Site icon SumutPos

Turun dari Angkot, Nenek Bersarung Ini Dipukul

Foto: Raja/PM Nenek asal Padangssidempuan yang dipukul warga karena bersarung, diboyong ke Polsek Belawan, Minggu (15/3/2015).
Foto: Raja/PM
Nenek asal Padangssidempuan yang dipukul warga karena bersarung, diboyong ke Polsek Belawan, Minggu (15/3/2015).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Isu ’Nenek Sarung’ susulan dari isu ‘Kakek Sarung’, menelan korban. Seorang nenek asal Padangsidempuan dipukul warga usai turun dari angkot, di titi sungai Jalan KL. Yos Sudarso, Medan Labuhan, perbatasan dengan Belawan, Minggu (15/3).

Ya, di kawasan Medan Utara, bukan hanya ‘Kakek Sarung’ saja yang menebar teror. Isu ‘Nenek Sarung’ juga santer jadi pembicaraan. Sama seperti ‘Kakek Sarung’ isu ‘Nenek Sarung’ juga mencari tumbal jiwa manusia. Modusnya sama, menawarkan sarung kumal dengan dalih butuh ongkos pulang ke Binjai.

Isu itu pula yang membuat Suriyati jadi bulan-bulanan. Kala itu, Suriyati yang baru saja turun dari angkot, dari Terminal Amplas. Dia terlihat bingung. Dia melongok ke sana ke mari. Maklum, dia tak mengenal daerah yang baru didatanginya itu. Naasnya, dia mengenakan sarung, seperti kebiasaannya di kampung.

Entah siapa yang mulai, dia dianggap ‘Nenek Sarung’ yag mencari tumbal. Dia langsung dikerumuni warga.

“Aku bingung Amang. Baru aku turun dari angkot, mereka semuanya mendekatiku dan ada juga yang memukulku,” ucapnya sembari terus menangis terisak-isak di Polsek Belawan.

Dibeber Suriyati, dia datang dari jauh dari kampung halamannyanya ke Belawan hanya berniat untuk mencari pekerjaan.

Informasi dari para tetangganya, di Belawan, sangat mudah mencari pekerjaan. Rencana pihak Polsek Belawan akan segera mengirimkan nenek malang yang menjadi korban akibat isu kakek sarung tersebut ke Dinas Sosial Medan.

Sementara itu, banyak para warga Belawan yang mendatangi Polsek Belawan hanya sekadar untuk melihat wajah wanita tua asal Sidempuan yang diisukan sebagai ‘Nenek Sarung’ itu.

Kanit Reskrim Polsek Belawan, AKP Ichwan Lubis mengatakan kalau nenek tersebut mengaku nyasar. “Dikira warga, dia nenek penjual sarung, jadi mau dimassa warga. Kita amankan saja ke Polsek,” ucapnya.

Lain pula di Desa Sei Mencirim Sunggal. Seperti penuturan Bu Masnu (56) dan Jana (29) warga Jalan Jati Pasar IV, Dusun II A, Desa Sei Mencirim, Kec. Sunggal. Isu kakek sarung tersebut bahkan jadi bahan perbincangan awal dalam acara perwiritan.

“Kami gak tau bang kalau disini udah ada kakek sarung datang. Janganlah sampai ke sini ya bang, tadi pun di wirit topiknya malah kakek sarung bang. Memang lah, cari sensasi aja kakek sarung ini. Takut kami bang, karena infonya kakek sarung ini hanya datang di jam tertentu dan targetnya orang yang lagi sendirian di rumah. Jadi takut kami kalau sendirian di rumah,” ungkap Jana.

Terpisah, boru Sijabat (53) warga Jl Purwosari, Kel. P.Brayan Bengkel Baru, Kec. Medan Timur, mengaku bahwa tetangga saudaranya seminggu lalu tewas akibat penyakit yang dideritanya. Namun ditengah-tengah pembahasan tewasnya pria bermarga Simanjuntak itu, dikaitkan dengan isu kakek sarung yang sempat datang dan transaksi dengan Simanjuntak.

Namun, saat itu Simanjuntak tak menggubris kakek tersebut, hinga akhirnya tak lama kemudian ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Namun, ketika kru koran ini menyambangi rumah duka, keluarga korban tak berada di rumah duka.

“Memang dek, kemarin saya dengar bahwa tetangga saudara saya ada yang meninggal dikarenakan sakit. Tapi sakitnya itu gak wajar, karena sebelumnya sempat didatangi kakek sarung. Namun, pak Simanjuntak gak menggubrisnya hingga akhirnya ia jatuh sakit dan gak lama beberapa hari belakangan dikabarkan ia meninggal dunia. Langsung ajalah adek cek ke rumahnya,” beber Sijabat.

Sementara itu, menanggapi isu tersebut, Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf mengatakan isus tersebut merebak di Langkat, Medan dan Deliserdang. Setiap Polres sudah dikordinasikan untuk mengetahui isu tersebut, namun, masih nihil. “Belum ada ditemukan. Itu isu saja,” jelasnya.

“Kami tegaskan bahwa wilayah sumut aman kondusif, tidak ada kejadian terkait isu hoax yang beredar tersebut, dan kami yakinkan bahwa isu tersebut tidak usah di pedulikan karena hanya akan meresahkan masyarakat. Isu tersebut tidak ada,” terangnya.

Ditanya apakah ada peralihan isu terkait politik dan ekonomi, Helfi menambahkan tidak ada. “Kita sudah kordinasikan ke Polres Deli Serdang, Langkat dan Medan. Mereka belum ada menemukan terkait isu itu. Kami juga meminta rekan-rekan media untuk menyampaikan bahwa isu tersebut tidak ada, agar masyarakat tidak takut. ” Sampai sekarang kita belum menemukannya,” tegasnya.(cr2/mag2/gib/trg)

Exit mobile version