Site icon SumutPos

Peternak Disuruh Ganti Itik dan Ikan Lele

Penertiban Ternak Babi Dihentikan

MEDAN-Penertiban ternak babi dihentikan sementara. Pasalnya, Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Medan fokus mencari solusi dengan melakukan persuasif.

“Kita lebih fokus untuk mengajak pemilik ternak melakukan alih fungsi ternak dari ternak kaki empat menjadi ternak itik dan ternak lele,” kata Kepala Distanla Medan, Wahid, usai melakukan rapat koordinasi penertiban ternak kaki empat di Pemko Medan, Jumat (16/3).

Dijelaskan Wahid, alih fungsi usaha ini merupakan satu solusi yang ditawarkan Pemko Medan kepada pemilik ternak babi di Medan.  “Melalui camat dan lurah kita sosialisasikan dulu kepada pemilik ternak untuk melakukan alih fungsi ternaknya,” jelasnya.

Ditegaskannya, penertiban ternak babi tetap akan dilakukan tahun 2012, namun untuk sementara diundur lebih dulu dan disosialisasikan alih fungsi ternak.

“Kita sosialiasikan dulu alih ternak ini. Kalau ternyata bisa diterima dengan baik kan penertiban itu bisa menjadi langkah terakhir saja. Alih fungsi inilah yang kita upayakan dan menjadi fokus kita,” ucap Wahid.

Dikatakannya, hingga saat ini sudah banyak pemilik ternak kaki empat yang melakukan alih fungsi ternak. Hal itu bisa dilakukan dengan pengajuan kepada pihak kecamatan ataupun kelurahan. Setelah ada pengajuan alih fungsi ternak, maka Distanla Medan akan melakukan survei ke lapangan melihat kondisi kandang dan luas lahan, baru kemudian bantuan bibit lele ataupun itik diberikan secara gratis.

“Kita juga akan memberikan bimbingan kepada pemilik ternak. Intinya kita kan berupaya untuk meminimalisir pencemaran dan bau yang dihasilkan dari ternak. Memang ada peternak yang tidak mengetahui cara beternak lele, sehingga bisa menyebabkan pencemaran dan bau. Contohnya, kalau dia memberikan makan lele dari kotoran ayam yang tidak dimasak, tentu saja itu akan membuat pencemaran dan bau di masyarakat sekitarnya,” ungkapnya.

Sedangkan untuk laporan masyarakat terhadap pemotongan ayam di sekitar Kecamatan Medan Area, Distanla Medan akan melakukan peninjauan ke lapangan.

“Ternyata, tempat pemotongan ayam itu sama sekali tidak ada rekomendasi dari Distanla Medan. Seharusnya untuk pemotongan ayam ataupun untuk ternak lainnya tetap harus mendapatkan rekomendasi dari Distanla Medan dan juga harus mendapatkan bimbingan sehingga tidak memicu pencemaran dan bau,” jelasnya.

Kabid Produksi Peternakan Distanla Medan, Emilia Lubis mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyediakan sebanyak 8.070 ekor bebek petelur yang berusia lima bulan. Untuk itu, diharapkan pemilik ternak yang bersedia mengalihfungsikan ternaknya.

“Kita sediakan bibitnya yang memang sudah matang, biasanya untuk bebek itu lima dan enam bulan usianya sudah bisa bertelur, makanya kalau dirawat dengan baik ketika dipelihara sekitar dua minggu saja sudah bisa menghasilkan,” kata Emilia.

Namun, untuk perbandingan penghasilan antara ternak kaki empat dan ternak lele ataupun bebek dan itik tentunya tidak bisa dikalikan.
“Kalau penghasilannya jelas tidak bisalah kita kalikan dengan penghasilan babi,” terang Emilia.

Dijelaskannya juga, dalam pemberian bibit lele ataupun itik dan bebek, pihaknya tetap akan melakukan survei ke lapangan untuk melihat ketersediaan kandang juga lahan. Kalau untuk kandang bebek dan itik masih bisa mengunakan kandang ternak babi. Namun, untuk bibit lele, tentunya peternak harus lebih dulu membuat kolamnya.

“Kita lihat nanti apakah kalau untuk lele sudah tersedia kolamnya. Dan kita lihat ukuran lahannya. Jadi kalau dia minta bibitnya 60 ekor, tapi lahannya hanya mampu menampung sebanyak 40 ekor, maka 40 ekorlah bibit yang kita berikan. Kalau kita berikan bibitnya berlebih dari lahan yang ada kita khawatir justru akan membuat bibit bermatian, makanya itulah kita perlu melakukan survei ke lapangan,” jelas Emilia.(adl)

Exit mobile version