Site icon SumutPos

Lagi, Seorang Pendemo Terkapar

Aksi Mogok Makan dan Jahit Mulut

MEDAN-Rio Situmorang (27), warga Padang Lawas, Kecamatan Aek Nabara Tobing Tinggi, peserta aksi mogok makan dan jahit mulut di depan kantor DPRDSU, terkapar dan terpaksa dilarikan ke RS Islam Malahayati Medan, Jumat (15/6) sore. Rio pingsan tak berdaya setelah kehabisan tenaga saat.
“Saat mau ke kamar mandi keluar dari tenda dia pingsan, sehingga dilarikan ke RS Malahayati,” ujar Sabber, seorang rekannya.

Korban sendiri, menurut Sabber, telah melakukan aksinya selama sepuluh hari tepatnya sejak Jumat (8/6) kemarin.

“Sudah sepuluh hari kami melakukan aksi mogok makan menuntut penghentian perampasan tanah yang kami miliki dan kami usahai untuk memberi penghidupan bagi anak-anak kami. Namun hingga hari ini tidak ada keseriusan dari pihak DPRD untuk menyelesaikannya, dan pemerintah lebih berpihak kepada kepentingan pengusaha dari pada rakyatnya,” ujarnya.

Saat ini, bilang Sabber, jahit mulut masih dilakukan oleh 3 orang dan satu di antaranya  dirawat di RS Malahayati, serta 10 peserta mogok makan. Meskipun sudah sekitar 8 orang pingsan sejak aksi dimulai, aksi ini tidak akan pernah berhenti dan akan terus berlanjut sebelum tuntutan mereka dikabulkan.

Saat ini keprihatinan terus meningkat dan jumlah anggota yang melakukan aksi terus bertambah. Setidaknya hingga saat ini peserta aksi sudah mencapai 49 orang dan diperkirakan akan terus bertambah.

“Senin (18/6) lusa jika tidak ditanggapi, masyarakat Padang Lawas akan melakukan aksi gantung diri walaupun harus sampai mati,” terangnya.
Pantauan di RS Islam Malahayati, setelah satu jam mendapatkan perawatan, kondisi Rio mulai stabil dan sadarkan diri. “Adapun langkah yang dilakukan tim medis, selain membuka jahitan dimulut, korban juga mendapatkan infus, untuk menaikan cairan gula darah pasien. Jika kadar gula bagus pasien sudah boleh pulang,” ujar dr Anggraini. Bahkan sejak dirawat bilang Anggraiani, Rio sudah menerima dua botol infus dan sudah mulai mengkonsumsi makanan. “Jika memang keluarga meminta, pasien sudah bisa pulang hari ini,” ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) ini melakukan aksi mogok makan dan aksi jahit mulut di depan kantor DPRDSU menuntut penghentian perampasan tanah yang dilakukan PT Sumatera Riang Lestari (PT SRL) dan PT Sumatera Silva Lestari (PT SSL). Selain itu mereka juga meminta keadilan pihak kepolisian untuk bersikap adil dan tidak menjadi corong PT SRI dan SSL.(uma/ari)

Berita sebelumnya: Warga Jahit Mulut di DPRD Sumut

Exit mobile version