Site icon SumutPos

Orang Medan Diminta Naik KA

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENINJAU_Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah), Menteri PU-PERA Basuki Hadimuljono (ketiga kanan), Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (kedua kiri) dan Wali kota Medan Dzulmi Eldin (kiri) meninjau pembangunan jalur ganda rel layang kereta api di Jalan Stasiun Besar Medan, Rabu (17/1). Pembangunan jalur ganda rel layang (elevated) kereta api sepanjang 10,8 kilometer itu ditargetkan rampung pada November 2018.

SUMUTPOS.CO – PENGERJAAN jalur ganda atau double track kereta api (KA) masih terus dikebut pengerjaannya oleh Kementerian Perhubungan. Proyek infrastruktur melalui Dirjen Perkeretaapian ini direncanakan dapat beroperasi pada semester kedua tahun 2018.

“Progres double track sudah 90 persen pengerjaannya. Target operasional kira-kira Oktober-November,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada Sumut Pos saat ditemui usai Rakernas Kemenristekdikti 2018 di Kampus USU, Medan, Rabu (17/1).

Budi Karya mengaku, dalam pengerjaan proyek tersebut fokusnya terbagi-bagi. Tak hanya track, pihaknya juga membangun stasiun. “Pengerjaannya sedikit atau fokusnya terbagi-bagi, apalagi operasional KA harus tetap beroperasi. Pun begitu, akan kita selesaikan tahun ini,” kata Budi yang diwawancarai Sumut Pos kembali saat meninjau Stasiun KA Medan.

Dia berharap, bila nantinya proyek ini selesai termasuk yang menuju Kualanamu, maka jalur KA semakin lebih baik. Tentunya, berdampak terhadap peningkatan penumpang dengan ekspektasi menjadi dua kali lipat. “Memang kita harus melakukan upaya maksimal dari segi pembangunan maupun utilisasi KA itu sendiri. Saat ini KA Bandara hanya 30 persen, karenanya kita mengimbau masyarakat Medan maupun Sumut dapat menggunakannya. Sebab, dengan menggunakan selain ramah lingkungan juga memberikan solusi terhadap kemacetan lalu lintas di Kota Medan yang begitu padat,” sebutnya.

Menurut Budi, dengan adanya jalur ganda, perjalanan KA akan bertambah dari 42 perjalanan menjadi 76 perjalanan. Selain itu, kecepatan akan meningkat semula 30 menit dari Medan ke Bandara Kualanamu menjadi 20-25 menit.

Sumber pembiayaan jalur ganda layang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2015-2018 dengan total senilai Rp 2,8 triliun. Sementara untuk jalur ganda darat bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2014-2016 dengan total senilai Rp454 miliar.

Diketahui bahwa jalur ganda layang akan melintasi Stasiun Pulo Brayan, Stasiun Medan dan Stasiun Bandar Khalifah dengan total panjang 10,8 kilometer. Sementara, jalur ganda darat melewati Stasiun Bandar Khalifah sampai Kualanamu dengan total panjang 22 kilometer. “Pembebasan tanah sudah 100 persen,” katanya.

Disinggung mengenai tarif KA Bandara, Budi mengaku belum ada wacana penurunan sejauh ini. Dia menyatakan, tarifnya tetap seperti biasa. “Saya pikir kita masih tetap Rp80 ribu. Namun, kemungkinan kita akan berikan substitusi atau pengganti lain untuk harga tiket. Karena, inikan swasta (Railink), kalau harga (tiket) ditekan atau lebih rendah dikhawatirkan berdampak terhadap pertumbuhan bisnisnya,” ucapnya.

Ia menuturkan, biasanya di kota-kota lain harga tiket KA disubsidi pemerintah daerah (Pemda). Oleh sebab itu, nanti akan dibicarakan dengan Pemda setempat mengenai persoalan ini atau ada dukungan dari sponsor. “Jadi, apabila nantinya disetujui disubsidi oleh Pemda tentunya akan semakin turun harganya,” tandasnya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENINJAU_Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah), Menteri PU-PERA Basuki Hadimuljono (ketiga kanan), Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (kedua kiri) dan Wali kota Medan Dzulmi Eldin (kiri) meninjau pembangunan jalur ganda rel layang kereta api di Jalan Stasiun Besar Medan, Rabu (17/1). Pembangunan jalur ganda rel layang (elevated) kereta api sepanjang 10,8 kilometer itu ditargetkan rampung pada November 2018.

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang ikut meninjau mengatakan, dari segi pembiayaan sejauh ini tidak ada kendala dan hampir selesai. Dia menyatakan, apabila dibutuhkan anggaran tambahan untuk meningkatkan kapasitas, kemungkinan dapat melibatkan pihak swasta.

“Kalau tadi bertujuan menyelesaikan tambahan yang sampai ke Binjai maupun Belawan, itu bisa menggunakan dana swasta. Nanti dibuatkan struktur pembiayaannya,” ujar Sri Mulyani.

Dengan begitu, kata dia, pembangunan proyek ini tidak terkendala dan bisa membangun lebih banyak karena anggaran Kementerian Perhubungan terbatas setiap tahunnnya. “LRT salah satu yang kita bayangkan di Medan. Struktur pembiayaannya asumsi subsidi tarif, artinya menggunakan sistem pengembalian selama 10 tahun. Jadi, masyarakat tetap bisa, proyek tetap berjalan namun ada bagian pemerintah yang dibayar selama 10 tahun itu,” paparnya.

Dia menambahkan, tidak perlu menganggarkan sepenuhnya untuk menyelesaikan suatu proyek yang besar. Sebab, dalam proyek yang besar dan ditargetkan selesai dalam beberapa tahun menguras anggaran. “Kemungkinan menggandeng swasta bisa saja, dan kita menghitung bagaimana mencicilnya untuk mengembalikannya,” pungkasnya.

Sementara itu Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengaku tidak sabar melihat proyek ini segera tuntas agar dapat dimanfaatkan secara luas bagi masyarakat, baik warga Medan maupun pengunjung Kota Medan.

Eldin yakin, hadirnya peningkatan layanan moda transportasi dari Bandara Kualanamu menuju Medan akan semakin meningkatkan iklim investasi yang ada di Kota Medan dan tentunya ini akan sangat berdampak sangat positif bagi perekonomian Kota Medan sebagai Pintu Gerbang Perekonomian Indonesia di Bagian Barat karena akses dari bandara ke Kota Medan semakin cepat dan nyaman.

Menurutnya, perbaikan berbagai sektor infrastruktur Kota akan semakin memberikan ketertarikan dan keyakinan bagi investor lokal, nasional hingga mancanegara untuk menanamkan modalnya di Kota Medan. (ris/prn/adz)

Exit mobile version