Site icon SumutPos

Mahasiswa FK UMSU Ekstrak Kulit Bawang Merah jadi Obat

Foto: Idris/Sumut Pos
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU bersama pembimbingnya dr Hendra Sutysna melakukan penelitian kulit bawang merah untuk kesehatan hati.

MEDAN, SUMUTPOSCO – Kulit bawang yang selama ini terbuang sia-sia, tertiup angin menjadi sampah. Banyak kita tak peduli dengan kulit bawang. Kini, melalui penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kulit bawang bisa bermanfaat menjadi obat pencegah kerusakan sel hati.

Hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menunjukkan, pemberian ekstrak kulit bawang merah berpengaruh terhadap kadar fungsi hati (SGOT dan SGPT) tikus putih yang diberikan paracetamol.

Empat mahasiswa FK UMSU, Putra Diandro Utama Ritonga, Fajar Muhammad Nasution, Anwarul Mizan, M Aulia Rahman dan M Teguh Syahputra sukses meraih dana hibah penelitian pada Pekan Kreativitas Mahasiswa tahun 2016 dari Kementerian Riset dan Teknologi. Dana hibah itu diterima untuk dipergunakan sebagai tindak lanjut melakukan mengenai ekstrak kulit bawang merah sebagai obat.

Penelitian yang dilakukan selama satu bulan oleh tiga mahasiswa FK UMSU, kulit bawang merah mengandung antioksidan yang tinggi dan bisa mencegah terbentuknya radikal bebas, secara tidak langsung bisa menghambat kerusakan sel, salah satunya sel hati.

Pembimbing penelitian mahasiswa FK UMSU, dr Hendra Sutysna M Biomed mengungkapkan, berdasarkan penelitian mahasiswa itu, kulit bawang secara jelas mengandung antioksidan tinggi. Seperti diketahui, obat untuk sel hati selama ini berasal dari senyawa alami seperti dari obat curcuma yang berasal dari tanaman temulawak. Selebihnya, obat untuk penyakit hati merupakan obat-obatan sintetik seperti albumin dan sebagainya.

Dia menerangkan, dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan mahasiswa lebih kurang selama 1 bulan terhadap hewan percobaan tikus, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak kulit bawang merah terhadap kadar fungsi hati tikus putih, yang diberikan paracetamol. Dengan kata lain, sudah selayaknya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek ekstrak kulit bawang merah terhadap kesehatan organ hati khususnya, dan umumnya di bidang kesehatan atau bidang lainnya.

“Hasil temuan mahasiswa tersebut nantinya akan dipresentasikan, dengan harapan Kemenristekdikti kembali memberikan kepercayaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan penelitian ekstra kulit bawang merah bagi kesehatan hati,” ucapnya.

Hendra juga mengatakan, saat ini ada peningkatan gangguan kesehatan hati dikarenakan pola hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti meminum alkohol, penggunaan obat anti nyeri yang tidak sesuai indikasi dan berlebihan serta lainnya. Selain itu, tingginya aktifitas serta kurangnya melakukan kegiatan olahraga juga menjadi salah satu pemicu munculnya persoalan kesehatan organ hati.

“Hasil temuan ini jelas akan sangat bermanfaat untuk masyarakat sebagai solusi alternatif masalah kesehatan hati. Apalagi, dewasa ini persoalan penyakit organ hati semakin meningkat seperti perlemakan hati, hepatitis, sirosis hati, bahkan keganasan hati,” katanya.

Kulit bawang merah.

Seorang mahasiswa, Anwarul Mizan menuturkan, ide tentang pemanfaatan ekstrak kulit bawang merah berangkat dari keprihatinan tentang mahalnya harga obat-obatan dan kurangnya pemanfaatan sumber daya alam berupa tumbuhan yang memiliki kandungan zat untuk pengobatan penyakit. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang baik serta memiliki kekayaan hayati yang luar biasa.

Dia menyebutkan, salah satu hasil pertanian yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan, ternyata juga mengandung zat yang berperan untuk meningkatkan kesehatan atau pengobatan yaitu bawang merah. Namun dalam pemanfaatan sehari-hari, bagian dari bawang merah yang digunakan hanya daging buah saja untuk memasak. Sedangkan kulit, daun dan akarnya belum ditemukan pemanfaatan yang sebanding dengan besarnya hasil panen bawang merah.

“Sejauh yang kami ketahui, pemanfaatan kulit bawang merah digunakan sebagai pewarna tekstil. Padahal, kulit bawang merah yang tampak tidak berharga itu, dari berbagai penelitian ternyata memiliki kandungan antioksidan yang tinggi,” sebutnya.

Dijelaskannya, antioksidan sendiri berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas atau senyawa berbahaya yang banyak dihasilkan tubuh. Secara tidak langsung, antioksidan menghambat kerusakan sel, salah satunya sel organ hati.

“Melalui Pekan Kreativitas Mahasiswa 2016 yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, kami ingin melakukan pengembangan terkait pemanfaatan kulit bawang merah di bidang kesehatan khususnya untuk kesehatan organ hati,” tuturnya.

Ia menambahkan, tim mahasiswa FK UMSU optimis bisa menghasilkan solusi alternatif untuk penyakit organ hati. Karena itu, akan berupaya melakukan penelitian lanjutan sehingga hasil temuan tersebut bisa lebih dikembangkan.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenristekdikti atas kesempatan melakukan penelitian PKM serta pendanaan terhadap penelitian kami. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi orang banyak,” imbuhnya. (ris/ril)

Exit mobile version