Site icon SumutPos

55 Persen Calhaj Medan Berpotensi Tersesat

MEDAN-Potensi tersesat di Tanah Suci sangat besar bagi jamaah calon haji (calhaj) asal Medan. Pasalnya, banyak calhaj yang ‘hanya’ mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD).

Hal ini diungkapkan Koordinator Humas PPIH Embarkasi Medan Sazli Nasution. Sazli menjelaskan hal ini menjadi faktor utama pemicu tersesatnya para jamaah saat berada di Tanah Suci. Ada sebanyak 247 jamaah dari 455 jamaah atau 55 persen yang hanya berpendidikan SD. “Sekali lagi, tidak punya niat untuk melecehkan para jamaah. Saya harapkan para petugas haji bisa terus mengontrol keberadaan para jamaahnya, terutama yang berasal dari kloter X Embarkasi Medan,” ungkap Sazli, Minggu (16/10).

Di tiap kloter juga memiliki jumlah jamaah calhaj yang berpendidikan SD cukup tinggi. “Seperti di kloter I ada 217 jamaah, pada kloter II hanya 97 jamaah, kloter III 76 jamaah, kloter IV 117 jamaah kloter V 199 jamaah, kloter VI 206 jamaah, kloter VII 131 jamaah. “Untuk kloter VIII sedikit, kloter IX 247 jamaah, kloter X paling banyak 247 jamaah, di kloter XI 191 jamaah, dan 148 jamaah di kloter XII,” papar Sazli.

Soal tersesat ini mengemuka setelah seorang calhaj Embarkasi Medan asal Kota Medan memberikan informasi mengenai adanya seorang jamaah calhaj asal Indonesia tersesat selama dua hari. Menurutnya jamaah tersebut telah berusia lanjut sehingga kebingungan mencari hotel tempat pemondokannya.

Menurut informan tersebut, calhaj itu tetap bertahan di Masjid Nabawi. Yang kemudian pada akhirnya bertemu dengan calhaj Embarkasi Medan dan ditampung di hotel mereka.

“Jamaah itu terlihat panik dan ketakutan ketika ditanyai mengenai penyebab tersesatnya. Bahkan, ketika dimintai mengeluarkan surat-surat keterangan identitasnya pria tersebut tidak bersedia menunjukkannya,” ungkap informan yang tak mau disebutkan namanya, Minggu (16/10).

“Tidak hanya jamaah asal Indonesia saja yang mengalami tersesat saat berhaji, namun calhaj yang berasal dari negara lain juga mengalami hal sama. Tidak tanggung diperkirakan ratusan jamaah kehilangan jalan pulang setiap harinya,” timpal Sazli.

Dengan begitu panitia haji Indonesia telah disediakan untuk stand by mencari para jamaah yang kehilangan dan kebingungan tak bisa kembali ke hotelnya. Para petugas itu mengenakan pakaian berwarna coklat dan dilengkapi warna bendera Indonesia, merah dan putih. Maka pekerjaan para petugas itu, selalu berkeliaran ketika mendapatkan laporan kehilangan jamaah oleh ketua regu di tiap kloter Indonesia.

“Nantinya para petugas akan melihat dan mencocokkan melalui gelang yang dipakai jamaah calh. Nah, terlihatlah jamaah yang hilang tersebut berada di kloter berapa, embarkasi mana,” terang Sazli.

Lebih lanjut Sazli mengharapkan, kepada calhaj tidak melepaskan sesekali gelang diberikan sebagai identitasnya. Karena keberadaan gelang yang dikenakan jamaah akan sangat membantu ketika jamaah kehilangan dan sesat mencari jalan pulang menuju hotel.

Kemudian disarankan kepada para ketua regu di setiap kloter agar proaktif dalam mengontrol keberadaan calhaj yang dipimpinnya. Sehingga angka kehilangan dan sejenisnya bisa diminalisir. “Apalagi perempuan, janganlah memberanikan diri mengerjakan ibadah sendirian cuma karena mencari amal ibadah ketika berhaji. Di samping akan membahayakan diri sendiri juga dikhawatirkan jamaah berpeluang kebingungan ketika akan kembali ke hotel,” ujar Sazli.

Sementara itu, tiga calhaj Embarkasi Medan kloter XIV dipastikan gagal berangkat pada musim haji 2011. Pasalnya mereka telah menuliskan surat pembatalan tertulis kepada PPIH Embarkasi Medan karena alasan sakit dan menundanya hingga tahun depan.

Sazli menjelaskan ketiga jamaah tersebut atas nama, Nurmaulina Saribun Siregar Binti Saribun Siregar mengalami sesak napas dan diabetes. Sehingga jamaah tidak melanjutkan perjalanannya, bahkan jamaah belum memasuki Asrama Haji Medan.

Jamaah calhaj berikutnya, Yusniar Binti Muhammad Saleh Lubis menuliskan pernyataan membantalkan keberangkatan ibadah hajinya dengan alasan stroke. “Yang terakhir Azimar Binti Paman, dilaporkan mengalami stroke juga sama seperti Yusniar. Ketiga jamaah yang gagal berangkat itu belum ada yang memasuki Asrama Haji Medan,” terang Sazli, Minggu (16/10).

Menurut Sazli ketiga calhaj tersebut tidak mengambil kembali Biaya Penyelenggaraan Ibadah Hajinya dan berhak berangkat pada 2012 mendatang.

Calhaj Asal Sidimpuan Meninggal di Makkah

Data Siskohat Kemenag menyebutkan, calhaj yang meninggal dunia di Makkah adalah Parluhutan Siagian Janagari Siagian, 67, asal Kota Padang Sidimpuan, Sumatera Utara.

Almarhum dengan nomor paspor A0764161 yang tergabung di kloter 2 embarkasi Medan, meninggal pada 15 Oktober pukul 15.30 waktu setempat dan dimakamkan di Syaraya.

Sedangkan Slamet Riadi, calon jamaah haji kloter 44, embarkasi Solo asal Majenang, Jawa Tengah, meninggal dunia empat jam sebelum mendarat di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Minggu (16/10).

Usai dimandikan dan disalatkan di Masjid Palestine, jenazah dimakamkan di pemakaman umum dan haji di kawasan Harajat, timur Jeddah. Sekitar pukul 11.00 waktu setempat, jenazah dibawa ambulans ke Masjid Palestine. Demikian dilaporkan Media Center Haji (MCH), Minggu (16/10).

Sebelumnya, 10 calhaj yang meninggal di Madinah adalah Fatimah binti H. Jamal (86 tahun, Kota Prabumulih, Sumsel), Kasimun bin Murtijan (77, Kediri, Jatim), Kasiyah binti Ahmad Disan (78, Kabupaten Kebumen, Jateng), Marhadi bin Druno (50, Kabupaten Bangkalan, Jatim), Andi Sutriany Amra binti Andi Mappiara (60, Ujung Pandang, Sulsel).
Dedeh Misyanah binti H.A. Sutia (60, Kabupaten Bandung Barat, Jabar), Muhtar bin Encon (90, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar), dan Tamidjah binti Manidjan (64, Jakarta Timur, Jakarta).

Kemudian Arifin bin Umar Usman (50, Indragiri Hilir, Riau) dan Slamet Sudir bin Sudir (74, Tangerang, Banten). Sampai pukul 15.24 WAS, calhaj yang sudah tiba di Arab Saudi sebanyak 93.729 dari 231 kloter. (saz/net/bbs)

Exit mobile version