Site icon SumutPos

Kapolri: Melawan, Berakhir di Kamar Jenazah

Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) berbicara dengan para tersangka kasus narkoba jaringan internasional, saat rilis kasus narkoba di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (17/1/2017).

KRAMAT JATI, SUMUTPOS.CO – Sikap konsisten terhadap pemberantasan narkoba terus dilakukan seluruh jajaran Kepolisian. Tindakan tegas kerap berikan terhadap pelaku. Misalnya yang berhasil terungkap oleh Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

Lima sindikat narkoba jaringan internasional berhasil diringkus. Mereka itu Sia Ferry Tjahjadi (60), Brian (30), Aminudin (30), Tjoe Alvin (29), dan Agung Setia Wibowo (30). Petugas terpaksa memberikan tindakan tegas berupa tembakan terhadap Brian. Sebab dia melakukan perlawanan ketika proses penangkapan. Timah panas itu menembus kaki dan punggung kanan Brian. Akibatnya, Brian pun tewas di tempat.

“Kami nggak pernah main-main memberantas narkoba. Bagi pelaku yang melawan kepada petugas, akan berakhir di ruang Jenazah,” tegas Kapolri Jenderal Tito Karnavian di depan ruang Jenazah Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (17/1).

Indonesia saat ini telah mengalami darurat narkoba. Setiap tahun peredaran narkoba terus Meningkat. Jenisnya pun telah berganti-ganti. Hal tersebut telah merusak generasi muda bangsa. Dan kondisi yang terjadi tidak bisa didiamkan begitu saja. Perlu langkah cepat dan ketegasan. Karena itu dirinya telah menginstruksikan seluruh anggota kepolisian, untuk bertindak tegas terhadap pelaku narkoba. Baik pemakai, pengedar, ataupun gembong sekalipun. Tidak ada kata ampun. Dan jika ditemukan adanya petugas yang bersekutu dalam bisnis haram itu, pihaknya tidak segan – segan untuk memecat oknum tersebut.

“Yang berani melawan narkoba akan diberikan apresiasi. Sebaliknya pun begitu. Siapa takut (melawan pelaku) akan dipecat,” ucap dia. “Karena kami tidak membutuhkan anggota kepolisian yang pengecut, dan tidak bisa menjalani tugas dengan baik. Jadi buat apa dipertahankan, masih banyak kok yang mau jadi polisi,” lanjutnya.

Dirinya sangat salut atas kinerja Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Dengan hasil tangkapan dan barang bukti yang diamankan mereka telah menyelamatkan ratusan ribu warga Indonesia. Dan sebagai apresiasi dirinya akan memberikan penghargaan terhadap anggota yang berhasil membongkar sindikat narkoba jaringan internasional tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan menambahkan, lima pelaku merupakan jaringan narkoba asal Malaysia. Mereka sudah beraksi selama lima bulan. Narkoba jenis sabu – sabu, ekstasi dan happy five (H5), dikirim melalui jalur laut dan udara. Jumlah pengiriman sesuai dengan pesanan pembeli. “Jumlah pengiriman nggak bisa ditentukan. Seperti saat ini, 8,8 kg sabu – sabu, 1.943 butir ekstasi, dan 21.900 butir H5, berhasil diamankan,” ucap dia.

Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Polisi menunjukkan jenazah tersangka saat rilis kasus narkoba di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (17/1/2017). Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus narkoba jaringan internasional dengan mengamankan lima tersangka satu diantaranya tewas ditembak petugas karena melawan, serta barang bukti berupa sabu seberat 8,8 gram, ekstasi 1.942 butir, H5 21.900 butir, satu senjata api revolver dan satu senjata airsoft gun yang digunakan para pelaku.

Selain itu dua senjata api jenis revolver dan airsoft gun diamankan. Senpi tersebut digunakan untuk berjaga diri dan melukai petugas kepolisian. Jaringan narkoba tersebut dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Brian mempunyai peran penting dalam jaringan tersebut. Warga Jalan Baru Jaya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, itu merupakan tangan kanan bos sindikat narkoba tersebut yang saat ini berada di dalam Lapas. “Keduanya saling kenal  ketika Brian berstatus narapidana,” ucap dia.

Identitas bandar tersebut telah diketahui. Pihaknya telah berkoordinasi terhadap pihak lapas yang bersangkutan untuk mencari gembong narkoba tersebut. Iriawan menjelaska?n penangkapan berawal dari hasil laporan yang diberikan dari informan kepolisian, Senin (9/1). Ada transaksi narkoba yang kerap terjadi Jalan Hayam Wuruk 127, Taman Sari, Jakarta Barat. Alamat tersebut merupakan kediaman Sia Ferry Tjahayadi. Kemudian pihaknya bergegas ke lokasi yang dimaksud. Di lokasi penggerebekan, Ferry ditangkap saat sedang merapikan narkoba. Kemudian pengembangan dilakukan. Ferry mengaku bisnis haram itu tidak dilakukan seorang diri. Dia memberikan informasi nama Brian dan Aminudin.

Undercover buy dilakukan. Pihaknya memerintahkan Ferry untuk menyuruh Brian dan Aminudin datang ke kediamannya. Dengan alasan ada pembeli yang ingin melakukan transaksi narkoba dalam jumlah banyak. “Kami menyamar sebagai pembeli itu. Transaksi melalui Ferry,” tambah dia.

Keduanya pun menuruti permintaan Ferry. Brian menemui Ferry, Rabu (11/1). Dia datang seorang diri dengan membawa narkoba berjenis sabu – sabu dan H5. Tidak buang-buang waktu penangkapan dilakukan.

Iriawan menjelaskan, perburuan terhadap gembong narkoba di Malaysia masih dilakukan. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian Malaysia. Identitas pelaku tersebut telah disampaikan ke pihak Malaysia. Sambil menunggu kabar baik dari Kepolisian Malaysia, pencarian pelaku lain di Indonesia terus dilakukan. (ian/jpg/adz)

Exit mobile version