Site icon SumutPos

Balita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Bandara Kualanamu

Foto: Manahan/PM Nesya saat dimasukkan ke mobil ambulans yang akan membawa ke RS Grand Medistra dari RS Patar Asih.
Foto: Manahan/PM
Nesya saat dimasukkan ke mobil ambulans yang akan membawa ke RS Grand Medistra dari RS Patar Asih.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Seorang balita perempuan, Nesyah Siburian (3) terjatuh dari lantai 3 Terminal Keberangkatan Bandara Kualanamu, Kamis (15/1) sekira pukul 17.25 wib. Akibatnya, korban mengalami pendarahan yang keluar dari kedua telinga dan tewas meski telah ditangani di ruang IGD RSU Grand Medistra Lubukpakam.

Peristiwa yang menghebohkan Bandara KNIA itu bermula saat anak pertama dari dua bersaudara itu bersama ibunya Hetty Setiawan Br Tambunan (26) mengantarkan tantenya berangkat ke Jakarta. Setelah tantenya check in dan turun ke gate, Nesyah bersama ibunya dan keluarga memutuskan berkeliling dan melihat-lihat kemegahan bandara baru tersebut. Saat sedang asyik mengamati sekeliling bandara, Nesya yang asik bermain lepas dari pantauan.

Naas, Nesyah yang bermain-main malah tejatuh dari celah-celah tangga eskalator lantai 3 terminal keberangkatan, dan telentang di lantai dasar. Benturan keras menghantam lantai keramik membuat balita perempuan itu tak sadarkan diri. Dari hidung dan telinganya mengalir darah segar.

Mengetahui kejadian itu, para penumpang dan pengunjung yang berada di lantai I beserta petugas keamanan sontak memadati lokasi kejadian. Keluarga korban pun berlarian menuruni tangga dengan isak tangis.

Tubuh Nesyah yang kritis dan tidak sadarkan diri langsung dilarikan ke kantor kesehatan pelabuhan (KKP) Bandara Kuala Namu yang berada di terminal kedatangan internasional. Sesampainya di KKP, petugas pun langsung memberikan pertolongan pertama serta memberikan selang oksigen. Dengan kondisi tersebut pihak KKP mengirim korban ke RS Patar Asih Kecamatan Beringin menggunakan ambulans KKP Bandara Kuala Namu.

Sesampainya di RS Patar Asih, Nesyah diboyong ke ruang IGD untuk mendapatkan perawatan intensif. Melihat kondisi putrinya, Hetty tak hentinya menagis dan tidak kuasa melihat kondisi putrinya itu. Disebabkan kondisinya semakin melemah, akhirnya Nesyah dirujuk ke RS Grand Medistra Lubuk Pakam.

Sesampainya di RS Grand Mesditra, Nesyah mendapatkan perawatan dari tim medis. Sama seperti saat berada di RS Patar Asih, Hetty pun tiada henti menangis melihat kondisi putrinya itu. Rintihan tangis Hetty pun semakin menjadi-jadi saat melihat tim medis memberikan kejut jantung, namun tubuh Nesyah tidak merespon. Junter Siburian, opung Nesyah dan B boru Samosir, juga tak hentinya menangis.

Hetty terus memanggil-manggil nama putrinya. ”Nesya anakku, Nesya yang kuat ya sayang. Nesya yang pintar mama disini ya sayang,” lirih Hetty memanggil nama putrinya berurai air mata.

Adik Nesyah yang terus digendong Hetty pun ikutan menagis seakan tahu kondisi kakaknya yang sedang kritis. Hal sama juga tampak pada tantenya yang terpaksa membatalkan keberangkatannya ke Jakarta setelah mengetahui kondisi keponakannya itu.

Meski tim dokter terus berupaya, namun takdir berkata lain, nyawa Nesya tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 19.15 Wib. Seketika suara jerit tangis menggema di ruang IGD, ibu Nesyah dan keluarganya tiada henti menangisi jasad Nesyah. Bahkan Hetyy tidak sanggup melihat jasad putrinya terbujur kaku hingga jatuh pingsan. Akibat kondisinya yang lemah, Hetty pun sempat diberikan pertolongan selang oksigen. Keluarga yang melihat itu pun semakin histeris dan tidak henti menyalahkan diri sendiri.

dr Dede Fadli, salah seorang dokter di IGD RS Grand Medistra yang ikut menangani Nesya mengungkapkan, bahwa korban mengalami pendarahan di paru-paru akibat terjatuh serta mengeluarkan darah dari hidung dan telinga. Tidak hanya itu tulang dasar tengkorak Nesyah juga patah sehingga memperparah kondisi Nesya. “Kondisi Nesya sangat lemah dan kritis hingga sulit untuk diselamatkan dan kemungkinan keselamatannya pun kecil sehingga tidak tertolong,” jelasnya.

 

KEJADIAN KEDUA

Kasus jatuhnya pengunjung di Bandara Kualanamu bukan kejadian pertama. Sebelumnya, seorang bocah perempuan berusia 13 tahun pernah terjatuh dari lantai dua Bandara Kuala Namu.

Kala itu korban bernama Nadila Putri, terjatuh (15/8/2013) sekitar pukul 17.40 WIB. Saat kejadian, dia sedang berada di lantai dua bandara.

Nadila semula datang ke bandara bersama ibunya Maryati Hasibuan (42) dan tantenya Fenti (45), warga Lubuk Pakam, Deli Serdang. Mereka baru saja mengantar keluarga yang berangkat naik pesawat.

Saat pulang, mereka menggunakan eskalator, turun dari lantai tiga. Namun saat berada di lantai dua, korban kemudian tersandung, dan terjatuh dari ketinggian setidaknya lima meter ke lantai dasar.

Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan apakah Nesyah jatuh sendiri atau ada yang menjatuhkannya. Pihaknya akan melakukan pengecekan CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Sementara itu, Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kuala Namu, Dewandono Prasetyo dan manajer SDM dan umum Bambang Suhartono mengungkapkan tidak tahu pasti kejadian itu dan turun prihatin atas kejadian yang menimpa Nesyah dan akan menindaklanjuti untuk mengetahu apa penyebabnya serta melakukan pengecekan CCTV secepatnya.

Dewandono juga mengungkapkan bahwa PT AP II sebagai pengelola Bandara Kuala Namu akan melakukan pengecekan pada seluruh bangunan untuk melihat kelemahan sisi keamanannya. ”Secepatnya CCTV akan dibuka. Ini merupakan musibah, kita akan tanggung semua biayanya mulai dari rumah sakit hingga penguburan,” tegasnya. (cr-1/bd)

Exit mobile version