Site icon SumutPos

Sempat Minum Air Tebu dengan Pria Mirip Pemadat

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos Petugas melakukan identifikasi dengan cara memeriksa sidik jari korban Mr X, yang ditemukan di perkebunan tebu Buluh Cina, Hamparan Perak, Kamis (13/10/2016).
Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Petugas melakukan identifikasi dengan cara memeriksa sidik jari korban Mr X, yang ditemukan di perkebunan tebu Buluh Cina, Hamparan Perak, Kamis (13/10/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembunuh Hotman Siregar si sopir rental pick up belum tertangkap. Polisi masih melakukan penelusuran. Baik keberadaan pelaku maupun mobil korban.

Sabtu (15/10) pagi, wartawan Posmetro (grup Sumut Pos) coba menyambangi kawasan Bajak V dekat kuburan, tempat mangkal Hotman seperti yang disebutkan seorang kerabat korban di rumah duka.

Hasilnya, informasi yang diperoleh keluarga ternyata salah. Rusli (30), tukang becak dan warga sekitar Bajak V menyebut disana tidak ada jasa penyewaan pick up. Mereka menyarankan ke Jalan Sisimangaraja depan kuburan sebelah kantor Dinas Kehutanan.

Tanpa buang waktu wartawan bergegas ke lokasi dimaksud. Trlihat beberapa pick up sewaan berbaris di pinggir jalan. Dari seorang sopir bernama Muhammad Tauhir (42), diketahui bahwa Hotman memang biasa mangkal bersama mereka. Terakhir, dia melihat korban pada Selasa (11/10) sore.

Tauhir menyebut, pelaku kemungkinan bukan pria tinggi putih bercelana ponggol, seperti keterangan kerabat korban. Sebab ada pria lain yang menemui korban setelah pria dimaksud. Pun begitu, dia tidak menampik perihal adanya pria bercelana ponggol itu.

“Laki-laki bercelana ponggol itu memang sempat menemui sopir rental di sini, termasuk saya. Tapi kami semua menolak permintaannya. Pria itu mau sewa pick up mengangkut kerikil ke Sidikalang. Makanya tidak ada yang mau. Lagi pula, itu ‘kan mencurigakan. Di Sidikalang juga ada kerikil, masa harus dibawa dari sini,” sebut Tauhir sembari menyebut, mereka sempat ditawari upah jasa sebesar Rp1,5 juta.

Menambahi, sopir lainnya bernama Maruhut Gurning (25) memastikan Hotman juga menolak tawaran ke Sidikalang. Namun tak lama berselang, pria lainnya menemui korban.

Orang terakhir itu datang dari arah Simpang Limun dengan berjalan kaki. Gurning sempat melihat keduanya duduk di tempat penjual es tebu. Jaraknya dengan Hotman sekitar belasan meter. Makanya, dia tidak tahu persis pembicaraan korban dengan calon pengguna jasa itu.

“Korban terakhir kulihat ngobrol sama laki-laki itu di tempat tukang es tebu. Tidak tahu apa pembicaraannya. Tapi mereka seperti sudah dekat. Kemungkinan besar laki-laki pelakunya,” beber Gurning sembari menyarankan agar menemui penjual es tebu.

Adi (20) si penjual es tebu yang ditemui membenarkan apa yang disampaikan Gurning. “Memang benar. Pak Hotman terakhir duduk dan berangkat dari sini,” ungkap Adi.

Ditanya seperti apa ciri-ciri pria terakhir duduk dan pergi bersama Hotman, Adi sempat diam sejenak coba mengingat-ingat. Beberapa detik kemudian, dengan tegas dia menyebut pria itu identik seperti pemadat atau pengguna narkoba.

“Mukaknya macem orang pemakek (pengguna narkoba) gitu, bang. Aku aja sempat takut dia nggak bayar es tebu yang diminumnya. Rambut laki-laki itu jigrak. Dia datang pakai baju warna merah dipadu celana panjang,” bebernya.

Ditambahkan, korban dan pria berambut jigrak itu pergi sekira pukul 16.30 WIB. “Mereka pergi setelah minum es tebu. Laki-laki itu sempat melambaikan tangan samaku. Tingginya hampir sejajar dengan atap mobil pick up milik korban,” tutup Adi.

Dari rumah duka, suasana haru masih menyelimuti rumah di Jalan Pertahanan, Gang Buah, Patumbak, tempat jenazah Hotman Siregar disemayamkan. Tampak keluarga dan kerabat bergantian memberikan nasehat kepada Rumondang br Silaban, ibu empat anak yang ditinggalkan korban, agar tabah menerima cobaan.

Rumondang diminta tegar karena dia masih harus merawat keempat anaknya. Meski harus menjadi orangtua tunggal, keluarga meyakinkan bahwa dirinya mampu. Tidak lupa, keluarga meminta Rumondang berserah kepada Tuhan agar diberi kekuatan dalam menempuh hari-hari mendatang.

Keempat anaknya juga turut mendapat nasehat. Khususnya, Rahel sebagai anak paling besar. Rahel diharapkan bisa menjadi semangat serta membantu ibunya menjaga ketiga adiknya. Dengan begitu, apa yang menjadi impian Hotman semasa hidup bisa terwujud.

Jhon Siregar, adik Hotman, mengaku, keluarga sempat menghubungi ponsel abangnya pada Selasa (11/10) sekira pukul 17.00 WIB dan pukul 24.00 WIB.

Tidak tahu apakah korban ketika itu sudah dibunuh atau belum. Namun orang di seberang ponsel mereject panggilan. Dan ketika dihubungi kembali sekira pukul 01.00 WIB, ponsel sudah tidak aktif.

Lanjut Jhon, sebulan lalu mobil korban nyaris dicuri. Ketika itu pelaku sudah sempat menggunting gembok pagar rumah. Beruntung, Hotman terbangun dan pelaku pun kabur.

“Dalam keluarga, abang dikenal sebagai sosok pendiam. Atas kesepakatan keluarga, jenazah dikuburkan di TPU Jalan Pertahanan Gang Supir dekat stasiun 05, Patumbak,” tutupnya.

Masih di rumah duka, beberapa personel Polsek Medan Labuhan terlihat duduk di antara kerumunan pelayat sejak pukul 11.00 WIB. Mereka juga sempat turut mengucapkan bela sungkawa. Berikutnya, beberapa kerabat juga sempat dimintai keterangan guna membantu peroses penyelidikan. (cr-23/ras)

Exit mobile version