Site icon SumutPos

Erry Diyakini Merapat ke PDIP

Sekretaris DPC PDIP Medan, Sastra.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hubungan PDI Perjuangan dengan Partai Nasdem terbilang cukup mesra dalam sejumlah pesta demokrasi di Tanah Air ini. Mulai dari Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta dan sejumlah pilkada lainnya, PDI Perjuangan dan Partai Nasdem cenderung selalu berkoalisi. Karenanya, bukan tidak mungkin kemesraan itu berlanjut di Pilgubsu 2018.

Sekretaris DPC PDIP Medan, Sastra mengaku yakin, gubernur petahana yang juga Ketua DPW Partai Nasdem Sumut HT Erry Nuradi bakal merapat ke mereka. “Saat ini PDIP itu partai penguasa, banyak calon kepala daerah incumbent yang ingin diusung PDIP. Jadi bukan tidak mungkin gubernur petahana (Erry Nuradi, Red) juga akan merapat ke PDIP,” kata Sastra kepada wartawan, Kamis (16/3).

Menurutnya, seluruh calon kepala daerah yang maju di Pilkada pasti ingin menang. Selain itu, ketika gubenur terpilih diusung PDIP, maka urusannya akan lebih mudah ke pemerintah pusat.

“Dan itu hal yang wajar, tidak ada yang salah untuk itu. Hal yang sama juga terjadi ketika Demokrat menjadi partai penguasa,” terangnya.

Menurutnya, PDIP memiliki kecenderungan untuk tidak mengusung kader pada agenda pilkada. “Pilgubsu 2008 PDIP dukung Tritamtomo yang berasal dari kalangan militer,” ucapnya.

Meski begitu, secara pribadi dan sebagai kader PDIP, dia berharap agar partainya bisa mengusung kader serta menjadilam kader tersebut berada di posisi calon gubernur. “Kalau sebagai kader, pasti saya inginnya kader PDIP yang diusung jadi Sumut 1,” ucapnya.

PDIP, kata dia, memiliki mekanisme sendiri di dalam memilih calon kepala daerah. Dimana proses tersebut, berjalan mulai dari pengurus tingkat kelurahan. Di setiap tingkatan, bakal melakukan penjaringan.

“Anak ranting pun akan mensurvei dan memutuskan nama yang akan diusung. Hasilnya diteruskan ke tingkat kecamatan, dan seterusnya sampai pada tingkat Provinsi,” sebutnya.

Di tingkat pengurus provinsi, lanjut dia, nama-nama yang muncul direkomendasikan ke DPP PDIP untuk diputuskan. “Jadi kalau ada kader PDIP yang ingin maju, bisa melakukan pendekatan mulai dari pengurus di tingkat ranting. Karena mekanisme di PDIP itu berjenjang,” tuturnya.

Sejauh ini, Sastra menyebut ada beberapa nama yang muncul untuk meramaikan bursa cagubsu atau cawagubsu mulai dari kepala daerah sampai pimpinan partai di tingkat provinsi. “Ada beberapa nama yang muncul seperti Letjen Eddy Rahmayadi, Ngogesa Sitepu, JR Saragih, Erry Nuradi selaku calon petahana. Semua nama yang muncul itu potensial, tapi PDIP belum ada berbicara atau melakukan pendekatan dengan nama-nama dimaksud,” bebernya.

Untuk kalangan internal partai, Sastra melihat ada sosok Maruara Sirait (Ara) yang digadang-gadang bakal maju di Pilgubsu 2018. “Beliau juga sudah rajin ke Sumut, apakah itu tandanya yang bersangkutan akan maju, saya belum bisa pastikan itu,” ungkapnya.

Sastra juga berharap agar PDIP nantinya tidak mengusung calon kepala daerah yang memiliki latar belakang sebagai mantan narapidana.  “Secara aturan memang dibenarkan mantan narapidana untuk ikut Pilgubsu atau pilkada. Tapi, hal itu bakal dijadikan lawan politik untuk menyudutkan calon yang diusung PDIP. Seperti yang saya sebutkan tadi, saat ini banyak calon-calon yang potensial dan memiliki rekam jejak yang baik,” pungkasnya.

Ketua Korwil Sumut DPP Nasdem, Martin Manurung menyebut pihaknya masih membuka diri dengan seluruh parpol termasuk PDIP untuk berkoalisi. “Masih tahap awal, komunikasi lancar ke semua Parpol,” sebut Martin.

Dia meyakini tiga bulan ke depan baru akan banyak calon yang bermunculan untuk bertarung di Pilgubsu 2018. “Semua yang memiliki peluang tentu dipersilakan untuk menjajaki peluangnya,” bilangnya.

Ketua DPW Nasdem Sumut HT Erry Nuradi yang menjadi gubernur petahana, lanjutnya, tentu menjadi prioritas utama untuk diusung dan didukung pada agenda Pilgubsu 2018. “Tentu Ketua DPW mendapat prioritas utama untuk dicalonkan. Keputusan mutlak ada di Ketua Umum Bapak Surya Paloh,” pungkaanya. (dik/adz)

Exit mobile version