Site icon SumutPos

Gubsu: Jangan Mudah Terprovokasi

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pernyataan sikap forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) terkait teror bom.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Aksi teror bom di Surabaya cukup membuat masyarakat Indonesia resah, tidak terkecuali Sumatera Utara yang pernah merasaka serangan teror. Semua jajaran diminta meningkatkan kewaspadaan dalam upaya mengantisipasi aksi teror tersebut. Sedangkan masyarakat diminta untuk tak mudah terprovokasi.

Demikian terungkap saat Gubernur Sumut  Tengku Erry Nuradi bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpau, Pangdam I/Bukit Barisam Cucu Somantri dan Ketua MUI Prof Dr H Abdullah Syah MA serta segenap tokoh masyarakat mengadakan pertemuan di Restoran Garuda Medan Jalan Kapten Patimura, Senin (14/5).

“Saya berharap masyarakat Sumut lebih meningkatkan kewaspadaan, waspada kepada orang-orang yang mencurigakan. Bila ada yang mencurigan laporkan segera kepada pihak yang berwajib. Tidak hanya itu, kita juga tidak mudah terprovokasi karena saat ini memprovokasi sangat mudah dilakukan, apalagi dengan isu SARA,” kata Gubsu di depan awak media.

Selain meningkatkan kewaspadaan dan tak mudah terpancing isu yang belum pasti kebenarannya, Erry juga meminta jajaran kepolisian dan TNI agar meningkatkan pengamanan di objek-objek vital Sumut seperti rumah ibadah, kantor pemerintahan dan juga tempat-tempat yang sering menjadi sasaran teroris untuk melancarkan aksinya.

Kapolda Sumut Paulus Waterpau juga mengatakan, saat ini Polri sudah menetapkan status Siaga Satu. Ini berarti seluruh Indonesia meningkatkan personel keamanan di objek-objek vital dan masyarakat diharapkan bisa beraktivitas seperti biasa. “Kita sudah berstatus Siaga Satu, itu berarti kita akan mengerahkan 2/3 personel untuk mengamankan tempat-tempat yang dianggap rawan serangan teroris. Selain itu juga kita bersinergi kepada pihak-pihak terkait agar pengamanan kita lebih maksimal,” ujarnya.

Terpisah, Kapolres Binjai AKBP Donald Simanjuntak didampingi Kabag Ops Kompol Zulkarnaen, Kasi Propam Ipda Riyatno juga melakukan pengecekan langsung kesiapan personel yang bertugas mengamankan Mako Polres Binjai. Personel yang menjaga dilengkapi rompi anti peluru dan senjata laras panjang.

“Kita harus selalu waspada dan siaga. Ketatnya penjagaan Mapolres ini, sesuai instruksi pimpinan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Donald.

Dia mengaku, sudah perintahkan personel jaga untuk waspada hingga melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang ingin masuk ke Mapolres Binjai.”Selalu waspada dan periksa identitas setiap warga yang hendak masuk. Baik menggunakan sepeda motor maupun kendaraan roda empat,” jelas bekas Kasat Intelkam Polresta Medan itu.

Ketua FKUB Kota Binjai H Ahmad Nasir mengutuk keras pelaku pengeboman karena merupakan tindakan yang sangat kejam. “Peristiwa yang terjadi tersebut tidak ada kaitannya dengan agama. Ini adalah tindakan dari orang yang tidak bertanggung jawab. Seluruh pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sangat mengutuk keras kejadian itu karena merupakan tindakan yang sangat kejam,” tegas Ketua FKUB Kota Binjai, H Ahmad Nasir saat menggelar rapat rutin FKUB, di Aula Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Binjai, Senin (14/5).

Penasehat FKUB yang juga Kakankemenag Kota Binjai, H Abdul Manan mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini sangat dibutuhkan kewaspadaan dari semua pihak. Baik TNI /Polri hingga seluruh masyarakat, agar tercipta keadaan yang kondusif. Tahun 2018 sampai 2019 merupakan tahun politik, maka sangat dibutuhkan kewaspadaan semua. “Tokoh agama harus mampu mendeteksi kejadian sekecil apapun, jika terjadi gesekan di masyarakat harus disampaikan, agar bisa dicari solusinya bersama,” jelas Kakankemenag.

Sementara, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Binjai, Nasrullah Effendi mengatakan, secara umum kehidupan umat beragama di Kota Binjai dalam keadaan yang tenteram dan damai. Semangat kebersamaan ini harus terus dijaga.

“Semua agama mengecam tindak kekerasan dalam bentuk apapun, kita berharap seluruh pemangku kepentingan di Binjai dapat terus membangun komunikasi melalui dialog lintas agama agar keselarasan dapat terus terjaga,” pinta Nasrullah.

Di lain tempat, Pimpinan Gereja Katolik se-Kota Medam bersama Pastor, suster, Frater, Bruder, TNI, Brimob, Polri serta Ormas menggelar ramah tamah, Selasa (15/5) sore. Kegiatan yang digelar di gedung Chatolic Center, Jalan Mataram, Medan Baru itu juga diisi dengan pernyataan sikap terhadap pemboman 3 Gereja di Surabaya, Minggu (13/5).

Ketua Komisi Kerawan, Yosafat Ivo Sinaga mengatakan kegiatan itu bukan semata-mata karena yang korban adalah Kristen. “Tetapi karena mereka adalah saudara kita. Mereka adalah sahabat kita dan kita mengadakan kegiatan ini adalah bentuk solidaritas kita karena nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusian telah rusak dan robek karena rasa kebencian yang dilampiaskan dengan kekerasan,” kata Yosafat.

Uskup, Mgr Dr Anicetus B Sinaga mengatakan, lewat medsos sudah menyaksikan pemboman 3 Gereja di Surabaya, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pentakosta Pusat pada hari Minggu tanggal 13 Mei 2018. Ia teringat tentang peristiwa pemboman Gereja Santo Josep bersama Pastor Albert Pandiangan 28 Agustus 2016 di Medan. Juga terkenang akan kebesaran jiwa pengampunan dari Pastor Etmun Prier atas penebas dirinya di Gereja Santa Lidwina. Jogjakarta 11 Februari 2018. “Dari perenungan dan doa seperti itu, saya ingin menyampaikan imbauan. Mari kita mencoba mengamankan diri kita bersama dengan negara ini. Sebab tujuan dari terorisme ini meruntuhkan kedaulatan negara. Tujuan sebenarnya adalah untuk ganti Presiden. Ini harga yang sangat mahal dipertaruhkan,” ujar Uskup.

Sementara perwakilan Kodam I/BB, JSM Damanik menyebutkan, apa yang telah terjadi yang membuat Negara menjadi terkenal adalah Karena adanya ledakan bom dilakukan oleh kelompok teroris. “Saat ini memang di mana-mana terjadi pergunjingan politik. Dalam rangka Pemilu 2019 dan Pilkada. Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam menjelang Pemilu 2019 ini, hampir menyeluruh di seluruh Indonesia ini, ada gerakan Ganti Presiden 2019. Kemudian di dalam pelaksanaan Pemilu serentak ini, ada dorongan-dorongan dari massa untuk melakukan kampanye yang tidak fair yaitu melakukan kampanye untuk pilih calon beragama Muslim, jangan pilih pasangan yang tidak Muslim.Itu semua membangkitkan rasa kebencian, permusuhan kepada yang lain. Sehingga inilah yang memicu,” ujar JSM.

Lebih lanjut, dikatakannya Informasinya 1 bulan lalu, sudah beredar di situs-situs kelompok teroris. Bahwa mereka akan melaksanakan kegiatan untuk mendukung kegiatan yang dibangun mereka pada saat Pilkada Jakarta, mau dibawa juga ke daerah, kemudian mau diantar lagi untuk 2019.

“Jadi kalau misalnya itu karena diakibatkan masalah makan, itu pemicu saja. Tapi itu sudah ada perencanaan. Karena pada saat terjadi itu, mereka tujuannya ingin mengangkat masalah itu menjadi nasional. Tetap tidak sampai tercapai keinginan mereka. Cepat dapat ditanggulangi. Tetapi inilah yang menginspirasi seluruh sel-sel tidur. Di Negara kita ini banyak sekali sel-sel tidur yang berafiliasi dengan ISIS, ” lanjutnya.

Dijelaskannya, ajaran dan pimpinan ISIS adalah Al-Baghdadi. Anggota-anggotanya memang setia pada Al Baghdadi. Bahkan kebih ingin  mati daripada pimpinannya tidak diindahkan. Disebutnya, itu keyakinan sehingga di mana-mana, khusus yang bersangkutan langsung adalah di Surabaya. Maka pada tanggal 13, anggota ISIS terpanggil, bangkit, membela pemimpinnya. Ingin menunjukkan kepada Dunia.

Dikatakan JSM, informasinya, ini tidak sampai di sini. Mereka tidak akan padam seketika dan mereka harus tetap mencari kesempatan karena ini link nasional. Ada kelompok JAD dan ada kelompok JAT.

“Jadi, kira-kira yang perlu kita waspadai sekarang, ini memang real. Pada tanggal 30 Maret sampai 1 April, itu sangat berpengaruh. Ada Kongres Ummat Islam di Asrama Haji, yang disampaikan di situ, itu seluruhnya kumpul dan disampaikan rasa-rasa permusuhan. Inilah yang membawa bibit-bibit. Mulai dari situ, besoknya semua tempat-tempat ibadah mengumandangkan itu. Inilah bibit-bibit radikal yang bisa menyebar untuk kita ini, kemungkinan akan timbul pergesakan antar Umat,” pungkasnya. (prn/ted/ain)

 

Exit mobile version