Site icon SumutPos

‘Kakek Sarung’ Singgahi Padang Bulan

Kakek sarung-Ilustrasi.
Kakek sarung-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cerita ‘Kakek Sarung’ terus jadi topik perbincangan heboh di masyarakat. Terutama di kalangan perempuan, khususnya ibu-ibu. Dicurigai, kehebohan ini diciptakan untuk memberi keuntungan pengemis.

Kabar terbaru soal ‘Kakek Sarung’ diperoleh dari kawasan Padang Bulan. ‘Kakek Sarung’ pernah menyinggahi beberapa rumah. Misalnya kediaman Kak Ida di Jalan Luku Kelurahan Kwala Bekala. Ibu satu anak ini mengisahkan kedatangan lelaki tua yang ia perkirakan berusia 60-an tahun, berkemeja lusuh, dan celana keper.

Kejadian tersebut tepatnya dua minggu lalu. Minggu itu, Ida tengah duduk di ruang televisi bersama dua familinya yang kebetulan berkunjung ke kediamannya. Saat asik ngobrol, tiba-tiba terdengar suara pria memanggil-manggil dari arah pintu depan.

“Buk…buk…” kata Ida mengulang suara pria tua yang menyambangi rumahnya. Ida pun beranjak dari duduknya menemui pria tua yang berdiri di depan pintu rumahnya.

“Kakek itu langsung bilang butuh duit untuk pulang ke Binjai. Waktu itu saya kasih 10 ribu, kakak saya 10 ribu, mamak pun ikut ngasi 15 ribu. Waktu kami kasi, kakek itu ngasih kain sarungnya, cuma kata kakak udah lah kain sarungnya nggak usah diambil,” ucap Ida mengenang kunjungan kakek sarung Minggu sore (28/2/2015) itu.

Namun baru saja Ida membalikkan badannya, sosok kakek itu tak terlihat lagi. Seingatnya, kakek tersebut tidak begitu tua, hanya saja penampilannya lusuh. “Kalau nggak salah ingat, penampilan kakek itu lusuh. Pakai kemeja lengan panjang warna hijau. Tapi nggak terlalu tua,” jelas Ida mencoba mengingat seperti apa wajah kakek yang bikin heboh kota Medan itu.

“Soal kain sarung itu memang ada, tapi waktu itu nggak kami ambil. Kasian aja liat kakek itu waktu itu. Bentuk kain sarungnya kotak-kotak, dan tampak sudah lama dipakai. Agak sobek dan kusam juga. Cuma kami waktu itu belum dengar soal adanya cerita kakek sarung yang katanya nyari korban jiwa,” sambung Ida mengaku mulai merasa aneh.

Sejak kunjungan kakek sarung itu ke kediamannya, Ida menuturkan tak pernah mengalami sakit atau hal-hal aneh lainnya. Hanya saja, Ida yakin jika kakek sarung yang dimaksudkan dalam berita-berita dan pembicaraan orang-orang, adalah kakek yang menyambangi rumahnya.

“Kalau pun memang benar kakek yang datang ke rumahku itu ‘Kakek Sarung’, mudah-mudahan keluarga kami sehat-sehat aja. Karena kita juga tak pernah berprasangka yang aneh-aneh. Namanya pengemis ya kita sumbang aja semampu kita,” kata Ida mengakhiri pembicaraannya.

Nah, isu ‘Kakek Sarung’ juga dianggap memiliki pesan tersembunyi. Ada yang menduga isu itu sengaja disebarkan untuk pengalihan isu. “Misalnya isu-isu seperti eksekusi mati duo Bali Nine, atau bakal ada kenaikan harga bahan pokok. Bisa juga ini ulah oknum-oknum yang selama ini berkecimpung di dunia pengemis. Dengan isu itu, orang jadi takut gak ngasih sedekah asal ada orang yang minta-minta. Daripada mati, kan gitu dipikirkan orang,” jelas wartawan senior yang berharap namanya tak dicantumkan, karena analisisnya itu masih dugaan.

Seperti yang sudah marak beredar lewat broadcast BlackBerry Messenger (BBM), ‘Kakek Sarung’ adalah seorang kakek yang sedang mencari tumbal untuk ilmu hitam. Dia membawa sarung dan memaksa orang untuk membeli sarung yang dibawanya. Tapi bagi orang bisa melihat sarung itu ternyata itu bukan sarung asli, kain itu melainkan kain kafan.

Menurut Dana (25) pedagang bunga, mengatakan, jika kita memegang kain sarung yang ditawarkan kakek tersebut, roh kita bakal tersedot oleh kakek itu. “Banyak orang bilang jika kita memegang kain yang ditawarkan kakek itu, nyawa kita bisa melayang (meninggal),” ungkapnya.

Bapak beranak 1 ini mengatakan, kakek tersebut bisa menghilang. “Kakek itu bisa menghilang, katanya udah ada belasan orang yang meninggal,” ujarnya. Pria berbadan pendek dan berkulit sawo matang ini mengatakan, kakek tersebut

Biasa mendatangi rumah korbannya untuk membeli sarungnya setiap jam 3 pagi, 4 sore, dan habis magrib. “Menurut orang-orang kakek itu biasanya datang jam 3 pagi, 4 sore, dan habis magrib,” jelasnya.

Diakuinya juga, kabar yang diperolehnya, ‘Kakek Sarung’ adalah seorang kakek yang pada 14 Januari 2014 lalu, meninggal di kawasan Stabat. Awalnya, kakek itu kelaparan dan meminta makan tapi tidak diberikan warga. Kakek itu selalu membawa sarung coklat kumal. Dia dicaci dan dihina, sampai akhirnya kakek itu meninggal di Stabat.

Menurutnya, ada juga warga yang mengatakan kalau kakek sarung adalah seorang kakek yang meminta sedekah dari rumah ke rumah. Dia menawarkan kain sarung dengan harga yang murah, dari mulai Rp 5 ribu-Rp 10 ribu. “Ada juga bang yang bilang kakek itu pengemis yang jual kain sarung yang harganya 5 ribu sampai 10ribu bang,” jelasnya.

“Kalau gak mau beli sarungnya, kakek itu marah-marah. Habis itu nangis-nangis dia biar orang mau beli sarungnya, ya orang membeli kain sarungnya itu bisa meninggal karena jadi tumbalnya,” ungkapnya.

Dana mengatakan, terdengar kakek sarung tersebut sedang berada di daerah Sei Mencirim, Kampung Lalang, dan 2 hari yang lalu kakek tersebut sudah berada di daerah Jalan Yos Sudarso, Brayan. “Yang waktu itu ada yang bilang kakek itu lagi di daerah Sei Mencirim, 2 hari yang lalu ada juga yang bilang kakek sarung tersebut sudah sampai di daerah Brayan,” ujarnya.

Pria berkepala plontos ini mengatakan, selain kakek tersebut mempunyai keahlian menghilang, incaran kakek tersebut adalah orang-orang yang dermawan. “Yang di incar kakek itu orang yang suka bersedekah, itu cerita orang-orang bang,” jelasnya.

Sementara itu, Nurida (45) pedagang es tebu, khawatir jika kakek tersebut datang ke rumahnya. “Mau cuma sekedar isu pun saya jadi takut, kalau benar bisa meninggal gara-gara kakek itu, apa gak ngeri itu,” ungkapnya ketakutan.

Ibu beranak 3 ini mengatakan, dirinya mendapat kabar tentang adanya kakek sarung dari anak tetangganya yang menggunakan handphone Blackberry. “Saya dikasih tau sama anak tetangga dekat rumah saya, dia pake hp BB, jadi disuruhnya kami untuk berhati-hati,” jelasnya.

Menurutnya, jika kakek tersebut datang kerumahnya, ia tak akan pernah membukakan pintu rumahnya, agar tidak terjadi apa-apa terhadap dirinya dan keluarganya. “Kalau ada kakek-kakek yang datang kerumahku menawarkan sarung, gak akan mau aku meladeninya, daripada mati aku nanti,” ujarnya ketakutan.(bd/mag3/trg)

Exit mobile version