itu, beberapa calon haji asal Padang Sidimpuan mencoba menanyai RSL. Namun, kembali bahasa RSL yang tidak jelas, sulit dimengerti dan RSL, berulang kali menyalami orang yang menanyainya.

Saat suasana mulai tenang, RSL kembali beranjak. Oleh karena itu, seketika orang yang tadi menjaganya, kembali mengejar. Saat itu, RSL kembali dihentikan tepat di depan gedung Arafah. Namun kembali RSL beranjak dan pergi, sehingga orang-orang yang mencoba menenangkannya, memilih membiarkan, kecuali Feryansyah dan seorang calon haji yang bernama Wildan Mufti Harahap yag juga sekamar dengan RSL di Asrama Haji Medan.

Saat itu RSL berjalan menuju belakang gedung Quba. Dia terus berjalan, bahkan langkahnya semakin cepat. Namun tiba-tiba, RSL terjatuh, hingga Feryansyah dan Wildan Mufti dari kejauhan, memanggil beberapa petugas Asrama Haji Medan. Belum sempat ditolong, RSL bangkit dan kembali berjalan. Bahkan, dia mencoba memanjat tembok, namun gagal karena dihalau.

Langkah RSL berhenti saat petugas dari Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan datang dengan ambulans. Kemudian RSL dibawa ke Klinik Asrama Haji Medan. Setibanya di Klinik, RSL kembali mencoba pergi. Bahkan kali ini RSL mulai melawan. Oleh karena itu, RSL dibawa masuk ke dalam klinik, lalu disuntikkan bius. Dalam keadaan tak sadarkan diri, RSL dimasukkan ke ambulance kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Haji Medan.

“Saat dari Padang Sidimpuan, tidak ada masalah. Saya baru tahu. Memang dia itu pikun,” ujar Kasi Haji Kemenag Padang Sidempuan, H Basyrah Nasution ketika diwawancarai di Klinik Asrama Haji Medan.

Lebih lanjut, Basyrah mengaku pihaknya sudah menghubungi anak RSL. Disebut Basyrah, untuk pemberangkatan RSL, pihaknya menunggu keputusan Bidang Haji PPIH Embarkasi Medan. Namun diakui Basyrah jika kemungkinan untuk RSL berangkat, sangat kecil. Oleh karena itu, disebut Basyrah kalau pihaknya akan mengamankan barang bawaan milik RSL terlebih dahulu, agar tidak sulit dicari, jika memang RSL harus batal berangkat.

” Memang waktu mendaftar dulu, dia bersama dengan isterinya. Kabarnya tiga bulan lalu istrinya meninggal. Namun kalau soal pengganti isterinya itu, tidak ada karena gugur dengan otomatis, ” ujar Basyrah mengakhiri.

Wakil Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Medan, dr Aulianto menyebut jika RSL sangat kecil harapan untuk dapat berangkat ke Tanah Suci. Disebut Aulianto, ketika hendak sampai Rumah Sakit Haji Medan, RSL gelisah lagi saat di ambulans. Oleh karena itu, dikatakan Aulianto jika kondisi RSL itu, sulit bila tetap diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Kalau kondisinya seperi itu. Payah di penerbangan dan Tanah Suci nanti. Tim medis cuma tiga saja untuk menangani 300 lebih jemaah, ” ujar Aulianto singkat.

Lebih lanjut, dikatakan Aulianto kondisi itu diperparah lagi dengan tidak adanya pendamping RSL. Dengan begitu, disebut Aulianto kalau RSL belum dapat disebut aman untuk berangkat ke Tanah Suci.

Disinggung soal calon haji yang disorientasi, Aulianto mengatakan, jika saat ini tinggal RSL yang dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Untuk calon haji yang sebelumnya dinyatakan disorientasi dan dirawat di Rumah Sakit Haji Medan, NBM, sudah diberangkatkan ke Tanah Suci, bersama Kloter 5, Minggu (14/8) pagi.

Disebut Aulianto kalau NBM sudah sembuh. Dijelaskan Aulianto kalau NBM hanya terkena dehidrasi dan gangguan elektrolit saja. Sementara Calhaj lain yang juga sempat dinyatakan disorientasi, GBH disebut Aulianto sudah dijemput pihak keluarganya.

“Banyak faktor disorientasi. Memang paling parah adalah faktor usia. Selain itu, dikarenakan faktor dehidrasi atau gangguan elektrolit dan kelelahan, ” tandas Aulianto.

Sementara itu, Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mulyati mengaku kalau NBM berangkat dengan Kloter 5, mengisi seat nomor 392. Selain NBM, dikatakan Imam calon haji eks kloter 2 yang berangkat bersama Kloter 5 adalah Mariani Misran Abdullah yang juga sempat dirawat di Rumah Sakit Haji Medan, karena sakit. Begitu juga dengan 3 Calhaj Kloter 3, Hailani Sufini Marpaung dan suaminya, Dahlawi Dollah Ritonga serta Habibah yang sempat terkendala visa, dikatakan Imam turut diberangkatkan bersama Kloter 5 Embarkasi Medan. (ain/adz)

Exit mobile version