Site icon SumutPos

BPDPKS-ITSI Gelar Seminar Potret UMKM Pekebun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk menggerakkan dan meningkatkan daya saing kelapa sawit dalam skala industri besar perlu kolaborasi dan sinergitas lima elemen penting yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, asosiasi petani sawit dan media. Eksistensi kelapa sawit nasional harus terus diperjuangkan.

Demikian disampaikan Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Aries Sukariawan, SP, MP dalam sambutannya pada seminar nasional Potret UMKM Pekebun yang mengangkat tema “Pemberdayaan petani dan pelaku usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) guna mendukung sistem dan tata kelola agribisnis kelapa sawit raykat secara berkelanjutan”, digelar di Ruang Sidamanik, ITSI, Jalan Willem Iskander, Medan, Selasa (16/5).

Seminar ini diikuti puluhan peserta dari kalangan petani, akademisi hingga pelaku usaha berbasis kelapa sawit, peneliti, praktisi, serta stakeholder termasuk Kementerian dan Dinas terkait.Hadir pada pimpinan asosiasi atau organisasi petani sawit, pimpinan BPDPKS dan para mitra. Kegiatan yang digelar tiga hari, 15-17 Mei 2023 ini memuat berbagai kegiatan, di antranya talk show UMKM berbasis sawit, seminar, pameran bazar produk perkebunan hingga kunjungan lapangan (field trip) di PPKS dan perusahaan perkebunan sawit.

Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI), Aries Sukariawan mengatakan bahwa kegiatan ini didasari karena banyaknya permasalahan yang sering dihadapi oleh para petani sawit di Sumatera Utara seperti kurangnya kemampuan dalam pengelolaan bisnis kelapa sawit, kurangnya akses modal dan permasalahan lainnya. “Seminar ini juga bagian dari concern kami untuk mengembangkan industri perkebunan khususnya sawit. Harus ada kolaborasi dan sinergitas lima elemen yaitu pemerintah akademisi, pelaku usaha, asosiasi petani dan media yang jadi penggerak dan bisa meningkatkan daya saing kelapa sawit yang harus kita perjuangkan,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidangnya untuk menjadi pembicara pada seminar Sawit Hebat Indonesia Kuat. “Narasumber yang hadir pada seminar ini ada bapak Prasetyo Djati dari Kementan, kemudian bapak Ir Zulkifli Annoor Hasibuan, MAgr dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut dan Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah Koperasi (UKMK) BPDPKS bapak Helmi Muhansah,” ujarnya, Selasa (16/5).

Dikatakannya, tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan pemahaman secara lebih komperehensif tentang standardisasi pengelolaan perkebunan bagi pelaku UMKM khususnya petani atau pekebun secara berkelanjutan (mandatori ISPO). Kemudian, Memberikan alternatif upaya kreatif dan inovatif bagi penyelesaian masalah yang dihadapi petani atau pekebun dan pelaku usaha (UMKM) lainnya.

Dari sisi pengembangan SDM kelapa sawit, ITSI siap menjadi wadah kredibel menciptakan lulusan terbaik bidang sawit dan bidang terkait. Tahun ini, jelasnya, ada 2.000 kuota beasiswa pendidikan kelapa sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 270 orang atau setara sembilan kelas di antaranya merupakan kuota untuk ITSI. “Kesempatan ini agar digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk bergabung dan belajar di ITSI,” katanya.

Menurutnya, sinergi diperlukan untuk jadi sarana pengembangan UMKM berbasis kelapa sawit. Melalui rangkaian giat Potret UMKM Pekebun ini diharap jadi embrio dalam meningkatkan daya saing sawit Indonesia di kancah internasional.
Ketua LLDikti Wilayah I Sumut, Prof Dr Saiful Anwar Matondang, MA, MPd menyampaikan, kampus berperan menghasilkan SDM sawit, peneliti dan para hali bidang terkait sawit. Ini merupaka upaya meneruskan kesejahteraan kepada masyarakat. Kajian-kajian bernas dari ITSI terkait kelapa sawit dan perkebunan harus bisa membantu petani dan mendukung ekosistem dunia perkebunan nasional, salah satunya untuk mencegah kerugian petani, pengambangan agribisnis, turut menjaga kelestarian lingkungan dan menjalankan perkebunan berkelanjutan.
Dirut PTPN III Dr Ir Mohammad Abdul Ghani sebagai keynote speaker menyampaikan, apresiasi kepada ITSI yang terus menggelorakan dan memperjuangkan pengembangan kelapa sawit dalam berbagai kegiatan yang dikemas menarik. Dari sisi akademis, ITSI berperan aktif memberikan ruang bagi petani dan masyarakat untuk turut memajukan kelapa sawit sebagai komoditi unggulan penghasil devisa terbesar negara.

Walau ia mengakui, masih terdapat berbagai permasalahan, di antaranya, dari 16,3 juta hektare lahan kebun sawit seluruh Indonesia, sekitar enam hektare di antaranya merupakan lahan petani sawit rakyat yang sudah berusia di atas 25 tahun dan memerlukan peremajaan.

Walau berjalan program pemerintah yakni peremajaan sawit rakyat (PSR) namun masih terdapat berbagai soal. Ia mendukung, upaya pengembangan perkebunan oleh berbagai pihak termasuk BPDPKS haruslah paling besar manfaatnya dirasakan petani. Misal untuk peningkatan produktivitasnya dan kredit yang tidak terlalu tinggi.
“Manfaat dan keuntungan sawit paling besar harus dirasakan petani untuk peningkatan produktivitas dan lainnya. Dengan adanya pasar petani terbantu tidak dengan kredit yang tinggi,” Ucapnya.

Sesi seminar menghadirkan tiga narasumber yakti Prasetyo Djati, MSc dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang membawakan materi keterlibatan pekebun untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan. Ia memaparkan, dari jumlah luasan lahan kebun sawit, enam persen dimiliki perusahaan pemerintah yakni PTPN grup, 41 persen merupakan lahan sawit rakyat dan 53 persen lahan milik perusahaan swasta.

Narasumber berikutnya ialah Ir Zulkifli Anoor Hasibuan, MAgr dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut membawakan materi strategi dinas tersebut dalam mendukung perkebunan kelapa sawit. Lalu narasumber berikutnya ialah Kepala Divisi Usaha Kecil Menegah Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansah. Sebagai lembaga di bawah Kemenkeu yang bertugas dalam pengembangan kelapa sawit dalam berbagai aspek, pihaknya siap mendukung UMKM berbasis sawit dengan kolaborasi (TZA).(ika/azw)

Exit mobile version