Site icon SumutPos

223 Unit Sepeda Motor Diamankan

Sehari Dua Sekolah Dirazia

MEDAN-Dalam sepekan melakukan sosialisasi dan razia di sejumlah sekolah di Kota Medan dalam rangka memberangus geng motor, Polresta Medan sudah mengamankan 223 unit sepeda motor yang tidak lengkap surat-suratnya, 12 orang diamankan dan 4 orang ditahan di Malporesta Medan.

Kasat Pamovit, Kompol Jeans Celvin Simanjuntak Sik SH di dampingi Kasat Intelkam, Kompol Ahyan Sos kepada sejumlah waratawan di Mapolresta Medan mengungkapkan, sebelum dilakukan razia dan penindakan, Polresta Medan dan jajarannya talah melakukan sosialisasi ke-115 sekolah di Kota Medan dan berkoordinasi dengan Pemko Medan, DPRD Medan, tokoh agama, tokoh masyarakat serta persatuan klub motor Kota Medan.

“Kita sudah melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman atas antisipasi geng motor kemudian kita lakukan razia sepeda motor langsung di sekolah untuk melihat kelengkapan surat-suarat kendaraan para motor yang dimiliki siswa,” ungkap Celvin
Dari 12 orang diamankan 3 diantaranya merupakan pelaku pengrusakan Pos Lantas Polresta Medan dan 1 orang pengendara sepedamotor  yang membawa senjata tajam yang merupakan anggota dari geng motor.
“Kita terus melakukan pemberantasan geng motor. Tak hanya itu kita juga meningkatkan operasi curas untuk menekan angka kriminalitas,” ujar Celvin saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurutnya, Polresta Medan melalui polsek melakukan razia ke dua sekolah yang sudah didata per harinya. “Sesuai instruksi Kapolresta Medan kita lakukan razia ke dua sekolah setiap harinya sesuai yang sudah dijadwalkan,”tandasnya
Kriminolog dari Fakultas Hukum UMSU, Nursariani Simatupang menilai aksi geng motor yang mengusik keamanan dan kenyaman  Kota Medan merupakan kenakalan remaja yang luar biasa.

Nursariani menjelaskan hal ini terjadi karena dua faktor, yang pertama kurangnya kontrol orangtua terhadap anak. Kemudian emosi tidak stabil, dimana anggota dari geng motor ini masih dibawah rata-rata usia 20 tahun.
“Karena emosi labil dan mudah dipengaruhi orang lain atau teman sebayanya sehingga hal negetif dianggapnya menjadi hal yang positif,”ujarnya. (mag-7)

Exit mobile version