Site icon SumutPos

Pelajar SMP Cabuli Murid Kelas 2 SD

Dipukuli Warga, Ngadu ke Polisi

MEDAN-Seorang pelajar kelas dua SMP, berinisial RS (15), dituduh mencabuli tetangganya, seorang murid kelas 2 SD, sebut saja namanya Bunga, Jumat (13/1) sekira pukul 11.00 Wib. Kejadian berlangsung di rumah orangtua RS, di Jalan Benteng Hilir, Bandar Klippa, Deliserdang. Buntutnya, RS dipukuli warga. Kasusnya bergulir ke polisi.

Kejadian bermula pada Jumat siang. Saat itu Bunga mendatangi rumah sekaligus warung orangtua RS, yang jaraknya berkisar 20 meter dari rumah orangtua Bunga.

Niat gadis cilik berusia 8 tahun itu, untuk menjumpai adik perempuan RS, yang kebetulan satu sekolah dengannya. Tujuannya, hendak menanyakan jam berapa mereka masuk sekolah. Saat itu, kedua orangtua RS tidak berada di rumah.

Menurut cerita Bunga kepada ibunya, ia telah dicabuli RS yang selama ini dipanggilnya abang. “Ini awak dijolok-joloknya, Mak,” kata Bunga, sambil menunjukkan kemaluannya kepada sang bunda.

Mendengar hal tersebut, kontan sang bunda berang. Ia pun menceritakan kejadian itu kepada para tetangga. “Di tempat kami itu rata-rata masih famili. Orangtua RS dengan kami juga masih ada hubungan famili, tapi famili jauh,” tutur ibu Bunga di kantor polisi.

Bersama sejumlah tetangga, ia pun mencari RS ke rumahnya. Setelah menemukan RS, sejumlah tetangga memukul remaja tersebut. Ayah RS ikut memukul anaknya, setelah mendengar anaknya mencabuli Bunga. Ibu Bunga mengaku, dirinya tidak ikut memukul RS.

Keesokan harinya, Sabtu sekira pukul 21.00 WIB, RS ditemani orangtuanya mengadukan kasus pemukulan itu ke Mapolsek Percut Sei Tuan.
Satu jam kemudian, Bunga dan kedua orangtuanya balik mengadukan kasus percabulan itu ke Polsek yang sama. Ia membawa hasil pemeriksaan Bunga dari sebuah klinik, yang menyatakan pada bagian kemaluan Bunga ada yang rusak. “Saya tak menyangka, anak saya yang dirusak, malah kami yang diadukan memukuli RS. Tapi biarlah hukum yang menentukan siapa yang salah,” tutur ibu Bunga, sedih.

Terpisah, kedua orangtua RS, Rubina dan Sabran yang membuat laporan pemukulan ke polisi, meyakini anaknya tidak berbuat cabul kepada Bunga.
“Kami tidak yakin anak saya berbuat seperti itu. Dia (RS) mengaku hanya memegang tangannya (Bunga), waktu mau jajan ke warung saya,” kata Sabrina.
Tak terima anaknya dipukuli, mereka pun memilih mengadu ke polisi.

“Anak saya mengaku dipukuli 6 orang. Selain dipukuli, badan anakku juga ditembaki dengan pintol mainan,” kata Sabina.
Pantauan Sumut Pos di Mapolsek Percut Sei Tuan, RS tidak diperbolehkan pulang dan ia terpaksa tidur di ruang penyidik, ditemani ayahnya.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Maringan Simanjuntak yang dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim AKP Faidir Chan, membenarkan pengaduan keduanya. “Kedua belah pihak sudah sepakat berdamai,” katanya. (gus)

Exit mobile version