Site icon SumutPos

Dukung Industri Pariwisata: Mulai Penenun, Homestay, hingga Even Wisata

Foto: Padang Ekspres/JPG Jani Satriadi, Pemimpin BNI Kantor Cabang Utama (KCU) Padang (kelima dari kiri), bersama dua pejabat BNI lainnya (satu dan dua dari kanan), foto bersama CEO Riau Pos grup Makmur (tiga dari kanan) dan COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto (tiga dari kir), usai jadi pemateri dalam acara Forum Pemred III RPG 2016, di Muara Hotel Padang, Kamis (12/5).
Foto: Padang Ekspres/JPG
Jani Satriadi, Pemimpin BNI Kantor Cabang Utama (KCU) Padang (kelima dari kiri), bersama dua pejabat BNI lainnya (satu dan dua dari kanan), foto bersama CEO Riau Pos grup Makmur (tiga dari kanan) dan COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto (tiga dari kir), usai jadi pemateri dalam acara Forum Pemred III RPG 2016, di Muara Hotel Padang, Kamis (12/5).

BISA apa industri pariwisata tanpa modal? Bergerak tentu bisa juga, tapi modal pembiayaan dari perbankan akan mampu mempercepat pertumbuhan industri kreatif ini berkembang. Tak salah kiranya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) TBk atau BNI begitu peduli terhadap pariwisata, serta para pelaku, baik yang kecil, menengah dan besar (corporate).

————————————–
MILNA MIANA— PADANG
————————————–
Ruang Anai, Grand Inna Muara Hotel Padang masih dingin, karena AC yang terus hidup, Kamis (12/5) siang. Namun, suasana kian menghangat, setelah 10 orang penggerak pariwisata Sumbar, mendapat penghargaan Riau Pos Group (RPG) usai seminar pariwisata nasional “Sinergi Strategi Pemasaran Pariwisata”, dalam acara Forum Pemred III RPG 2016. Mereka adalah orang-orang yang begitu serius dalam mengelola pariwisata.

Di pojok ruangan, seorang lelaki yang terlihat smart, terus memerhatikan acara, seraya sesekali bertepuk tangan. Dia adalah Jani Satriadi, Pemimpin BNI Kantor Cabang Utama (KCU) Padang. Jani adalah pemateri, saat para pemred RPG yang terdiri dari Sumbar, Riau, Kepri, Sumut, dan Aceh, ditambah Sumatera Ekspres Group (Sumsel, Babel, Bengkulu dan, Jambi) berkumpul dalam forum pemred. Jani mewakili CEO BNI Wilayah Padang, Ronny Venir yang membawahi Sumbar, Kerinci, Riau, dan Kepri.

Saat memasuki “gelanggang” yang dipandu Pemred Batam Pos M Iqbal, Jani memilih untuk berdiri, karena menurutnya, bisa lebih baik “jualan.” Membawakan materi “Dukungan Perbankan Dalam Pembangunan Sektor Unggulan Bidang Industri Pariwisata” Jadi didampingi dua rekannya—lelaki dan perempuan. “Biar lebih segar, harus ada perempuannya di depan,” kata Jani membuka diskusi.

Jani memastikan, BNI yang berdiri pada tanggal 5 Juli tahun 1946 ini memiliki peran dalam mendukung pariwisata. Dukungan itu dalam bentuk sponsorship (pendanaan), program CSR (corporate social responsibility), e-commerce, dan penyaluran kredit.

“Untuk sponsorship kami telah membantu iven yang identik dengan dunia pariwisata Sumbar, seperti Tour de Singkarak (TdS). Itu adalah perpaduan unsur promosi pariwisata, budaya dan olahraga. BNI telah berpartisipasi sejak 2009,” kata Jani dalam diskusi yang juga dihadiri COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto.

Sementara di luar Sumbar, puluhan iven lain juga telah didukung bank yang mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri ini. BNI juga mendukung acara music internasional, Java Jive yang dianggap sebagai perpaduan unsur promosi wisata, budaya, dan musik sejak 2005. Juga memberikan dukungan dalam Inacraft, atau dukungan terhadap perkembangan industri kreatif.

“Kami juga telah menunjukkan kepedulian dalam program CSR BNI. Seperti memberdayakan penenun silungkang di Sumbar, songket di Palembang Sumsel, Pandai Sikek Tanahdatar, kain tapis di Lampung, dan sejenisnya. Itu yang ada di Sumatera, masih banyak di luar itu,” sebut Jani, Insinyur Teknik Kimia Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang.

Tak lupa, bank yang didirikan Margono Djojohadikusumo juga menggagas dan mengelola perkampungan wisata. Seperti Kampung BNI di Borobudur Jawa Tengah. Di sana, BNI membantu para penggiat wisata dalam bentuk kredit kemitraan pada perajin, pemilik homestay, dan pedagang hasil bumi. “BNI juga terlibat dalam capacity building pengembangan wisata Candi Borobudur, dan penerbitan kartu kredit serta pemberian kredit,” sebutnya.

Di Padang, bank yang menjadi penerbit dan pengelola pertama mata uang RI ini juga telah mendirikan sebuah tugu yang terkenal dan menjadi objek selfie dan wefie pengunjung. Yaitu Tugu IORA di Pantai Padang yang begitu identik dengan pengunjung. “Nah, di Sumatera banyak program yang dapat dikembangkan,” katanya.

Jani memastikan, program e-commerce dapat digunakan untuk para pengelola pariwisata. Seperti yang dilakukan pada banyuwangi-mall.com; situs online pertama Indonesia yang mengkhususkan pada pemasaran produk-produk spesifik daerah dalam upaya mendukung sektor pariwisata dan perkembangan UMKM.

“Selain itu, bermacam kredit yang bisa digunakan untuk mendukung pariwisata adalah dengan bunga 9,00 persen per tahun. Bahkan, dengan maksimal Rp500 juta melalui BNI KUR, kredit usaha rakyat, cepat mudah hingga lima tahun,” kata Jani promo programnya.

Para pelaku usaha wisata juga bisa mendapatkan pembiayaan sarana prasarana pariwisata seperti travel agent, transportasi, restoran, fasilitas rekreasi, entertainment dan hiburan, homestay, objek wisata, souvenir, handicraft dan shopping center. Melayani kredit pendukung pariwisata segmen kecil maksimal Rp100 juta, KUR Rp500 juta, BNI Wira Usaha Rp1 miliar, dan BCM Rp15 miliar. “Segmen menengah-sentra kredit menengah maksimal Rp15-300 miliar dan segmen korporasi lebih dari Rp300 miliar,” katanya.

Jani menegaskan, upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan sektor pariwisata juga telah dipelajari dan disimpulkan BNI. Karena itu lahirlah rekomendasi partnership antara pemerintah, pelaku usaha wisata, perbankan dan masyarakat lokal. Selanjutnya peningkatan kesadaran dan sikap masyarakat dalam melayani wisatawan. “Juga peningkatan akses, infrastruktur dan branding destinasi wisata sert percepatan investasi,” sebutnya.

Jani menyebut, investasi di bidang wisata adalah satu keharusan. Karena gambaran industri pariwista, adalah sektor andalan pemerintah untuk meraih devisa. Memiliki angka yang fantastis, pad 2014 mencapai USD 11.166,13 juta, berada pada posisi ke-4 di bawah migas 30.318,80, batubara (20.819,30) dan kelapa sawit (17.464,90).

“Pariwisata adalah bisnis yang menjanjikan, saat sektor migas terhempas saat ini. Karena itu, di mana saya mengabdi, di situ saya berbuat. Berbuat maksimal untuk fokus mendukung kegiatan pariwisata. Karena akan ada multiplier effect atau dampak positifnya,” kata Jani yang berharap, media se-Sumatera mendorong menjual pariwisata dan terus menggugah dengan kondisi apapun agar bergerak memajukan pariwisata. (***)

Exit mobile version