Site icon SumutPos

Komisi D Segera Panggil PT KAI

Foto: Fachril/Sumut Pos
Timbunan tanah tampak di lokasi untuk pembangunan 90 kios di lahan PT KAI Belawan.

SUMUTPOS.CO – Komisi D DPRD Medan bereaksi keras terhadap pembangunan 90 unit kios di areal Stasiun Kereta Api Belawan. Sebab, kabarnya pembangunan yang dilakukan pengembang atas kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) disebut-sebut belum terbit Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Anggota Komisi D DPRD Medan, Godfried Effendi Lubis mengatakan, bila memang belum terbit IMB-nya, pembangunan kios tersebut harus dihentikan. Tidak boleh dilanjutkan, meski izinnya dalam proses pengurusan.

“Seharusnya ada IMB dulu baru bisa membangun. Kalau sedang dalam proses izinnya, tetap tidak boleh membangun apapun. Harus keluar dulu izinnya baru boleh membangun,” ungkap Godfried kepada Sumut Pos, Kamis (15/3).

Diutarakan Godfried, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap PT KAI selaku pengelola lahan dalam waktu dekat. Pemanggilan dilakukan untuk memberi penjelasan.

“Harus diberhentikan segera untuk sementara ini, sembari menunggu izinnya keluar. Untuk itu, dinas terkait (Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang/PKP2R Kota Medan) harus tegas,” cetus anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra ini.

Menurut Godfried, untuk mendapatkan IMB harus memenuhi beberapa tahapan terlebih dahulu. Misalnya, Izin Lingkungan atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal Lingkungan) dan Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas (Amdal Lalin).

“IMB biasanya keluar setelah Amdal Lingkungan dan Amdal Lalin dipenuhi. Kalau dua hal ini sudah dipenuhi maka baruah keluar izinnya (IMB). Tak hanya itu saja, jarak objek yang dibangun dengan jalan juga menjadi salah satu syarat, apakah jaraknya ada 6 meter dengan jalan,” cetusnya.

Anggota DPRD Kota Medan, H T Bahrumsyah mendesak PT KAI untuk segera memerintahkan pengembang untuk menghentikan seluruh kegiatan atau pekerjaan. Karena, penimbunan dan pengecoran yang sedang dikerjakan tidak ada izin.

“Sampai saat ini, Pemko Medan belum mengeluarkan izin kepada pengembang. Adapun izin yang belum mereka miliki adalah izin analisa dampak lalulintas (Andalalin), belum ada izin dokumen AMDAL, UPL dan UKL serta izin lingkungan. Jadi, kita minta pembangunan itu harus taat hukum,” tegas Bahrumsyah, Kamis

 

Foto: Fachril/Sumut Pos
Timbunan tanah tampak di lokasi untuk pembangunan 90 kios di lahan PT KAI Belawan.

Ditegaskan Bahrumsyah, PT KAI adalah lembaga pemerintah yang merupakan BUMN, harusnya patuh pada peraturan, jadi diminta agar segala aktivitas yang ada di lahan itu untuk segera dihentikan.

Selain tak memiliki izin, lanjut Anggota Komisi B DPRD Kota Medan ini, dampak dari penimbunan mengakibatkan jalan kotor penuh dengan debu dan mengganggu pengguna jalan dan masyarakat sekitar. “Kita minta kepada Satpol PP untuk turun ke lokasi melakukan tindakan, jangan pula PT KAI malah membekingi pengembang. Jangan kesalahan ini dipertontonkan kepada masyarakat” tegas Bahrumsyah.

Padahal, lanjut dia, PT KAI, menegakkan peraturan dengan menggusur bangunan liar di lahan dengan alasan bangunan liar melanggar aturan. Namun ternyata malah PT KAI yang melanggar aturan.

“Kita tegaskan, pekerjaan harus dihentikan sebelum ada izin, ini sudah menyakiti hati rakyat. ?Kalau memang tidak mau mereka menghentikan pekerjaan itu, kita minta camat untuk melaporkan ke Satpol PP agar segera di hentikan secara paksa,” tegas Bahrumsyah.

Kepala Dinas PKP2R Kota Medan Samporno Pohan yang dihubungi soal izin pembangunan 90 kios tersebut tak bersedia menjawab. Sambungan telepon yang dilakukan berkali-kali dan pesan singkat yang dikirim, tak ada jawaban sedikitpun hingga pukul 17.30 WIB.

Sementara, sebelumnya Manager Humas PT KAI Divre I Sumut Sapto Hartoyo tak menampik pembangunan kios itu belum mengantongi izin. Namun, kata dia, izinnya menjadi tanggung jawab pengembang dan sudah tahap proses pengurusan. “Izin bangunan tersebut pengembang langsung yang mengurus, saat ini sedang proses,” ujarnya.

Tepirsah, Camat Medan Belawan, Ahmad Sp mengatakan, pihaknya sudah akan segera menyurati untuk dilakukan penghentian pengecoran dan penimbunan. Karena, belum ada izin dari Pemko Medan. “Besok (hari ini), mereka akan kita surati untuk menghentikan pengerjaan, masalah ini sudah kita kordinasi ke dinas terkait,” kata Ahmad Sp. (ris/fac/ila)

 

Exit mobile version