Site icon SumutPos

Selidiki Kelangkaan BBM, Poldasu Panggil Pihak Pertamina

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) memanggil pihak PT Pertamina Regional Sumbagut, terkait stok bahan bakar minyak (BBM) yang mengalami kelangkaan di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut). Kelangkaan stok BBM ini terjadi selama lebih dari sepekan terakhir. Sebagian besar SPBU di Medan, dan sejumlah daerah lainnya di Sumut mengeluh kekurangan stok BBM jenis Pertalite dan Pertamax.

DITUTUP: Sebuah SPBU di Kota Medan menutup pintu masuk sebagai tanda mereka sedang kehabisan stok BBM.

Kapolda Sumut Irjen Panca Putra mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan pihaknya di lapangan, dalam beberapa hari terakhir ini terjadi pengurangan distribusi dari Depo Pertamina ke SPBU-SPBU. “Karena itu, kita langsung menindaklanjutinya dengan mengundang pihak Pertamina (Regional Sumbagut). Hari ini (kemarin, Red) sedang berlangsung pertemuannya di Direktorat Reskrimsus Polda Sumut,” kata Panca diwawancarai di Mapolda Sumut, Jumat (15/10).

Disinggung adanya indikasi atau dugaan penimbunan BBM sehingga terjadi kelangkaan, Panca menyatakan, pihaknya masih mendalami lebih jauh. “Dari hasil keterangan sejumlah pemilik SPBU yang mengalami kelangkaan BBM, semuanya menyatakan bahwa jumlah kuota harian yang diterima terjadi pengurangan dari Depo Pertamina. Namun, apa penyebabnya, tentu Pertamina yang lebih tahu. Karena itu, makanya kita lakukan pertemuan untuk rapat bersama,” ujar dia.

Panca mengingatkan kepada para pelaku usaha jangan mengambil kesempatan, terkait keterbatasan distribusi BBM di Sumut saat ini. Sebab, pihaknya akan mengambil langkah tegas. “Tidak ada ampun bagi para pelaku usaha yang mencoba mengambil keuntungan di tengah kondisi seperti ini. Kami akan tindak tegas, karena telah berdampak terhadap kepentingan masyarakat luas. Masyarakat harus diutamakan, apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19,” tegasnya.

Sebelumnya, Area Manager Communication Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Taufikurachman, mengungkapkan, kekurangan pasokan BBM di sejumlah SPBU tersebut karena sempat terjadi keterlambatan kapal tanker yang mengangkut BBM ke Sumut. “Ada keterlambatan kedatangan tanker, tapi sekarang sudah aman,” kata Taufikurachman kepada wartawan di Medan, Kamis (14/10).

Dia menjelaskan, beberapa hari lalu memang sempat terjadi keterlambatan kapal tanker, sehingga stok BBM yang ada harus didistribusi sedemikian rupa sembari menunggu kapal tanker berikutnya sandar di terminal BBM Belawan. Ia mengatakan, kapal tanker tersebut bermuatan 15.900 Kilo Liter (KL), dengan jumlah tersebut diperkirakan stok BBM aman untuk beberapa hari ke depan di Sumut.

Pertamina terpaksa memperketat distribusi agar stok yang ada tak serta merta dihabiskan yang justru menimbulkan kelangkaan luar biasa di lapangan. Dia juga menampik bahwa kondisi yang terjadi saat ini disebut kelangkaan BBM. Namun, stok BBM justru ada, hanya distribusinya saja yang terlambat. Apalagi, setelah PPKM dilonggarkan pemerintah, konsumsi BBM di Sumut naik signifikan hingga 11 persen. Hal inilah yang membuat kondisi di lapangan seolah-olah BBM langka karena setiap kali BBM didistribusikan ke SPBU, seketika itu juga langsung habis.

Selain itu, Pertamina Patra Niaga siap memberikan tambahan pasokan BBM untuk daerah-daerah yang mengalami peningkatan konsumsi misalnya di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. “Dengan menurunnya level PPKM aktivitas masyarakat mulai meningkat dan seiring dengan itu telah terjadi kenaikan konsumsi BBM,” katanya sembari mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai kebutuhan dan tidak perlu membeli BBM secara berlebihan.

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Medan dan sejumlah daerah lain di Sumatera Utara, membuat masyarakat dan sopir angkutan umum atau angkutan dalam kota (angkot) resah.

Sejak Jumat (15/10) pagi, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih tidak beroperasi, karena tak mendapat pasokan BBM. Sementara itu, beberapa SPBU yang masih memiliki stok, diserbu pengendara sehingga menimbulkan antrean panjang dan menyebabkan kemacetan.

Kondisi ini sudah membuat masyarakat resah. Banyak juga sopir angkutan umum atau angkutan dalam kota (angkot) yang kelimpungan mencari BBM, terutama jenis Premium dan Pertalite. “Ini sudah beberapa hari ini mengantre macam begini. Panjang,” kata salah seorang sopir angkot bernama Ridwan.

Dia kewalahan mendapat BBM dalam beberapa hari terakhir ini. Kondisi ini, menurut Ridwan, sudah berlangsung hampir dua pekan. “Di mana-mana, stok BBM kosong. Kalau pun ada yang berisi, harus antre lama,” kata dia.

Bahkan, dua hari lalu, dia pulang kecewa.

Setelah nyaris 3 jam mengantre di SPBU, belum sampai gilirannya mengisi BBM, petugas SPBU mengumumkan bahwa BBM di sana sudah habis. Menurut Ridwan, banyak rekannya yang senasib dengan dia. Apalagi yang nekat mencari BBM di SPBU di pinggiran kota.

Dia pastikan banyak yang kosong. Mereka bahkan harus mengantre 2-4 jam untuk bisa mengisi BBM. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan mereka. “Pasti berkuranglah pendapatan. Kita terpaksa antre BBM pada siang atau sore yang banyak penumpang. Kalau tunggu malam, takutnya sudah habis,” ucap Ridwan. (ris)

Exit mobile version